Tuesday, June 26, 2012

Dee, Life Message from Tampines

Berbeda dari jalan-jalan di Singapore yang sudah-sudah, perjalanan kali ini yang memang tidak membawa misi jalan-jalan, ataupun menikmati objek wisata di Singapore, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit dan bertemu saudara. Bolak-balik Mount Elizabeth, untuk proses check-up yang untungnya tidak begitu ngejelimet tetapi dengan biaya yah cukup mahal tentunya. Tapi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik setelah check-up di Johor Bahru tidak menampakkan hasil yang memuaskan, mau tidak mau, Singapore menjadi tujuan selanjutnya.

Tapi topik kali ini bukan soal hospital tourism, tetapi menyoroti daerah Singapore yang mungkin jarang dikunjungi oleh para turis, Tampines area. Perjalanan ke Tampines sebenarnya tidak ada yang terlalu seru untuk diceritakan, area Tampines yang jauh dari pusat kota, dan dekat dengan bandara melihatnya di map MRT pasti sudah mengurungkan niat kesana. Tapi buat sebagian orang, yang menarik perhatian mungkin hanya IKEA saja yah.. And this time, I am not going there for IKEA, tetapi untuk bertamu ke rumah paman di Tampines Ave 7 BLK 391.

Paman memang sudah lama tinggal di Singapore, sejak zaman pendudukan Jepang di Indonesia, ada 3 orang paman yang diselundupkan ke Singapore. Dengan cerita mama, daripada mereka diwajibkan romusha, kakek lebih memilih untuk mengirim mereka ke Singapore dengan kapal kargo. Jadilah mereka luntang-lantung di Singapore, enggak tahu juga gimana caranya bisa bertahan hidup disana, tidak mau banyak tanya, sedih kalo mendengar cerita zaman pendudukan Jepang, dan tentu saja mama pada saat itu juga belum lahir, jadi tidak tahu apa-apa juga.

Paman kedua sudah lama tidak bekerja, sudah lama sakit-sakitan dan istrinya lah yang menjadi tulang punggung keluarga sebagai wanita karir. Ketika anak semata wayangnya perlu ikut wajib militer, bibi memutuskan untuk resign dan menjadi agent property dan buka butik kecil-kecilan agar bisa menjaga anaknya yang wajib militer, bila dia menjadi wanita kantoran, pasti sulit untuk bertemu anaknya. Now, untungnya anaknya sudah bekerja dan menghasilkan uang juga untuk orang tuanya. Tetapi paman yang 5 tahun lalu bermasalah dengan hati-nya, tahun lalu divonis kanker tulang ekor.

Kemungkinan sembuh sangat kecil sekali, kemoterapi rutin dilakukan, sebulan sekali, kondisi sempat drop tetapi sekarang sudah terlihat lebih segar. Sudah lama dia duduk dikursi rodanya, telah lama juga bibi tidak bekerja lagi untuk mengurusi paman di rumah. Satu hal yang aku pelajari disini, keluarga ini tetap tegar, mereka berani untuk melawan penyakit. Walaupun paman sudah tidak muda lagi, aku tidak ingat umur pastinya, tetapi sudah menginjak angka 60-an. Bibi bercerita seperti paman hanya terkena penyakit yang sepele, tidak ada kesedihan dalam suaranya, paman juga ngobrol seperti biasa, tidak ada keluhan walaupun beliau hanya bisa duduk di kursi rodanya. Dia mencoba untuk melakukan semua hal sendiri, makan sendiri dan maju mundur dengan kursi rodanya.

Makanan, isitrahat yang cukup, itu pesan untuk saya. Saluran televisi tentang konsultasi kesehatan selalu menjadi pilihan pertama, knowledge tentang penyakit itu sangat perlu untuk edukasi kita. Singaporean bisa banyak berbicara tentang penyakit walaupun tidak memiliki background kedokteran atau nursing. Sebenarnya aku juga dari dulu mendambakan acara televisi mengenai edukasi kesehatan, tetapi bukan promo konsultasi terapis. Basic knowledge sangat kita perlukan, agar tidak terjadi malpraktik oleh dokter lagi, tidak sembarangan mengkonsumsi obat dan menghindari obat-obatan yang keras.

Alhamdulillah yah, aku juga termasuk orang yang tidak mau minum obat, bukan karena suka makan obat, tetapi takut terhadap efek samping berkepanjangan akibat obat yang dikonsumsi. Tetapi bukan berarti anti obat, apabila keadaan mengharuskan untuk minum obat dokter, mau ga mau juga harus minum, tetapi sebisa mungkin menghindari antibiotik. Mencoba bersahabat dengan alam dengan minum-minuman herbal, self healing dan mencoba untuk melepaskan energi negatif dari tubuh tanpa campur tangan bahan kimia.

Pertemuan keluarga ini diakhiri dengan dinner bareng di Kopitiam Tampines. Yah tentu saja menu yang dipilih adalah makanan sehat, yang tidak berminyak dan terlalu berlemak. Sebenarnya saya sudah terbiasa untuk menjaga pola makan yang sehat, mengurangi MSG yang telah dilarang oleh pemerintah Singapore. Aku sudah tidak bisa untuk mengkonsumsi MSG yang berlebihan, akibat langsung yang ditimbulkan tentu saja rasa haus yang berlebihan, tenggorokan yang kering dan sariawan.

Dear reader, please keep away from junk food, instant food, or oily food. Sesekali boleh, tetapi yang benar-benar sesekali (sebulan sekali, coba jujur ama diri sendiri), bukan sehari sekali! Tanamkan di alam bawah sadar Anda, kalo junk food itu tidak baik untuk kesehatan, otomatis rasanya juga tidak bakal enak lagi. Tidak akan mudah tergoda, bisa mengalihkan keinginan ke makanan yang lain. Keep healty lifestyle, stay fresh and friendly with our nature. Get quality of life.

Thursday, June 21, 2012

Dee, Abraham Lincoln : Vampire Hunter

Abraham Lincoln : Vampire Hunter

Abraham Lincoln : Vampire Hunter (2012) Trailer


21 June 201, Thursday, time for watching movie. I checked the cinema schedule, Abraham Lincoln : Vampire Hunter (ALVH) on cinema since 20 June 2012 in Jakarta. So, I checked IMDB to read the review, I was bit surprise, ALVH still coming soon at there, will be release at 22 June 2012. So, Indonesia and Malaysia are the first one on release ALVH. Woow... 

The film re-imagines the life of Abraham Lincoln (Benjamin Walker), the 16th President of the United States, as a president by day, and the vampire hunter at night. The young Abraham witnesses the death of his mother, who is killed by a supernatural creature. This leads him on a path to an ongoing war against vampires, as these creatures plan to take over his beloved country.

I don't want talking about the storyline, yeah I think non sense talking about Abraham Lincoln as the vampire hunter, I believe in vampire or any creature like alien, zombie, nothing is impossible in this world (except we still can't breath without oxygen), but I don't want to talk or debate about it now, just say "maybe" the story is true. Let's make the Holywoodization closes to use, just believe it (lol).

ALVH was good for me, good enough than I expected, slasher, thriller, so I feel excited while watching this movie. How Abraham keep a grudge to his mother killer, and trained well for vengeance, but the truth is more complicated than he though, everything doing good until something happened. How Abraham study about law while working as a shopkeeper, Abraham speech for the worker, how Abraham maintain his friendship, his family and do for his nation.

I enjoyed every minutes of this movie, enjoying what Timur Bekmanbetov serves us about 105 minutes along the movie. Story telling is good, not too fast or slow. The story of Abraham is well represented (except the vampire, we never hear it before). Not boring at all for me. I don't know how to tell more without any spoiler for this movie, at least this movie showing us how Abraham struggles to make all of Negroid workers free.

I also enjoying every scenes, how the director give us description of the early 19th century, it was representing well. The costume, make-up, and cast are well enough. For slasher/thiller lover, you must watch this movie. Very entertaining, lots of surprise and blood. I give 7.5/10 for this movie. Don't bring your kids for watching this movie, please...

We must always have back up plan

Monday, June 18, 2012

Dee, Makan di Saung

Makan-makan kali ini, kita beranjak ke Batam. Kunjungan kali ini, saya dan teman-teman mengunjungi restoran seafood pinggir sungai yang bernama Indah Jaya. Setelah kunjungan ke Pulau Galang yang sudah menjelang sore di jembatan lima, kami memutuskan untuk mengisi amunisi di dekat jembatan empat dengan makan seafood langganan di Indah Jaya. Jangan bayangkan restoran besar dengan fasilitas yang wah, restoran ini jauh dari suasana wah, malah sangat kampung sekali, semua masih terbuat dari kayu dan papan.

Restaurant Seafood Indah Jaya

Rumah Makan Indah Jaya

Saya serasa dibawa pulang ke kampung lagi, menikmati saung di tepi sungai dengan ditemani suara kicauan burung. Makan sambil menikmati sunset di tepi sungai dengan atap pohon rumbia, dan melihat perahu kecil membelah sungai. Aaaah priceless moment yang tidak bisa kita temukan di hiruk pikuk perkotaan. Tetapi tidak bisa lama-lama menikmati suasana ini, perut sudah sangat lapar, saatnya makan seafood!

Jalan menuju Saung

Jalan Menuju Saung

Serasa pulang kampung


Saung Indah Jaya
Kualitas seafood disini dijamin masih segar, rajungan diambil dalam keadaan masih hidup, langsung dari kolam yang dibuat di sungai. Rajungan disini cukup besar, kami yang ber-4 memesan 6 ekor rajungan. Untuk minum, tentu saja memilih kelapa muda, kelapa muda kan memang paling pas untuk menikmati sunset! Hahaha...

Rajungan Fresh from the water

The restraurant owner took the rajungan from the pond

Meja makan

Kelapa Muda

Tidak pakai babibubiba, kami minta pesanan kami segera dihidangkan. Kami memesan 6 ekor Steamed Rajungan, seporsi Steamend Prawn, 2 ekor Ikan Asam Pedas, seporsi Gongong Rebus, 2 porsi Cumi goreng tepung dan seporsi Kangkung Cah Terasi. Porsi-nya by request, kita pesan semua dalam porsi gede, jadi Ikan aja dikasih 2 ekor! Jujur saja, saya sudah cukup lama tidak menikmati seafood segar, IMO seafood di Jakarta sudah tidak segar lagi, walaupun katanya fresh dalam kolam atau akuarium, tapi ingat binatang juga memiliki tingkat stress, di kolam atau akuarium itu tingkat stress ikan yang sangat tinggi, jadi yah dagingnya sudah berbeda bila dibandingkan dengan habitat yang lebih menyerupai aslinya. Dan sorry to say, seafood yang telah di-eskan di Jakarta tidak bisa dibilang fresh, entah karena teknik peng-esan yang kurang atau karena memang kualitas air laut dan air es Jakarta yang tidak mumpuni lagi untuk menyajikan makanan yang baik.

Dan setelah menu pertama dan kedua dihidangkan (udang dan ikan) maaf sudah tidak ada waktu lagi buat foto-foto, sudah terlalu lapar dan finger licking good! Saya jauhkan segala peralatan dari tangan yang pasti kotor kalo makan! Tentu saja makan dengan orang daerah tidak boleh malu-malu berebutan makanan, kalo malu yah Anda tidak akan menikmati makanan yang banyak! So, jangan tahu malu kalo makan seafood! Makan sebanyak-banyaknya.

Steamed Prawn

Ikan Putih Asam Pedas

Saatnya makan!
Kami ber-4 menghabiskan makanan sambil menikmati sunset, maaf, tidak sempat buat foto-foto, tangan terlalu kotor dan adat kebiasaan orang daerah kalo sudah makan tidak sopan untuk berdiri/pindah tempat sebelum makan selesai. Yah begitulah cara kami menghormati makanan dan menghargai orang yang menyajikan makanan. Tentu saja, bila makan ikan, kepala pasti yang ditelantarkan, woooohooo heaven for me! 2 kepala ikan nganggur, saatnya dihabiskan! Makan sampai tetes terakhir! Hahaha..

Untung semua menu yang kami pesan, total bill yang harus kami nayar adalah IDR 420,000. Mahal? Relatif lah, untuk suasana priceless, finger licking good food dan nostalgic moment! Menu yang tidak bisa didapat di Jakarta, dan makan sampai puas harga tersebut sangatlah wajar. The taste is not bad at all, overall saya berikan nilai 7.5/10. Sebenarnya di Batam banyak restoran saung seperti ini, ada yang lebih murah atau lebh mahal, jadi tinggal pilih saja. You got what you paid!


Saturday, June 16, 2012

Dee, Ramen Nation, Jurong Point

I was at Jurong Point Mall Singapore, I don't know what to eat here. I don't like the mall, too crowded and long queue in every restaurant! At least 10 peoples, queueing in front of in every restaurant at the mall, even the chinese food restaurant maybe go more than 20 peoples! My friend said the food is not cheap, but it nice, I am still thinking, how nice the food make it worthed to queue for about an hour? Ah, I don't want to try, just find a short queue restaurant for me. I wanted japanese food, craving for ramen. Honestly I want Marutama Ramen, but I must go to Clarke Quay, then forget it, just find Ramen Restaurat/Japanese restaurant at Jurong Point and the shortest queue.

My friends asked me to queue at Ichiban Sushi. Do you kidding me??! Even at Jakarta I don't want to eat at Ichiban Sushi, and now you are asking me to queue at Ichiban Sushi for more than 20 peoples still queueing there?! Aiyooooh! I prefer don't eat anything lar.. Hahaha... But all Japanese restaurant is full, everywhere is queueing! I was hungry and I prefer the shortest queue, and I found the Ramen Nation was the shortest queue, 'just' 8 peoples in the queue. Okay, we were IN!

By the way, just for me or us, mostly Singaporean doesn't allow to take picture at the mall or restaurant. Altough I took my camera, I didn't be allowed to take any pictures there. But, I tried to take picture from my Blackberry without any voice and nobody know! I wanna share it for you, and you! Yes, you! My dearest readers. Hahaha...

Ramen Nation


And here we go, I ordered the Kyoto Pork Charsiew Ramen. The ramen served with Kyoto Ramen, 5 slices of pork charsiew, bean sprouts, half boiled egg, seaweed, and chives. I added sesame oil, pepper, soyu sauce and bit fish oil there.. And taraaa... I like the ramen soup! The pork soup is nice, the balance of seasoning and ingridients are good, not like Hakata Ikkousha which full with lard, euuuw.. I swear it was the first and last one I taste Hakata Ikkousha! The ramen at Ramen Nation, hmmm.. not too nice, just like Indonesian bakmi, so nothing special. The pork charsiew is good, but Marutama Ramen still the best one! But the most interesting ingridient there is bean sprouts! Yeah, the best bean sprouts ever in the soup. I don't know how to describe it, but the bean sprouts was really chewy on the mouth, and the texture was so good. It must be boiled perfectly by the chef. I will try to get the same texture and taste someday!

Kyoto Pork Charsiew Ramen

For the side dish, I ordered Chicken Karage, fried boneless chicken breast, and just so so. I am too full by the ramen. The side dished cost me SGD 5.50, yeah bit too expensive for side dish. (6/10)

Chicken Karage (Boneless Breast)

The ramen is not cheap, SGD 17.90 per portion for 5 slices or pork charsiew. I think a bit overprice if comparing with Indonesian price, but for Singapore price, it was worthy for every cent you paid. It was finger licking good if you ordered the bean sprouts soup! Hahaha.. But, I was eat ramen, not bean sprout soup, so SGD 17.90 was overprice! (6.5/10) If you compare with Sanpachi, yeah for me Ramen Nation is better than Sanpachi or Hakata Ikkousha, Ajisen or Gokana ramen not on my list at all.

By the way, I want to try Santouka Ramen at Plaza Indonesia, it opened at 16 May 2012 at Plaza Indonesia Mall. Sentouka Ramen is Hokkaido style ramen. They just served 20 portion pork cheek's everyday, due to very limited supply at Indonesia. So, just wait my review for Santouka Ramen, I wish I can try soon their pork cheek. Be patient!

Tuesday, June 12, 2012

Dee, #Float2Nature, Dieng

Weekend terakhir timeline di Twitter penuh dengan berita tentang trip yang dilaksanakan oleh kolaborasi 2 EO @lembahpelangi dan @picnicholic, dengan membawa float (entah band apa Dee tidak kenal dan baru pernah mendengar) bersama peserta-peserta lainnya dengan 4 bis ke Dieng dengan misi bersahabat dengan alam. Musik, camping, alam, dan persahabatan. Ide yang sangat menarik dan memang cukup layak untuk diikuti.

Untungnya sih ngak tahu ada event beginian, yang Dee tahu hanya Dieng culture Festival yang tidak lama lagi, dimana anak-anak gimbal Dieng akan mengalami acara ruwatan (potong rambut anak Gimbal). Anak gimbal Dieng sendiri merupakan suatu fenomena yang sangat unik, tidak semua anak di Dieng gimbal, dipercaya anak Gimbal di Dieng merupakan titisan dari (entah itu siapa, udah lupa), dan sebelum mengalami kegimbalan, anak tersebut akan mengalami panas tinggi selama beberapa hari, dan berusaha disembuhin oleh orang pintar setempat dan rambutnya akan gimbal sampai diadakan ruwatan ini.

Pemotongan rambut anak gimbal ini juga tidak boleh dilakukan sembarangan, dan harus dilakukan ketika si anak telah siap rambutnya untuk dipotong. Biasanya sebelum memotong rambut, anak ini akan meminta satu permintaan yang harus dituruti oleh orang tuanya sebelum rambut tersebut dipotong. Permintaan itu tidak aneh-aneh, hanya berupa makanan atau keperluan sehari-hari (kagum dengan kesederhanaanya), contoh 10 butir telur, ayam  bakar seekor, tas baru, baju baru dan hal-hal yang tidak begitu berat. Tentu saja kalo anak perkotaan yang dapat?? Pasti banyak yang bakalan minta mobil! Hahaha..

Oke, back to topic tentang #Float2Nature, berangkatlah 4 bus, dengan tim advance yang berangkat duluan. Menurut kabar, ada bus yang tidak memiliki PIC dari pihak panitia, nomor telepon panitia tidak bisa dihubungi, supir tidak berpengalaman, bus yang tidak layak jalan dan itinerary yang berantakan. Tentu saja kesalahan tidak dari pihak panitia saja, terdapat hal yang tidak bisa ditolak, ada kecelakaan di jalan sehingga menghambat jalan selama 5 jam. Tetooot...

Panitia sendiri mengestimasi waktu tempuh Jakarta-Dieng, Dieng-Jakarta = 9-10 jam?! What? Panitia udah survey belum yah? Survey-nya pake mobil atau bus berpenumpang penuh juga? Hari weekend atau weekdays? Dan 9-10 jam itu nyampe dimana? Dahulu sebelum saya pernah menginjakkan kaki ke Dieng, saya juga diberitahu oleh teman ataupun EO bahwa jarang tempuh Jakarta-Dieng 9-10 jam! Itu pembohongan publik! Memang sih pengalaman saya ke Dieng dibarengi dengan macet luar biasa saat mudik lebaran, menurut keterangan bu Siti, pemilik homestay saya menginap di Dieng, waktu tercepat mencapai WONOSOBO itu adalah 12-14 jam dengan estimasi 2 jam itu macet normal. Nah itu baru tiba Wonosobo, belum Dieng, Dieng-Wonosobo, estimasi 45-60 menit dengan mobil, bukan dengan bus, bus besar sangat tidak diharapkan naik ke Dieng, jalanan licin, jalan sempit dan RAWAN LONGSOR! Bukan hanya membahayakan orang yang dibawa, tapi bila benar kelebihan muatan dan terjadi longsor, kalian juga mengganggu masyarakat Dieng. Please respect dengan penduduk setempat juga, hindari apapun yang beresiko merugikan penduduk setempat. Ini soal planning yang sudah salah dari awal, dan para peserta juga please lebih konsen dan cari informasi.

Dan kabarnya, setiap peserta membayar Rp. 850,000.- / pax, dan tidak ada pengembalian atau pergantian uang akibat waktu yang molor dan kegiatan yang tidak dilakukan?! Wait, EO-nya beneran nyari untung. Kabarnya selama perjalanan, banyak peserta yang makan dengan bayar sendiri, padahal sudah tertulis seharusnya makanan disediakan. Oke, bus tidak sampai tujuan karena waktu yang molor, BUKAN BERARTI panitia tidak bertanggung jawab soal makanan! Seharusnya mereka memiliki plan B, demi kenyamanan peserta, maaf kalo soal tidak ada makanan (makan siang), ini sudah tidak bisa ditolerir dan makan sore-nya pun peserta bayar sendiri! Dee yang tidak ikut perjalanan saja marah, apalagi kalo jadi peserta?! Ehtapi mau marah ke siapa? Hape ga bisa dihubungi, PIC ga ada di bus, supirnya tetap saja merupakan penderita juga disewa sama EO beginian? Ah, posisi peserta serba salah dan dirugikan sekali! Kalo menurut Dee, ini bisa dihindari dengan panitia memesan nasi kotak (bungkus), dan meminta maaf kepada peserta untuk makan di bus, setidaknya kondisi bisa lebih kondusif dan waktu tidak molor karena tidak istirahat. Kabarnya supir juga kelaparan, yoloh kasihan banget ini supir.

Dan ada cerita juga bus tidak kuat nanjak, para peserta turun bus dan sebagian naik pickup sampai di meeting point. Seharusnya jadwal tiba di Dieng Pukul 06:00, hingga pukul 18:00 peserta belum sampai dan panitia juga tidak bertanggung jawab. WTF!! Setelah diusut ternyata rem nya longgar?! Pfffttttt....!! Woooi kalian bawa orang yang bayar MAHAL dari seharusnya dan kalian masih menggunakan bus abal-abal yang bisa membahayakan orang banyak! Responsibility kalian dimana???!

Hal lain yang menjadi sorotan adalah CUACA. Please pertimbangkan cuaca yang sedang hujan-hujannya, kalian disana CAMPING! Dieng itu dingin, malam hari bisa mencapai 0 derajat celcius dan kalian berani camping, memang kalian sudah menghimbau peserta untuk membawa peralatan sendiri yang tebal dan menghangatkan, tetapi setiap melakukan trip apapun pasti ada yang bandel, apa panitianya sudah mempertimbangkan hal terburuk, misal peserta tidak bawa apa-apa, apa mereka akan menyalahkan peserta juga? Selama ini ikut EO trip, kebanyakan EO sih lepas tangan, resiko ditanggung sendiri. Di kondisi ini serba salah, karena panitia bisa menyalahkan ALAM. FYI, pertama kali di Dieng, dinginnya luar bisa, di homestay saja, malam hari, kita tidur dengan dua lapis jaket dan dua lapis selimut dengan kondisi masih dingin, apalagi kalo di tenda.

Terus mandi mereka gimana yah? Pakai air dingin di Dieng??? Ermmm.... Mandi dengan water heater saja masih dingin pas keluar kamar mandi, dan malas untuk mandi di Dieng, apalagi di alam terbuka?? Aaaaahhhh.. berani yah pada mandi, emang sih Dee tidak bisa, orang lain mungkin bisa, tapi ingat kembali kalian BAYAR mahal, masa tidak dapat fasilitas apa-apa?? Sebagai perbandingan, trip kami ke Dieng hanya 4 orang, di hari Lebaran, peak season saat semuanya serba dinaikkkan harganya di Dieng, dan hanya mengeluarkan uang < 1juta per orang, dengan catatan pergi dengan bus, pulang dengan pesawat, tinggal di homestay, keliling-keliling di Dieng pake mobil! (Cerita lengkapnya ada disini Dieng ) So?? apa yang kalian bayar? Makan yang seharusnya di dapat aja.. pffftttt....

Kemudian soal tanam pohon di Dieng. Seriously? Nanam pohon di Dieng?? Memang Dieng rawan longsor, semuanya sudah menjadi lahan perkebunan. Nah pertanyaannya, lahan siapa yang ditanami pohon kalian? Ada penduduk yang mau 'nyumbang' lahan, atau tanam pohon itu hanya formalisasi? (Maaf soal tanam pohon ini belum mendapatkan info yang lengkap). Dan pohon apa yang di tanam di Dieng?? Ide menanam pohon di Dieng ini sebenarnya, seperti formalitas saja, IMHO useless banget.

Dan untuk segala macam kekurangan, orang yang pertama kali ke Dieng, mungkin memaklumi setelah melihat alam Dieng yang indah! Yah, indah tak terlukiskan, tapi..! Kalian tidak bisa membiarkan EO/panitianya hanya meminta maaf! Mereka harus dimintai ganti rugi, telah membahayakan orang dan membuat orang kelaparan, bagaimana bila ada yang mengalami masalah percernaan parah? Kabarnya juga tidak ada air minum ataupun kudapan kecil di bus! Pffftttt..........

Mungkin EO-nya perlu belajar dari mahasiswa di kampus yang terbiasa melakukan trip dengan bus selama beberapa hari ke luar kota. Memang sih belum pernah pengalaman sampai empat bus, tapi tiga bus saya sudah pernah mengalaminya. Tiga bus dengan orang-orang yang mengerjakan masih dibawah umur 21 tahun, 10 hari di jalan dan mengunjungi berbagai desa untuk melakukan bakti sosial, semuanya berjalan lancar dan keselamatan diutamakan. Tidak ada yang namanya nyasar, supir tidak tahu jalan. Memang membayar bus yang lebih mahal, tapi keselamatan orang tidak bisa ditawar bung, coba lihat track record armada bus yang bersangkutan, lebih baik Anda bayar lebih mahal tetapi lebih nyaman, ini menyangkut nyawa orang banyak, kalo diri sendiri yah tidak masalah. Memang tidak ada hal yang tidak diinginkan yang terjadi, tapi EO-nya harus diberi pelajaran, Anda juga tidak ingin kan setelah ada (korban) baru mencak-mencak, lebih baik dari sekarang untuk menghindari hal buruk yang mungkin (akan) terjadi nantinya oleh EO abal-abalan ini.

Akhir kata, please respect penduduk setempat, alam, cari info lebih banyak dan hindari JANJI PALSU!
Dear readers, kalo mau ikut kegiatan @lembahpelangi atau @Picnicholic, harap berhati-hati! Kalo menurut saya lebih baik blacklistCiaaao....






UPDATE:


Kabarnya hari ini (14 June 2012 Pukul 00:00AM) Acara #Float2Nature masuk TV, pantesan bayar Rp. 850,000.- 

Info terakhir ternyata FLOAT itu musisi Indie, jadi yah pasti bayar lagi yah ke mereka untuk project ini, besarannya berapa yah tidak tahu juga. 

Sunday, June 10, 2012

Dee, Become Pinoy with Mickey Bustos

Few days ago, I watched some videos at youtube from Mickey Bustos.. This guy is very funny especially with his Pinoy accent. I googled about Mickey Bustos, he was Canada Idol contestants season 1, so he is a singer. And everyone at Philiphines can sing! Really?? Errmm.... I think so.. 

Now Mickey Bustos is a comedian too! Yah.. Very funny.... From youtube become a star at Philiphines. From his video, I am trying to learn some Tagalog or Pinoy accent, how they spell d,t, p,v, f, u, o with very Pinoy.

Just check Mikey Bustos video's! Mabuhay! Salamaaat! Cuuusss! It is very entertaining naks!


Filipino accent tutorial

Filipino One Day old turorial

Pinoy dining tutorial


Pinoy Traveler tutorial


How to drink coffee in Pinoy way


How to look flawless in pinoy way

Wednesday, June 6, 2012

Dee, Jejamuran Restaurant

Kunjungan ke Jejamuran sebenarnya udah lama, tapi belum sempat aja membahasnya. Tapi kalo belum nulis tentang restaurant yang lagi IN di Yogyakarta ini kayaknya ada sesuatu yang kurang. Jejamuran restoran tampil dengan desain yang sangat tradisional, dengan interior kayu dan kain-kain yang dihias seperti kelambu. Sebenarnya agak membingungkan, apa sih maunya sang desain interior, mau kesan etnik dan jadul banget atau etnic luxurious, kalo mau sekalian etnik jadul yan mendingan pake kain batik toh? Lebih dapat feel-nya, kalau mau etnic luxurious, yah semua furniture-nya kudu diganti, terserah sih pilih yang mana, tapi dari segi design sih agak 'rancu' mau dibawa kemana restoran ini.

Keambiguitas restoran ini tidak sampai disitu, bayangkan aja lagi di tanah jawa, di restoran yang design begini, kami yang menjadi customer di restoran ini disuguhi lagu Batak, iya ngak salah, lagu Batak bukan Jawa, aneh ngak sih? Semakin bingung mau dibawa kemana restoran ini, branding-nya gimana yah? 





Tapi ya sudahlah, perut benar-benar lapar banget dari Borobudur, mau pesan yaoloooh tipikal orang Jawa, lama teunan, kita yang lapar yah udah tidak sabar mau pesan malah 'dikacangin'. Udah tidak sabar, minta mbak-nya untuk memberikan menu ke kita, dan dengan cepat pesan sembarang menu yang penting cepat dan segera disajikan. Laparnya udah tidak tertahan lagi sih.





Yang paling menarik perhatian adalah mereka menyediakan Carica! Aaaah, wajib pesan, udah ngidam berat Carica Dieng, tetapi kenapa harus ditambahin batang serai?! (6/10) Yang belum pernah nyoba Carica wajib coba, ini buah terenak dan paling segar! Cuma ada di Dieng lho! Dan saya memesan wedang jahe karena lagi agak gerimis, tetapi wedang jahenya pahit minta ampun, tidak enak ditambah dengan bau serai yang begitu tajam, minuman ini tidak drinkable banget yah akhirnya kita tumpahin saja, jangan pesan! :S Saya juga sedikit heran, kenapa mereka menambahkan serai di setiap minuman, IMO rasa asli minuman Carica jadi terganggu dengan bau tengik dari serai.

Carica Squash

Wedang Jahe

Oke, selanjutnya kita bahas tentang makanan, karena tidak terlalu memperhatikan apa saja dan sudah banyak menu yang sudah not available, kita pesan saja apa yang ada. Dan the lucky menu yang dipesan adalah Dadar Shitake, Lumpia Jamur, Crispy Tiram, Jamur Pedas,  Rendang Jamur, dan Jamur Lombok Ijo. Sate Jamur, Asam Manis sudah sold out. Ya udahlah, kayaknya sudah lumayan banyak pesanan kami, padahal yang makan cuma 3 orang saja.

Dadar Shitake

Lumpia Jamur

Crispy Tiram

Jamur Pedas

Jamur Lombok Ijo

Rendang Jamur

Lunch Time at Jejamuran

Dan setelah icip-icip semua menu dengan perut yang lapar, tetapi lidah masih bisa mencicipi dengan baik. My favorite is Jamur Lombok Ijo, kenapa? It was very nostalgic, like my mom dish! Bit Spicy and crunchy mushrooms. (7.5/10). Dadar Shitake tidak terlalu spesial, yah anggap aja lagi bikin telor dadar, tambahin aja potongan jamur shitake (5/10). Lumpia jamur-nya cukup baik, dan hal yang penting adalah lumpia ini lumpia basah, tidak digoreng, jadi sangat sehat (6.5/10). Untuk Crispy Tiram, saya rasa tidak ada bahan MSG di tepungnya, ini sebuah nilai plus, jadi cukup layak dinikmati (6.5/10). Sedangkan jamur pedas-nya seperti yah daging-dagingan vegetarian di masak pedas aja sih, nothing special (6/10). Untuk rendang jamur, yah seperti rendang vegetarian, jadi oke lah dan wajib dipesan juga (6.5/10).

Untuk harga, relatif, murah tidak juga bila kita bandingkan dengan bahan yang mereka pakai. Untuk semua makanan + minuman yang kami pesan, total IDR 160,000 untuk bertiga, tidak murah juga kan untuk menu hanya jamur saja. Overall, restoran Jejamuran saya berikan rate (6.5/10). Apalagi dengan berbagai recommended dari berbagai pihak, IMO sebagian orang terlalu overratedIt just okay for me, how your opinion?


Tuesday, June 5, 2012

Little Monster Flashmob for Indonesia

June, Indonesia berduka.. Little monster merana, hanya bisa meratap dari foto-foto dan video youtube konser Mother Monster di Asia sepanjang Mei. Mother monster seharusnya dijadwalkan untuk mengunjungi Indonesia tanggal 3 Juni 2012, tetapi dengan alasan keamanan yang tidak bisa dijamin, Lady Gaga membatalkan konsernya di Indonesia. Kecewa? Tentu saja para little monster kecewa dan berduka. Sudah 4 tahun perjuangan para Little Monster meyakinkan Lady Gaga untuk datang ke Indonesia, tetapi secercah harapan itu dibinasakan oleh segala pihak yang terkait, baik itu front-frontan, MUI, polisi, media, dan tentu saja promotor juga ikut terlibat.

Sebagai pembeli tiket konser yang batal, walaupun bukan sebagai little monster yang fanatik, saya cukup kecewa, tapi sudahlah, telah dibatalin, mau marah juga tidak akan berguna sama sekali. Yang penting tiket harus di-refund dan harusnya ada biaya ganti rugi oleh pihak promotor! Bayangin aja yang antri dari malam hari untuk dapatin tiket keesokan harinya! 

Tapi apa yang dilakukan little monster akibat pembatalan konser ini? Ikutan demo beramai-ramai? Ikutan bikin aksi anarkis seperti front-front entah apa itu? Jawabannya tentu tidak, little monster yang ditakutkan akan terserang ajaran satanic dari Lady Gaga malah memberikan suguhan Flashmob di eX Mall, aksi damai tanpa anarkis dan menonjolkan kreativitas.


Postingan video flashmob ini tentu saja mendapatkan sambutan hangat dari para little monster di seluruh dunia. Tentunya tidak luput dari perhatian mother monster, Lady Gaga.


Setelah semua keruwetan dan masalah yang ditimbulkan serta kehebohan yang terjadi oleh media, semangat Little Monster menjadi asa mencapai Indonesia yang lebih baik. Semoga nantinya kita bisa menyelenggarakan segala konser tanpa embel-embel pelarangan oleh agama ataupun salah satu strategi bisnis dari pihak promotor lawan.

Dear Indonesian, please... We can live in diversity and freedom to speech.

Sunday, June 3, 2012

Madonna - MDNA Tour - Respect Yourself / Born This Way, Tel Aviv 31 May 2012

Dear readers, para Madonna fans, Madonnana, Madonalicious, AbsolutelyMadonna, apapun itu sebutannya, silahkan cek video berikut!!! Video konser Madonna di Tel Aviv, Israel.



Apa yang spesial? Yeah! Streaming video ini menit 1:15 ~ 2:23, sebagai salah satu Little Monster, terharu banget lihat Madonna melantukan Born This Way Lady Gaga dan di-improve dengan versi Madonna!! Respect yourself, She's not me! Rock!

MDNA Tour 2012, Madonna tidak akan mampir di Asia ataupun Australia, dilansir dari web resmi Madonna Jadwal Tour Madonna sudah full hingga akhir tahun 2012, hanya di Eropa, North America dan diakhiri dengan South America. Kabarnya Madonna akan mengunjungi Australia di awal tahun 2013, so mari kita satukan hati agar keberuntungan juga berpihak ke kita, warga Asia, semoga sang diva juga akan mengunjungi Asia, setidaknya ke negara tetangga kita, Singapore, Bangkok atau Manila. Dee udah hopeless dengan Jakarta! Kalo ada Asia Tour, yang kemungkinan besar dikunjungi pastinya Tokyo, Seoul, Hongkong atau Taipei. So, masih bisa nabung hingga tahun depan!!

By the way, Madonna juga menggelar konser di Abu Dhabi ( Uni Emirat Arab / Uni Arab Emirates), yang kita tahu sebagai negara Islam. So, Indonesia more Islamic than UAE? Indonesia, we need your answer!

The last, semua harap bersabar, nikmatin aja foto MDNA tour dari foto teman atau youtube aja yah, dan be patient!

L U V Madonnna, Y O U You wanna?!

Dee, I am Indonesian

I am Dee and I am Indonesian.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, saya mengalami krisis identitas kewarganegaraan untuk beberapa kenalan baru misalnya kolega baru di kantor ataupun kenalan baru pada saat travelling. Kenapa saya sebut sebagai krisis kewarganegaraan? Yah, mostly mereka tidak percaya kalo saya orang Indonesia asli, oke saya persempit jadi orang Indonesia keturunan Tionghoa. Bahkan ada yang tidak tahu bahwa di Indonesia terdapat etnis Tionghoa! Aaaah.. Itu saatnya saya mempromosikan Indonesia dengan keberagaman sukunya.

Diskriminasi pertama yang paling saya sering terima adalah ketika di taxi. Supir taxi selalu menganggap saya sebagai warga negara tujuan saya akan terbang, misalnya saya mengatakan akan terbang ke Kuala Lumpur akan ditebak sebagai Malaysian, kalau saya bilang mau ke Singapore selalu dianggap sebagai Singaporean, bila akan terbang ke Bangkok saya juga akan berlagak sebagai orang Thailand. (Ini berlaku bila saya mencegat taxi di jalan, bukan dari booking-an). Dan karena sudah terbiasa, saya menjalani peran sebagai warga negara yang si supir taxi tebak, hitung-hitung menyenangkan hati mereka.

Diskriminasi tidak diakui sebagai warga negara Indonesia selanjutnya terjadi dan sering dilakukan oleh pramugari/pramugara. Pernah saya minta kartu entrance yang perlu kita isi kepada pramugari, dia tidak mau memberikan kepada saya, dia tidak percaya saya Indonesia sampai saya memperlihatkan paspor saya. Sedangkan salah satu pramugara dari Hongkong malah mempertanyakan apa yang saya cari untuk terbang ke Indonesia jauh-jauh dari Hongkong? Wooah, saya disangka Hongkong? Wajah Cantonese saya darimana coba? Fiiiiiuuuh..

Pengalaman disangka warga negara asing tidak sampai disitu, bulan April 2012, saya melakukan perjalanan di Yogyakarta. Yang ini benar-benar random abis! Kesal sekaligus bingung, supir mobil yang saya booking mengira saya orang Thailand karena sedang membicarakan rencana trip ke Bangkok bersama teman saya. Penjaga karcis di Prambanan tidak percaya saya orang Indonesia, dia meminta menunjukkan ID sebagai bukti saya bukan Singaporean?! Random berikutnya saya dituduh Taiwanese oleh penjaga tiket di Borobudur hingga harus menunjukkan ID dan dituduh Malaysian oleh guide di Borobudur. Diskriminasi tidak sampai disitu saja, saya kembali dituduh Japanese oleh resepsionis hotel tempat kami menginap, dan dituduh sebagai Korean oleh guide di Alun-Alun Utara! Tidak cukup sampai disitu, saya kembali dituduh Hongkong oleh tukang becak di Taman Sari! Ah begitu random-nya kah wajah saya??! I am truly Asia!

Penolakan sebagai warga negara Indonesia juga sering terjadi bila ada kunjungan client di kantor. Pernah saya dituduh sebagai Korean gegara sering pakai scarf di kantor, padahal gegara kantor dingin banget! Pernah dituduh sebagai Singaporean karena Singlish yang lancar! (lol). Terutama kolega Singaporean yang selalu confirm kalo saya Singaporean, yeah I said confirmed NOT lar! (still with Singlish).

And ketika di Rumah Sakit Siloam tahun 2008, saya dituduh sebagai Japanese oleh dokter yang merawat saya! Ciiih... Diskriminatif sekali, saya selalu dapat makanan khusus dan perlakuan khusus dari dokternya! Maksih yah pak.. ermm.. Saya udah lupa sih, ngak mau lagi urusan ama dokter, tidak mau kenal-kenal lagi. bweeek :p

Krisis identitas paling sering saya terima bila saya di Singapore atau Malaysia! Saya selalu dituduh penduduk lokal oleh para turis! Alhasil saya selalu ditanyain jalan oleh para turis padahal saya tidak tahu jalan juga. Sorry Madam/Sir, I don't know, I am a tourist like you! :))

Nah cerita terakhir ketika saya ke Singapore Mei 2012, dari beberapa orang yang di sekitar saya, saya selalu 'terpilih' oleh turis yang bingung dan tidak tahu jalan. Pertama bapak dari Pakistan yang buta arah jalan dan tidak tahu cara membeli tiket one-way MRT, saya bantuin deh, dan setelah berbicara basa-basi dia tidak percaya di Indonesia ada keturunan Chinese, dan dia tidak percaya ada Indoenesia-Chinese yang kulitnya kuning kecoklatan seperti saya! Aaaah bapak kurang pergaulan saja, kelamaan di Thailand sih :p

Pengalaman kedua ketika saya sedang di Bugis, jalan sendirian, seorang bule menghampiri saya, menanyakan arah jalan! *bapak saya bukan Singaporean, tapi saya bantu sebisa saya yah! Semoga yang saya kasih tahu kemaren tidak membuat bapak jadi nyasar! Turis Australia tersebut menganggap saya Singaporean juga! Jiaaaaaah... Baiklah, saya tunjukkan kemampuan Singlish saya, biarin dah! Hahaha

Pengalaman ketiga, ketika saya sedang asik melahap 1 dollar ice cream, tiba-tiba seorang perempuan Singaporean menghampiri saya, meminta saya mengisi form survey untuk Singaporean. Woooah! Saya dikira Singaporean oleh Singaporean! Emezing! Sorry miss, I am not Singaporean! I am tourist from Indonesia.

Pengalaman keempat, di MRT menuju ke Orchard, sedang menunggu MRT di Bugis, ada pasangan bule, dari banyaknya Singaporean di sekitar saya, eh malah nanya jalan kepada saya! Aiyooooh! I am not Singaporean lar.. But I think I can help, cause we are on the same way to Orchard! Hehehe.. Pasangan Canada-South Africa yang saya tebak sebagai pasangan baru nemu di jalan itu,  dimana si bule perempuan saya tebak berumur dipenghujung 40-an menuju 50 sedangkan sang negro berumur yah kira-kira 20-an menuju 30 dengan rambut gimbalnya yang *maaf* baunya ajubile! Hahaha... Mereka menanyakan kepada saya bagaimana 'kabur' dari Singapore untuk mendapatkan stay permit at least one month again, setelah pembicaraan panjang saya ajarin untuk ke Johor yang transfer dari Woodlands dengan biaya yang murah meriah! Semoga berhasil yah!

Dan pengalaman kelima di Singapore kemaren ketika naik MRT ke lakeside point, seorang PRC menanyakan saya arah MRT, karena saya terlihat sebagai Singaporean. Yishun, transfer dimana (pake mandarin), saya terdiam sejenak, ermm... Yah yah keluar aja dari City Hall sambil tunjuk-tunjuk, transfer disitu (sambil bolak balik map), semoga cici ngak nyasar yah, saya bukan Singaporean dan cara bertanya yang baik tidak seperti itu, tetapi jawaban saya kemaren bener kok! Kalo nyasar salah sendiri!

Ada yang punya pengalaman lebih parah dari saya? Sejauh ini masih okelah dianggap sebagai warga negara asing masih dari negara-negara Asia, terutama dari tetangga. Singapore, Malaysia adalah yang paling sering, yah mungkin akibat Singlish, Teochew, Malaylish atau Melayu saya yang lancar bila di negara tersebut. Hongkong, Korean, Japanese, Thailand, Taiwanese juga sering didapatkan. Yang saya bingung tidak ada yang pernah menebak saya sebagai orang China! Tetapi emang berbeda sih yah, walaupun saya sipit, mereka lebih sipit lagi sih :)) Sebenarnya yang paling saya inginkan gitu ditebak sebagai bule gitu, kan kerenan dikit dianggap sebagai Caucassian gitu (ngimpi kali mana ada Caucassian kulit berwarna dan pendek kayak elu), dianggap African kayaknya kan juga keren tuh, kalo tidak Indian gitu dengan kulit begini kan sebagai suatu keajaiban! Atau mata itu orang udah katarak atau buta. Hahaha..

Tetapi sebagai seorang Indonesian sejati, aku mau dianggap sebagai orang PAPUA! Itu cita-cita saya, kalo kamu?


Whatever you say about me, I am still Indonesian

Saturday, June 2, 2012

Dee, Half Day Trip To Orchard

25 May 2012, I was at Singapore, today is the first day of Great Singapore Sale 2012, extended 1 more night for windows shopping at GSS. Yeah, my destination was Orchard Road for windows shopping today, also wanna take some pictures at Orchard Road. I leaved my room at 11 AM, just need 30 minutes reach Orchard from Bugis. MRT was not too peak, feel so good to start these day. After reach Orchard, my first destination is ION, very quiet, yes it was friday and still office hour. And today is the first day of Great Singapore Sale, not many Indonesian or Pinoy there.. Feel like heaven to shop!

But, I started my half day trip with taking some pictures of Orchard, so I decided to start my windows shopping from H&M at Orchard Building. So, while walking from ION to Orchard Building, I took some pictures, and FYI Wisma Atria was under renovation, I don't know until when, but at least need one or two months later to open it again. You can see the picture of Orchard Road! Very queit, not like usual, peak and crowded. :)

Dior at Ion Orchard

Ion Orchard



Lucky Plaza

Starhill

Paragon

Ngee Ann City

H&M Orchard Building

Then after reach the Orchard Building, I walked and stepped to the 3rd floor for men and kids zone, heaven! All in SALE! A lots of good stuff with very cheap price, FYI printed men tee, short sleeve shirt sale on SGD 7.90,  short pants starts from SGD 12.90, sunglasses starts from SGD 7.90, Scarf starts from SGD 12.90, long pants starts from SGD 20, long sleeve shirt starts from SGD 17.90. Guys, it was heaven!

I decided to shop, no queue, queit at the shop and friendly staff, this is my first experience shopping at H&M, and I like it very much! Very enjoyed :) After finished my shopping spree at the men zone, I went to downstair, take a look at woman stuff, maybe can get some good stuff for my sister. Yeah, after looking around, the woman stuff also very cheap, mini dress for night occasion starts from SGD 30, very good indeed. Many choice for all of you girls!

Then I go outside of the store, no more taking picture! Time to shop, and shop, looking around all stores at Orchard as long as I can, I would back to hotel room at 4 PM. After finish my lunch, I went to Topman store at Paragon, bit disappointed, not too cheap as H&M (lol). Zara, Pull & Bear, Lacoste, etc.. And A&F store still with the topless man staff in front of the store to catch up customer on the road (lol), I am not interested at all with A&F clothes, IMO I'm too young =3, and not easy to find my size at there, so I skipped the store.

Are you ready for Great Singapore Sale? Grab it fast as you can!

Friday, June 1, 2012

Dee, From Changi to Bugis

Kalo Anda berpikir cerita seru perjalanan kali ini hanya soal ticketing yang kacau, Anda salah! Seperti instingku beberapa hari ini, perjalanan ini bakalan akan kacau. Aku sudah punya mental dan akan tahu akan menghadapi berbagai obstacles, tapi aku tidak tahu akan seperti ini. Tak terpikir olehku, akan berwarna seperti ini.

Setelah boarding, dan pesawat delay sekitar 20 menit, Lion Air adalah pemenang delay all the time, jadi hari ini aku cukup beruntung, hanya 20 menit! Segera setelah pesawat take-off aku tidur, dan sudah tidak sadar apa yang terjadi, aku terlalu capek, kurang tidur, karena aku bangun pagi tadi dengan perasaan akan sesuatu buruk yang terjadi. Bangunnya aku kali ini memang dilanjutkan dengan kejutan tidak baik kembali, seorang pramugara menumpahkan air di celana-ku! Basah! Sementara penerbangan cuma menyisakan 15 menit lagi, bagaimana akan kering?!

Setelah meminta maaf, pramugara-nya beranjak pergi. Apa yang bisa aku lakukan? Masa nanti keluar pesawat dengan celana basah seperti ini, bagaimana kalo orang berpikir kalo aku ngompol? Bagaimana aku bisa survive, tidak malu saat naik MRT nanti? Apa aku dengar saja kata papaku untuk naik taxi saja? Ah tidak terlalu mahal, itu bukan pilihan.

Ideku, yah kain Bali, untung saja aku membawa kain Bali dan beberapa scarf, bisa aku buat kamuflase, seperti memakai rok saja pikirku, apa perkataan orang bodoh amat, yang penting pede! Apalagi ini negara sekuler, di negara orang lain, tidak banyak orang yang kenal aku. Temanku disini paling sekitar 20 orangan, tidak akan kebetulan, ga mungkin aku bertemu dengan mereka di office hour gini! Tapi, aku kan tidak seberuntung itu hari ini, tapi tetap aku mengikat kain bali di celanaku, untunglah warnanya senada.

Jeng jeng jeng, setibanya di Changi, aku lost, BB roaming-ku tidak aktif, bagaimana aku bisa menelepon ke orang tuaku, bagaimana mereka menghubungiku? Aku juga tidak tahu contact nomor mereka sekarang. Yang harus aku lakukan selanjutnya adalah mencari simcard secepat mungkin.

Seorang officer Starhub menawarkanku SIMCard seharga 50 SGD, dengan value 63 SGD. Ah jumlah itu terlalu mahal, aku tidak memerlukan value sebanyak itu, aku pun mencoba bertanya ke Singtel, paket perdana yang mereka tawarkan, yang termurah disediakan disitu 28 SGD. Seingatku tahun lalu, aku membeli kartu perdana disini, ada paket 10 SGD, tapi mereka tidak menyediakan di bandara. Doooooh! Aku harus beli sekarang atau nanti tidak bisa menghubungi orang tuaku. Akhirnya dengan berat hati aku keluarkan lembaran 100 SGD pertamaku.

Obstacles selanjutnya, bagaimana aku bisa menghubungi orang tua, tapi tidak tahu nomornya? Tentu saja otakku tidak pernah diam, segera aku menelepon ciciku untuk meminta nomor telepon bonyok. Setelah mengabarkan aku akan sedikit lama untuk mencapai daerah Bugis, aku meminta mereka untuk sabar aja menunggu.

Setelah membeli Russian vodka di Free Duty, titipan temanku, aku segera meluncur dg Skytrain dari terminal 1 ke Terminal 2. Kemudian dengan langkah seribu, aku mencari station MRT, dan mengisi EZLINK card-ku yang sudah lupa saldo terakhirnya berapa banyak. Antrian panjang! Ceeeeey! Setelah top up 10 SGD, aku ditepuk dari belakang. Wah aku mau di gendam di negeri orang pikirku! Hahaha.

Tapi itu hanya khayalanku, seorang bapak, berumur kira-kira 40 tahunan awal, memintaku untuk menolongnya membeli single trip dari Changi ke Bugis. Dia pertama kali datang ke Singapore, jadi tidak tahu bagaimana caranya. Lah aku? Aku tidak pernah beli single trip ticket, bijimane yaah? Ah pede aja, asal pencet pikirku! Hahaha

Ternyata yah karena emang agak user friendly tidak susah, tapi aku ngak tahu kalau untuk single trip kudu pake koin, untunglah si bapak ini punya banyak koin, dan akhirnya proses pembelian dengan mesin ini kelar sudah. Eh si bapak ini kan satu tujuan denganku ke Bugis, aku ajakin bareng aja deh. Tapi nantinya aku dikira jadi kucing om-om, errmm... Ah gapapa deh, tidak ada yang kenal aku ini di negeri orang dan teman-temanku masih kerja. Kasian bapak ini, kayaknya kudu ditemenin.

Yah berangkatlah kita berdua menyusuri MRT dari Changi ke Bugis, aku sedikit bertanya basa basi, ada keperluan apa dia ke Singapore, kok sendiri, kenapa enggak dijemput? kayaknya lagi business trip, apa koleganya sibuk semua? Ah urusan orang lain, jangan terlalu banyak bertanya. Akhirnya aku cuma diam sepanjang perjalanan. Dari investigasiku, dia asli Pakistan, business trip ke Singapore, sebelumnya dia dari Bangkok, dan dia akan menginap di hotel Summer View, Bugis. Dan itu searah denganku yang ke Bugis juga. Itu aja info yang penting, aku tidak banyak bertanya dan satu hal yang cukup mengejutkan disini adalah sesama orang keturunan Hindi, yang berkulit cokelat (India terdiri dari kulit Hitam dan Putih), mereka dimana-mana seperti saudara walaupun baru kenal. Kok bisa yah? Kayaknya itu kudu investigasinya berikutnya. Satu hal yang lucu dan tetap terjadi, aku ditebak orang Singapore asli, makanya dia tidak ragu meminta bantuanku membeli tiket tadi. Terus aku bilang aku bukan orang Singapore, dia menebak aku orang Taiwan, Hongkong! Aaah apakah aku ini kurang Indonesia?!! Orang Indonesia tidak punya warna kulit secerah ini katanya, aku tidak mungkin orang Indonesia. Iya sih pak, kalo bapak liat orang papua, kulitnya yah hitam. Tapi kan aku Indonesian Chinese yah wajar kayak orang Asia Timur *sisiran

Sang bapak yang pada saat itu aku tidak tahu namanya asik berbincang dengan orang India di depannya, dengan kepala godek-godek khas orang Calcuta lawan bicaranya berbicara cepat kayak MRT yang melaju kencang ini. Aku hanya bisa mendengar beberapa kata english yang tidak bisa aku sambung. Hahaha

Setelah tiba di Bugis, saya kembali membantunya untuk bertanya kepada salah satu officer, dimana hotel Summer View. Setelah mendapatkan direction yang cukup baik dan yakin dia tidak akan tersesat, kami pun berpisah di lampu merah Bugis. Dia menawarkanku untuk ke rumahnya kalo ke Pakistan :S kapan aku bisa masuk Pakistan, masih perang gitu? Ngak mungkin sih, tapi tawarannya yah oke juga. Tapi dia sekarang lagi bertugas di Bangkok, wooooah pikirku, mayan nih bisa dinner gratis ntar Agustus, recokin aaaah! Eh tapi, saking serunya cerita-cerita aku lupa nanya nama bapak itu siapa, contact number, ataupun email. Gimana bisa ketemu lagi yah? Masa aku harus ke Summer View Hotel nyari bapak-bapak itu? 

Mungkin pertemuannya hanya sampai disitu, kalo beruntung ketemu di jalan di Bugis ini?! Sepertinya sangat tidak mungkin, ya udah sih, yang penting udah membantu orang hari ini. Aku sudah di Bugis dan segera bertemu orang tua. Dan tahu ngakSummer View Hotel itu persis di sebelah hotel aku menginap! (Tapi sampai kunjungan terakhir tidak ketemu tuh si bapak-bapak itu lagi), hahaha...

(To be continued)