Monday, December 28, 2009

Nonton-nonton di bulan Desember

Wah bulan Desember... bulan penuh liburan, para produser film pun tak mau kalah untuk mempublikasikan film teranyar dibulan Desember. Namun ironis, bulan Desember itu bulan sibuk-sibuknya anak kuliahan perguruan tinggi swasta menghadapi tugas akhir dan ujian akhir semester. Beruntung UAS semester ini tidak terlalu padat jadwal ujianny tetapi cukup merepotkan. Walaupun dengan jadwal padat, tetap nonton itu hukumnya wajib, nongkrong di XXI ato blitz sebuah keharusan yang tidak boleh diganggu gugat setiap minggunya.

Beruntung ditengah ketegangan dan stress ujian, Dee and cs, pergi menonton..
alhasil nonton bulan Desember dimulai. Dan film pertama di bulan Desember diawali dengan Avatar di fX pukul 21.30 dikursi depan, wooow! seru kayak nonton 3D, hahaha
Film berdurasi 2.5 jam tersebut menawarkan keindahan tiada tara, penonton ditawarkan produk nan kreatif dan sempurna yang membuat semua orang akan terpana melihat keapikan film Avatar dari awal hingga akhir... Semua orang terkesima dengan Dunia Pandora. Sungguh kreatif dengan menampilkan monyet biru aneh berekor aneh yang memiliki sejuta fungsi, film ini akan menarik perhatian dari awal hingga akhir. Film yang wajib ditonton. Dee ampe nonton 2x dan tetap mau nonton lagi film berdurasi 2.5jam ini

Film kedua yang ditonton adalah Sang Pemimpi, cerita rakyat Melayu Belitong, yang mengejar mimpi dari yang tidak mungkin menjadi sesuatu yang nyata adanya. Dari kehidupan melarat, mengejar mimpi menjadi orang yang sukses. Film yang menjual mimpi, mengajak orang untuk Bermimpi. Sungguh inspiratif. Ikal dan Arai diceritakan dengan detail. Namun sangat disayangkan, sedikit berbeda alur cerita dari novel tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi. Beberapa scene film berbeda dengan novelnya. Overall, film ini layak untuk ditonton, film Indonesia yang patut dibanggakan karena sangat inspiratif. Lucu, sedih, persahabatan, kisah cinta, semuanya jadi satu dalam film berdurasi 2jam ini. Tapi amat disayangkan, film ini beredar berbarengan dengan Avatar, genre film yang berbeda, namun Sang Pemimpi akan lebih banyak pengunjungnya bila ditayangkan di awal Desember. Menurut penilaian Dee sih begitu :D

Next, Alvin and Chipmunks 2, film yang bikin tertawa dari awal hingga akhir film, dengan menampilkan tupai-tupai imut dan lucu, sangat menarik. Dengan alur cerita sederhana dan mudah dicerna, film ini sangat menghibur. *Setidaknya buat Dee*. Theodore dan Eleanor walaupun jarang muncul di frame selalu menjadi pusat perhatian dengan tingkah lucu dan wajah yang imut. Menyihir semua penonton selama 1.5 jam. Film ini wajib tonton.

Next, Dee menunggu salah satu idola dari kecil, Sherlock Holmes, udah midnite sih, akan tayang minggu ini, ga sabar untuk menonton. Selamat Menonton!

Monday, December 21, 2009

Artis bukan Kopaja

Peluru ditembakkan ke udara. Asbak melayang. Dan sekarang, sebaris sumpah serapah di Twitter.

Relasi media hiburan dengan komoditas tunggalnya—yakni para penghibur, atau yang lebih sering disebut “artis”—adalah hubungan yang berwarna-warni. Kadang-kadang keduanya menempel manis bagai semut yang memeluk gula, tapi kadang-kadang keduanya saling sengit bagai kucing dan anjing.

Dan kini, dalam mangkok besar industri hiburan, kita pun punya apa yang disebut: infotainment—hadir dalam bentuk program teve yang laku ditonton dan diproduksi dengan biaya tak besar. Berbeda dengan sinetron yang menuntut puluhan kru serta puluhan pemain dengan honor yang tak kecil, infotainment melenggang ringan dengan satu-dua kamera, dua-tiga kru, dan segenggam mikrofon yang ditodongkan ke para artis yang tak dibayar* untuk membuka ruang privat kehidupan mereka. Simbiosa? Sudah pasti. Saling membutuhkan? Tidak setiap saat. Saling menguntungkan? Belum tentu.

Berikut beberapa anggapan umum, yang saking mapannya bersarang di benak masyarakat, sudah jarang kita pertanyakan atau cek kebenarannya, antara lain:

1. “Media hiburan dan artis saling membutuhkan.”

Bagi saya, kalimat itu terdengar manis dan bijak tapi juga menjebak dan menjerat. Menjebak hingga artis dipaksa untuk melonggarkan bahkan merobohkan garis privasi di luar keinginannya, dan menjerat masyarakat untuk terus mewajarkan tindakan-tindakan intimidatif infotainment dengan alasan “itu kan risiko jadi orang terkenal.”

Agar karya saya menggaung di masyarakat luas, saya membutuhkan media sebagai amplifier-nya, termasuk media hiburan (meski ada juga karya yang jadi besar dan laris bahkan sebelum media sempat menyentuhnya). Namun tidak semua jenis pemberitaan mendukung karya ataupun pamor saya. Bahkan ada pemberitaan yang mengganggu hidup saya. Bukan “saling membutuhkan” namanya jika saya menolak diliput dan malah terus dikuntit, rumah saya ditongkrongi dan dimata-matai. Bukan “saling membutuhkan” namanya jika kalimat saya diputar-balikkan untuk memenuhi opini subjektif tertentu melalui gambar dan narasi yang lantas dibagi ke jutaan pemirsa. Dalam situasi seperti itu, saya menolak keras generalisasi bahwa artis selalu membutuhkan media hiburan.

Media dan seorang artis hanya layak disebut saling membutuhkan jika memang keduanya sedang merasa ada kebutuhan, yang artinya: situasional. Tidak terus-menerus dan berubah-ubah.

2. “Hubungan antara artis dan infotainment bersifat mutualisme.”

Mengatakan, atau mengharapkan, bahwa hubungan antara artis dan infotainment selalu bersimbiosa mutualisme, menurut saya, adalah pernyataan yang buta. Simbiosa yang terjadi di lapangan bisa beragam:

• Mutualisme : Saat si artis mengizinkan dengan sukarela untuk si infotainment masuk ke dalam ruang privatnya, dari mulai meliput bisnis sampingan, meliput ulang tahun anak, bahkan untuk membantu posisi tawarnya dalam industri. Infotainment pun kadang sengaja dilibatkan ketika si artis hendak memenangkan sebuah konflik. Dalam relasi ini, kedua pihak sama-sama diuntungkan.

• Komensalisme : Dengan izin atau tanpa izin, disengaja atau tidak, infotainment mewawancarai artis dan diladeni secara netral-netral saja. Misalnya, untuk memberi komentar ringan, atau meminta klarifikasi atas berita-berita remeh (baca: bukan skandal). Dalam pengamatan saya, relasi macam inilah yang paling banyak terjadi; si artis bisa berjalan lalu sambil berkata “Ah. Biasalah, infotainment,” dan si reporter bisa permisi pergi dengan muka lurus tanpa harus mengejar dan mencecar. Dalam jenis relasi ini, artis tidak merasa diuntungkan, tapi juga tidak merasa dirugikan.

• Parasitisme : Ketika si artis tidak memberikan persetujuan, kerelaan, atau keinginan untuk meladeni infotainment, tapi terus didesak, dipaksa, bahkan diintimidasi. Dan kemudian berita tetap ditayangkan dengan memakai perspektif satu pihak saja. Dalam pengemasannya, beberapa infotainment bahkan sampai melakukan teknik wawancara imajiner, pemalsuan suara, memutar balik kejadian sebenarnya, dan cara-cara lain yang sudah menjurus ke arah fitnah.** Dalam relasi ini, jelas yang diuntungkan hanyalah pihak infotainment, sementara pihak artis dirugikan, bahkan dicurangi.

Terbius dalam rumusan ideal bahwa relasi artis-media hiburan harusnya selalu saling menguntungkan terlepas fakta lapangannya seperti apa, mengakibatkan kita—sebagai masyarakat—cenderung permisif. Dan, sebagai artis, kita cenderung memilih diam.

3. “Kalau beritanya aib pasti artisnya menghindar, kalau berita baik infotainment-nya dibaik-baikin.”

Lagi-lagi, buat saya itu adalah opini yang malas dan tak jeli. Tak sedikit area yang disebut “baik-baik” oleh banyak orang, tapi bagi beberapa artis tertentu merupakan ruang privat yang tidak ingin dibagi ke infotainment, seperti kelahiran anak, acara pernikahan, dst. Dan banyak juga konflik/isu berbau skandal yang secara sengaja justru melibatkan infotainment atas undangan/persetujuan/kerelaan artisnya. Jadi, fakta di lapangan lagi-lagi tidak mendukung opini umum tersebut. Setiap artis punya preferensi dan garis batasnya masing-masing.

4. “Seorang figur publik wajib membuka dirinya terhadap publik karena ia sudah jadi milik publik.”

Sewaktu kecil, saya tidak pernah bercita-cita jadi figur publik. Yang saya ingat, saya ingin jadi penulis dan musisi profesional. Itu saja. Saat saya berkarya, saya mempertanggungjawabkannya dengan cara-cara yang sederhana: menjamin bahwa karya saya asli dan mencintainya sepenuh hati.

Namun karya dan citra melangkah seiring sejalan ketika sudah masuk ke dalam industri. Di sana, karya menjadi besar, citra pun ikut membesar, dan saya yang manusia biasa kadang-kadang tenggelam oleh keduanya. “Figur publik” akhirnya menjadi efek samping yang mengiringi profesi artis, walaupun berkarya dan terkenal sebetulnya adalah dua hal yang berbeda.

Sialnya, pengertian “figur publik” selalu ditempelkan dengan konotasi “milik publik”. Kita amat sering terpeleset dengan menganggap keduanya identik, padahal secara esensi keduanya berbeda. Dalil itulah yang kemudian digunakan infotainment untuk menuntut artis buka mulut. Sering sekali mereka mengatasnamakan “masyarakat” dengan mengatakan “Masyarakat berhak untuk tahu!”

Bagi saya, yang menjadi milik publik adalah karya saya. Masyarakat bisa membeli buku saya, CD album saya, mengundang saya untuk diskusi buku dalam kapasitas saya sebagai penulis, atau mengundang saya bernyanyi dalam kapasitas saya sebagai penyanyi. Namun saya punya hak penuh atas kehidupan pribadi saya. Hidup saya bukan milik publik. Adalah hak saya sepenuhnya untuk menentukan seberapa banyak potongan kehidupan pribadi yang ingin saya bagi dan mana saja yang ingin saya simpan.

Artis adalah manusia yang berkarya. Bukan telepon umum.

5. “Seorang artis harus selalu bertutur laku baik dan sopan.”

Ini barangkali anggapan umum yang paling naif tentang artis. Pertama-tama, bukan hanya artis, seorang tukang becak pun dituntut untuk bertutur laku baik dan sopan pada penumpangnya. Ketika sudah hidup bermasyarakat, sikap baik dan sopan melancarkan interaksi kita dengan satu sama lain. Namun kita juga manusia yang punya dua sisi. Kita pun bisa marah dan kehilangan kendali. Lantas apa yang membedakan Luna Maya dengan Mang Jeje—tukang becak langganan saya di Bandung?

Sebuah pepatah bijak berkata: “Semakin tinggi pohon, semakin keras angin menerpa.” Saya setuju. Tapi tidak berarti bahwa seseorang yang dianggap bintang lantas di-dehumanisasi-kan. Menuntut seorang bintang untuk selalu sempurna, bukan saja berarti penyangkalan atas kemanusiawian, tapi juga mustahil bisa dipenuhi. Jadi, jika kesempurnaan adalah kemustahilan, mengapa sebagian dari kita begitu sulit berempati?

Seorang Luna Maya, yang sudah minta pengertian secara baik-baik, tapi malah terus didesak hingga kamera membentur kepala anak yang sedang ia gendong, lantas meledakkan emosinya di Twitter—sebegitu irasionalkah tindakannya itu? Atau justru manusiawi? Apa yang kira-kira akan kita lakukan jika kita menjadi Luna? Tetap bermanis-manis hanya karena status artisnya, hanya karena konon ia “milik publik”? Sekali lagi, seingat saya, Luna adalah model dan presenter. Bukan Kopaja. Apa hak kita untuk mengklaim agar Luna bertutur laku sebagaimana keinginan kita? Kita bisa menyimpan fotonya, menyimpan RBT lagu Luna di telepon genggam kita, tapi kita tidak bisa mengontrol manusianya seperti kita mengoperasikan AC dan remote-nya.

6. “Tanpa media, artis tidak akan jadi siapa-siapa.”

Ini barangkali sihir terkuat yang merasuk di kalangan artis. Kita tahu, betapa besar peran media dalam perkembangan karier seorang artis—entah itu karier musik, sinetron, film, model, dsb. Tapi, mari kita lihat skala yang sesungguhnya: Media bukan cuma satu. Media hiburan merupakan salah satu bagian, bukan keseluruhan. Infotainment juga cuma sebagian dari media hiburan, bukan keseluruhan.

Infotainment memang powerful. Terbukti ada orang-orang yang disulap dari bukan siapa-siapa dan tahu-tahu menjadi artis papan atas setelah diekspos habis-habisan di infotainment. Dan ada juga artis yang hidupnya ditelanjangi habis-habisan sampai harus menghilang bertahun-tahun dari panggung hiburan.

Tapi, jangan kita balik logikanya. Saya tidak melihat infotainment dan artis seperti logika ayam dan telur. Apalagi kalau infotainment disebut sebagai “induk” dari eksistensi seorang artis. Infotainment adalah fenomena yang muncul tahun ’90-an, sementara saya tumbuh besar menyaksikan artis-artis yang mampu eksis berdasarkan bakat dan karyanya jauh sebelum ada infotainment. Dan jangan kita lupa, tanpa artis, infotainment hanya corong kosong tanpa isi. Corong itu boleh nyaring. Tapi kalau tidak ada yang disuarakan, ia pun senyap dan hampa.

-dee-

Saturday, December 19, 2009

Hilangnya kebebasan berpendapat karena Teman-Teman Wartawan

Kasus yang lagi heboh antara Luna Maya dan PWI, mengguncang dunia maya. Wartawan yang dari dulu menuntut kebebasan untuk berpendapat, kebebasan untuk membuat berita sekarang malah mengekang artis, dan masyarakat luas untuk bebas berpendapat di network community. Para networker, blogger, twitter, facebooker, dan network community lainnya seperti terpasung karena kebebasan menulis hanya untuk kalangan media saja. Buktinya sekarang Luna Maya dituntut karena kebebasan dirinya untuk berpendapat di Twitter. Sedangkan kalangan media bebas menulis apa saja tentang Public Figure. What the hell?! Sungguh ironis.. Jadi setuju apa yang dikatakan oleh Luna Maya mengenai wartawan infotaiment! hahaha..

Dituntut gara-gara menulis begini?? apa bedanya ama kasus Prita?! Kalian telah memasung orang untuk berpendapat! Toh Luna Maya cuma share di Twitter dia, untuk orang yang setuju untuk mem-follow dia, artinya orang-orang tertentu saja. Kasus yang sama dengan contoh berbeda. Intinya mereka bebas berpendapat! Dee ga mem-follow Luna Maya, so ga masalah buat orang yang ga follow. Salah sendiri mem-follow, its your risk. Saat ini, harus ada janji secara tak tertulis, bila kalian mem-follow orang, artinya kalian setuju apa yang ditulis, dan tidak boleh mengganggu gugat! Begitu juga kalo kalian membaca sampai selesai, artinya kalian juga setuju untuk membaca.

Happy Reading. Go Blogger!


Wartawan teriak-teriak mengenai etika publikasi dan lain-lain, seharusnya mereka menyadari, tuntutan mereka itu tidaklah beralasan, toh ini bukan public space.. Memang twitter itu bebas oleh semua orang, tapi hanya untuk orang yang mem-follow account tersebut, kalau tidak suka yah silahkan unfollow saja, tidak usah repot untuk menanggapi pernyataan dirinya di twitter, karena anda sendiri yang memutuskan untuk membaca entri tersebut. Its your risk!

Public Space= layar tancep, Public Access : bioskop. Enter at ur own risk. 4 me Twitter= public access, masuk bioskop= follow #etikatwiter
In Twitter, PUBLIC SPACE is not same with PUBLIC ACCESS, u can follow BAD PEOPLE at your own risk, but don't judge them #twitterethics

Now, untuk twitteran dan yang mem -follow harus beretika! Jangan seperti wartawan yang ego-nya terlalu tinggi, kita harus jadi orang intelek, dan bisa menganalisa bukan saja membaca. Kemunduran media saat ini, kalian mengejar dan merukan privasi orang lain, bahkan merusak hidup orang lain, sekarang karena sebuah pernyataan pedas terhadap wartawan, wartawan merasa dilecehkan. Pernahkah kalian berpikir artis2 juga merasa dilecehkan gara2 kalian? hidup mereka tak tenang bila terjerat masalah, malah diperumit dengan paparazi wannabe! fuuuh.. ironis banget! Wartawan mengutarakan kata-kata pedas terhadap public figure, merusak citra public figur, apa diseujui oleh public figure? I think not..

Buat public figure yang menyatakan wartawan pada kasus ini tidak salah, kalian MUNA banget sih! Lama kelamaan kalian ga akan punya privasi! Gara-gara wartawan sering menang vs artis dibeberapa pengadilan sebelumnya, wartawan makin sombong, angkuh, mengganggap mereka paling berjasa atas kepopuleran seorang public figure, mereka yang memberi job pada public figure! Padahal tanpa public figur, apa jadinya?? kalian harus ingat hubungan kalian simbiosis mutualisme, bukan artis saja yang diuntungkan oleh kalian, tapi kalian juga diuntungkan oleh artis. Jangan angkuh dan sombong, menganggap kalian pada benar! Kaca dirumah kurang gede apa???

Tuesday, November 24, 2009

PELINDUNG YANG SEJATI BAGI DIRI SENDIRI

PELINDUNG YANG SEJATI BAGI DIRI SENDIRI

(DhammaTalk Puja Relik 15 November 2009 @MGK-JKT)

Begitu banyak orang, khususnya umat Buddha, meminta perlindungan dari berbagai sumber, ke pohon besar, keris, dan juga relik. Mereka bahkan ada yang menelan bulat-bulat relic tersebut. Menganggap relic adalah penakluk segala bahaya. Memohon pada relic untuk terbebas dari segala derita. Apakah ini tepat????

Selayaknya umat Buddha berlindunglah pada Tiratana yaitu Buddha , Dhamma, Sangha.

Namun bukan berarti berlindung pada Buddha kita menyembah patung/reliknya dan semuanya beres. Bukan itu ! Berlindung pada Dhamma, kita berlindung dibalik tumpukan buku-buku Dhamma yang tebal-tebal ? Bukan itu ! Selalu berada dekat-dekat Bhante agar aman untuk menyatakan berlindung pada Sangha ? Bukan itu !

Berlindung pada Buddha bermakna ; berusaha memiliki Kebijaksanaan selayaknya Buddha yang kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu mampu mengetahui pandangan , pikiran, perbuatan, mata pencaharian, ucapan, kesadaran, serta konsentrasi mana yang baik atau buruk, benar dan tidak benar. Terlihat jelas terukur kebenarannya yang dapat diukur dari batin kita sendiri. Jika kita masih bimbang dan merasa resah gelisah bahkan takut akan perbuatan kita sendiri, maka itu sebenarnya adalah perbuatan yang anda sendiri merasa bahwa itu sudah tidak benar untuk dilakukan. Jadi yang baik dilakukan, yang tidak baik dihindari.

Kita tahu marah itu tidak baik, tetapi kita tetap menjalani/melakukannya. Sementara kita tahu di dalam Buddhang saranam gachami (Aku berlindung kepada Buddha) bermakna: sesuatu yang tidak baik, dihindari ! itulah yang benar !

Ini juga berkaitan dengan Dhammang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Dhamma), dimana kita harus bertanggung jawab pada perbuatan kita. Melakukan kebenaran berdasarkan Dhamma, mengakui kesalahan & memperbaikinya.

Sanghang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Sangha): mereka-mereka yang mampu melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari sehingga selalu bertindak lurus, benar, dan patut, itulah yang pantas kita turuti.

Maka itulah perlindungan sejati. Kemanapun kita pergi akan selamat. Timbunan kebajikan ini mengkondisikan kita berada pada tempat yang tepat dan waktu yang sesuai.

Contoh : Saat seseorang yang berada di tempat sepi, ingin menolong korban kecelakaan tabrak lari, namun ia dipergoki penduduk dan disangka sebagai penabrak sehingga dia malah yang digebugi oleh massa, ini berarti dia berada pada tempat yang tidak tepat, pada waktu yang tidak sesuai. Sebaliknya, orang-orang yang selamat dari mara bencana-gempa, banjir, longsor, bom; karena mereka telah meninggalkan tempat tepat beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi. Mereka dapat dikatakan sebagai orang yang terlindung oleh kebajikan mereka masing-masing. Perlindungan sejati seperti ini dapat terjadi karena berasal dari perbuatan kebajikan kita sendiri yang lurus,patut , dan benar melalui pelaksanaan pernyataan Buddham, Dhammam, Sangham saranang gachami.

Beberapa pertanyaan pengunjung setelah selesai uraian Dhamma :

1. Kenapa ada kejadian disaat ada bencana banjir, semua tergenang namun altar Sang Buddha selamat dari musibah ?

BU.M (Bhikkhu Uttamo Mahathera) : untuk kasus altar bebas banjir, ini pasti akan terjadi terutama bagi altar yang berada di lantai tingkat 8 (tawa meledak). Tetapi apakah ada altar yang bebas dari kebakaran ? (BU.M balik bertanya). Ada, dan memang itu ada nyata. Tapi lebih banyak altar yang sebagai penyebab dari kebakaran (tawa meledak kembali). Banyak kasus lilin altar disenggol kucing dan mengakibatkan timbulnya kasus kebakaran. Untuk hal ini, muncul pandangan keliru akan sebab terselamatkannya sebuah altar. Yang membuat selamat adalah karma baik dari si pemilik altar tersebut. Apabila terselamatkan, menimbulkan keyakinan yang makin besar terhadap Buddha sehingga puja-nya pun semakin sungguh-sungguh & yakin. Namun jika sebaliknya pun jangan sampai melunturkan keyakinan terhadap Ajaran kebenaran & kebajikan.

2.Relik gigi geraham Sang Buddha saja 10cm, seberapa besar tubuhnya? Angulimala apa memiliki relik?

BU.M : sebagai info, sesuai dengan ilmu kedokteran, gigi paling belakang sudah mulai berkurang fungsinya sehingga di masa sekarang gigi geraham paling belakang lebih banyak yang dicabut karena kurang bermanfaat. Adapun bentuk fisik juga mengalami proses evolusi dari tahun ke tahun. Sehingga tidak mustahil pada 3000th lalu, pada jaman Sang Buddha masih hidup, manusia memiliki tubuh yang memang jauh lebih besar, sehingga struktur giginya pun demikian.

Angulimala; Bahwa perilaku manusia sebetulnya tidak mempengaruhi pencapaian kesucian,kecuali apabila melakukan salah satu dari 5 keburukan/kejahatan besar yaitu membunuh ayah, membunuh ibu, melukai seorang Sammasambuddha, membunuh arahatta dan memecah belah Sangha.Untunglah Sang Buddha menolong Angulimala agar tdk memotong jari ibu kandungnya. Oleh karenanya kita bisa melihat relik dari Arahatta Angulimala. Perlu digarisbawahi, Orang yg suci bila dikremasi keluar relik. Tetapi setiap manusia yang dikremasi saat meninggal dan terdapat relic, belum tentu dia suci. Hal ini dapat diibaratkan, kucing adalah hewan berkaki empat, namun tidak semua hewan berkaki empat adalah kucing. Masih ada kambing, sapi, kerbau dsb.

Oleh karena itu, relik bukanlah untuk dipuja secara berlebihan. Relik dapat dijadikan motivator seseorang untuk melakukan kebajikan secara maksimal sehingga mungkin saja suatu saat setelah meninggal dan dkremasi, dalam diri sendiri akan terdapat relik. Untuk itu, perbaiki secara total perilaku hidup sehari-hari. Kerjakan hal-hal yang baik dengan badan. Kendalikan ucapan,tak usah lah menambah sesuatu yg jelek menjadi lebih jelek. Bicarakan yg baik-baik saja,yang positif saja,dan bermuditacita. Isi pola pikir dg hal2 yg baik. Itu lebih penting.
Mulai saat ini kembangkan sesuatunya dengan yang baik,sekecil-kecilnya kebajikan, jika diteruskan akan menjadi besar dan menjadi kebiasaan yang baik (habit). Karenanya mengapa dana makan dilakukan/ dipersembahkan satu per satu,tidak lain adalah untuk mengoptimalkan kebajikan dari hal-hal yg dilakukan berulang-ulang,meskipun itu kecil. Pikiran adalah PELOPOR !

Adanya relik gigi Sang Buddha, tentu sebagai bukti bahwa Sang Buddha pernah ada di dunia ini! Jadi, Puja Relik ini bisa digunakan untuk meningkatkan keyakinan kita pada Buddha ,Dhamma, Sangha.

3.Bagaimana soal kiamat 2012?
BU.M: issue itu sdh muncul berkali-kali.Umat Buddha bisa menyikapinya dengan: berbasiskan Tipitaka;
- kehidupan tdk kekal,segala sesuatu yang terbentuk, tidak kekal, jadi bumi pun pasti kiamat
Masalahnya : kpn kiamat??!!
Tanda2 kiamat menurut Tripitaka :
-setelah muncul matahari lebih dari satu, tepatnya berjumlah 7 matahari.
-ajaran Dhamma makin lama makin sedikit pengikutnya,smua makin punah,bhikkhu sudah tidak menggunakan jubah lagi dan tanda-tanda jubah makin kecil,hanya dipergelangan tangan saja (spt gelang pita) – dengan pita tersebut sudah menunjukkan kebhikkhuan seseorang, sehingga orang semakin sulit percaya pada apa yang diajarkannya.
-umur manusia makin rendah hanya sampai 10th, kemudian naik lagi sampai rata-rata 84.000th, lalu muncul Buddha Maitrea, dengan ajaran yang sama. Dapat disimpulkan, 2012 masih belum kiamat.

Tapi kalau bencana,mungkin. Karena menurut beberapa penyelidikan, tahun 2012 akan terjadi badai di matahari. Ini bisa mengganggu iklim di bumi. Jadi yg datang itu bukan Ki-Amat , tapi Nyi-Amat !! (jokes Bhante)



Nb: Ringkasan ini di tulis oleh Sdri Lie Fang ( officer BUC dari Bali ) yang sengaja datang dari Bali untuk membantu tugas kepanitiaan BUC di acara Puja Relik tersebut. Anumodana atas bantuan dan ringkasannya ini. Ringkasannya sangat bermanfaat bagi teman-teman anggota BUC lainnya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut.
Anumodana juga buat teman-teman officer BUC lainnya atas bantuannya pada acara Puja Relik tersebut seperti dari Balikpapan, Tanggerang, Surabaya, Jakarta, Binus, Untar, Trisakti, Ekayana dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Wednesday, November 18, 2009

Fakta dibalik konspirasi KPK, percaya ato kagak? ato ini malah fakta konspirasi SBY?

Fakta dibalik konspirasi KPK, percaya ato kagak? ato ini malah fakta konspirasi SBY?, bagaimana ntar kalo ceritanya gue balik, semua hanya untuk mendiskreditkan sby untuk melakukan revolusi pemerintahan, karena tidak terpilih menjadi menteri ato kalah di pemilu? coba baca aja nih yang menjelek-jelekkan presiden, suatu saat pasti ada artikel tandingannya :D
Oleh : Rina Dewreight
Apa yang terjadi selama ini sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi besar yang memang bertujuan mengkriminalisasi institusi KPK. Dengan cara terlebih dahulu mengkriminalisasi pimpinan, kemudian menggantinya sesuai dengan orang-orang yang sudah dipilih oleh “sang sutradara”, akibatnya, meskipun nanti lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.
Agar Anda semua bisa melihat persoalan ini lebih jernih, mari kita telusuri mulai dari kasus Antasari Azhar. Sebagai pimpinan KPK yang baru, menggantikan Taufiqurahman Ruqi, gerakan Antasari memang luar biasa. Dia main tabrak kanan dan kiri, siapa pun dibabat, termasuk besan Presiden SBY.
Antasari yang disebut-sebut sebagai orangnya Megawati (PDIP), ini tidak pandang bulu karena siapapun yang terkait korupsi langsung disikat. Bahkan, beberapa konglomerat hitam — yang kasusnya masih menggantung pada era sebelum era Antasari, sudah masuk dalam agenda pemeriksaaanya.
Tindakan Antasari yang hajar kanan-kiri, dinilai Jaksa Agung Hendarman sebagai bentuk balasan dari sikap Kejaksaan Agung yang tebang pilih, dimana waktu Hendraman jadi Jampindsus, dialah yang paling rajin menangkapi Kepala Daerah dari Fraksi PDIP. Bahkan atas sukses menjebloskan Kepala Daerah dari PDIP, dan orang-orang yang dianggap orangnya Megawati, seperti ECW Neloe, maka Hendarman pun dihadiahi jabatan sebagai Jaksa Agung.
Setelah menjadi Jaksa Agung, Hendarman makin resah, karena waktu itu banyak pihak termasuk DPR menghendaki agar kasus BLBI yang melibatkan banyak konglomerat hitam dan kasusnya masih terkatung –katung di Kejaksaan dan Kepolisian untuk dilimpahkan atau diambilalih KPK. Tentu saja hal ini sangat tidak diterima kalangan kejaksaan, dan Bareskrim, karena selama ini para pengusaha ini adalah tambang duit dari para aparat Kejaksaan dan Kepolisian, khususnya Bareskrim. Sekedar diketahui Bareskrim adalah supplier keungan untuk Kapolri dan jajaran perwira polisi lainnya.
Sikap Antasari yang berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY sangat marah kala itu. Hanya, waktu itu ia harus menahan diri, karena dia harus menjaga citra, apalagi moment penahanan besannya mendekati Pemilu, dimana dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh orang-orang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai untuk bahan kampanye, bahwa seorang SBY tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi. SBY terus mendendam apalagi, setiap ketemu menantunya Anisa Pohan , suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.
Dendam SBY yang membara inilah yang dimanfaatkan oleh Kapolri dan Jaksa Agung untuk mendekati SBY, dan menyusun rencana untuk “melenyapkan” Antasari. Tak hanya itu, Jaksa Agung dan Kapolri juga membawa konglomerat hitam pengemplang BLBI [seperti Syamsul Nursalim, Agus Anwar, Liem Sioe Liong, dan lain-lainnya), dan konglomerat yang tersandung kasus lainnya seperti James Riyadi (kasus penyuapan yang melibatkan salah satu putra mahkota Lippo, Billy Sindoro terhadap oknun KPPU dalam masalah Lipo-enet/Astro, dimana waktu itu Billy langsung ditangkap KPK dan ditahan), Harry Tanoe (kasus NCD Bodong dan Sisminbakum yang selama masih mengantung di KPK), Tommy Winata (kasus perusahaan ikan di Kendari, Tommy baru sekali diperiksa KPK), Sukanto Tanoto (penggelapan pajak Asian Agri), dan beberapa konglomerat lainnya].
Para konglomerat hitam itu berjanji akan membiayai pemilu SBY, namun mereka minta agar kasus BLBI , dan kasus-kasus lainnya tidak ditangani KPK. Jalur pintas yang mereka tempuh untuk “menghabisi Antasari “ adalah lewat media. Waktu itu sekitar bulan Februari- Maret 2008 semua wartawan Kepolisian dan juga Kejaksaan (sebagian besar adalah wartawan brodex – wartawan yang juga doyan suap) diajak rapat di Hotel Bellagio Kuningan. Ada dana yang sangat besar untuk membayar media, di mana tugas media mencari sekecil apapun kesalahan Antasari. Intinya media harus mengkriminalisasi Antasari, sehingga ada alasan menggusur Antasari.
Nyatanya, tidak semua wartawan itu “hitam”, namun ada juga wartawan yang masih putih, sehingga gerakan mengkriminalisaai Antasari lewat media tidak berhasil.
Antasari sendiri bukan tidak tahu gerakan-gerakan yang dilakukan Kapolri dan Jaksa Agung yang di back up SBY untuk menjatuhkannya. Antasari bukannya malah nurut atau takut, justeru malah menjadi-hadi dan terkesan melawan SBY. Misalnya Antasari yang mengetahui Bank Century telah dijadikan “alat” untuk mengeluarkan duit negara untuk membiayai kampanye SBY, justru berkoar akan membongkar skandal bank itu. Antasari sangat tahu siapa saja operator –operator Century, dimana Sri Mulyani dan Budiono bertugas mengucurkan duit dari kas negara, kemudian Hartati Mudaya, dan Budi Sampurna, (adik Putra Sanpurna) bertindak sebagai nasabah besar yang seolah-olah menyimpan dana di Century, sehingga dapat ganti rugi, dan uang inilah yang digunakan untuk biaya kampanye SBY.
Tentu saja, dana tersebut dijalankan oleh Hartati Murdaya, dalam kapasitasnya sebagai Bendahara Paratai Demokrat, dan diawasi oleh Eddy Baskoro plus Djoko Sujanto (Menkolhukam) yang waktu itu jadi Bendahara Tim Sukses SBY. Modus penggerogotan duit Negara ini biar rapi maka harus melibatkan orang bank (agar terkesan Bank Century diselamatkan pemerintah), maka ditugaskan lah Agus Martowardoyo (Dirut Bank Mandiri), yang kabarnya akan dijadikan Gubernur BI ini. Agus Marto lalu menyuruh Sumaryono (pejabat Bank Mandiri yang terkenal lici dan korup) untuk memimpin Bank Century saat pemerintah mulai mengalirkan duit 6,7 T ke Bank Century.
Antasari bukan hanya akan membongkar Century, tetapi dia juga mengancam akan membongkar proyek IT di KPU, dimana dalam tendernya dimenangkan oleh perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara Demokrat). Antasari sudah menjadi bola liar, ia membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga Kepolisian, Kejaksaan, dan para konglomerat , serta para innercycle SBY. Akhirnya Kapolri dan Kejaksaan Agung membungkam Antasari. Melalui para intel akhirnya diketahui orang-orang dekat Antasari untuk menggunakan menjerat Antasari.
Orang pertama yang digunakan adalah Nasrudin Zulkarnaen. Nasrudin memang cukup dekat Antasari sejak Antasari menjadi Kajari, dan Nasrudin masih menjadi pegawai. Maklum Nasrudin ini memang dikenal sebagai Markus (Makelar Kasus). Dan ketika Antasari menjadi Ketua KPK, Nasrudin melaporkan kalau ada korupsi di tubuh PT Rajawali Nusantara Indonesia (induk Rajawali Putra Banjaran). Antasari minta data-data tersebut, Nasrudin menyanggupi, tetapi dengan catatan Antasari harus menjerat seluruh jajaran direksi PT Rajawali, dan merekomendasarkan ke Menteri BUMN agar ia yang dipilih menjadi dirut PT RNI, begitu jajaran direksi PT RNI ditangkap KPK.
Antasari tadinya menyanggupi transaksi ini, namun data yang diberikan Nasrudin ternyata tidak cukup bukti untuk menyeret direksi RNI, sehingga Antasari belum bisa memenuhi permintaan Nasrudin. Seorang intel polsi yang mencium kekecewaan Nasrudin, akhirnya mengajak Nasrudin untuk bergabung untuk melindas Antasari. Dengan iming-iming, jasanya akan dilaporkan ke Presiden SBY dan akan diberi uang yang banyak, maka skenario pun disusun, dimana Nasrudin disuruh mengumpan Rani Yulianti untuk menjebak Antasari.
Rupanya dalam rapat antara Kapolri dan Kejaksaan, yang diikuti Kabareskrim. melihat kalau skenario menurunkan Antasari hanya dengan umpan perempuan, maka alasan untuk mengganti Antasari sangat lemah. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk melenyapkan Nasrudin, dimana dibuat skenario seolah yang melakukan Antasari. Agar lebih sempurna, maka dilibatkanlah pengusaha Sigit Hario Wibisono. Mengapa polisi dan kejaksaan memilih Sigit, karena seperti Nasrudin, Sigit adalah kawan Antasari, yang kebetulan juga akan dibidik oleh Antasari dalam kasus penggelapan dana di Departemen Sosial sebasar Rp 400 miliar.
Sigit yang pernah menjadi staf ahli di Depsos ini ternyata menggelapakan dana bantuan tsunami sebesar Rp 400 miliar. Sebagai teman, Antasari, mengingatkan agar Sigit lebih baik mengaku, sehingga tidak harus “dipaksa KPK”. Nah Sigit yang juga punya hubungan dekat dengan Polisi dan Kejaksaan, mengaku merasa ditekan Antasari. Di situlah kemudian Polisi dan Kejaksaan melibatkan Sigit dengan meminta untuk memancing Antasari ke rumahnya, dan diajak ngobrol seputar tekana-tekanan yang dilakukan oleh Nasrudin. Terutama, yang berkait dengan “terjebaknya: Antasari di sebuah hotel dengan istri ketiga Nasrudin.
Nasrudin yang sudah berbunga-bunga, tidak pernah menyangka, bahwa akhirnya dirinyalah yang dijadikan korban, untuk melengserkan Antasari selama-laamnya dari KPK. Dan akhirnya disusun skenario yang sekarang seperti diajukan polisi dalam BAP-nya. Kalau mau jujur, eksekutor Nasrudin buknalah tiga orang yangs sekarang ditahan polisi, tetapi seorang polisi (Brimob ) yang terlatih.
Bibit dan Chandra. Lalu bagaimana dengan Bibit dan Chandra? Kepolisian dan Kejaksaan berpikir dengan dibuinya Antasari, maka KPK akan melemah. Dalam kenyataannya, tidak demikian. Bibit dan Chandra , termasuk yang rajin meneruskan pekerjaan Antasari. Seminggu sebelum Antasari ditangkap, Antasari pesan wanti-wanti agar apabila terjadi apa-apa pada dirinya, maka penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan.
Itulah sebabnya KPK terus akan menyelidiki Bank Century, dengan terus melakukan penyadapan-penyadapan. Nah saat melakukan berbagai penyadapan, nyangkutlah Susno yang lagi terima duit dari Budi Sammpoerna sebesar Rp 10 miliar, saat Budi mencairkan tahap pertama sebasar US $ 18 juta atau 180 miliar dari Bank Century. Sebetulnya ini bukan berkait dengan peran Susno yang telah membuat surat ke Bank Century (itu dibuat seperti itu biar seolah–olah duit komisi), duit itu merupakan pembagian dari hasil jarahan Bank Century untuk para perwira Polri. Hal ini bisa dipahami, soalnya polisi kan tahu modus operansi pembobolan duit negara melalui Century oleh inner cycle SBY.
Bibit dan Chandra adalah dua pimpinan KPK yang intens akan membuka skandal bank Bank Century. Nah, karena dua orang ini membahayakan, Susno pun ditugasi untuk mencari-cari kesalahan Bibit dan Chandra. Melalui seorang Markus (Eddy Sumarsono) diketahui, bahwa Bibit dan Chandra mengeluarkan surat cekal untuk Anggoro. Maka dari situlah kemudian dibuat Bibit dan Chandra melakukan penyalahgunaan wewenang.
Nah, saat masih dituduh menyalahgunakan wewenang, rupanya Bibit dan Chandra bersama para pengacara terus melawan, karena alibi itu sangat lemah, maka disusunlah skenario terjadinya pemerasan. Di sinilah Antasari dibujuk dengan iming-iming, ia akan dibebaskan dengan bertahap (dihukum tapi tidak berat), namun dia harus membuat testimony, bahwa Bibit dan Chandra melakukan pemerasan.
Berbagai cara dilakukan, Anggoro yang memang dibidik KPK, dijanjikan akan diselsaikan masalahnya Kepolisian dan Jaksa, maka disusunlah berbagai skenario yang melibatkanAnggodo, karena Angodo juga selama ini sudah biasa menjadi Markus. Persoalan menjadi runyam, ketika media mulai mengeluarkan sedikir rekaman yang ada kalimat R1-nya. Saat dimuat media, SBY konon sangat gusar, juga orang-orang dekatnya, apalagi Bibit dan Chandra sangat tahu kasus Bank Century. Kapolri dan Jaksa Agung konon ditegur habis Presiden SBY agar persoalan tidak meluas, maka ditahanlah Bibit dan Chandra ditahan. Tanpa diduga, rupanya penahaan Bibit dan Chandra mendapat reaksi yang luar biasa dari publik maka Presiden pun sempat keder dan menugaskan Denny Indrayana untuk menghubungi para pakar hokum untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).
Demikian, sebetulnya bahwa ujung persoalan adalah SBY, Jaksa Agung, Kapolri, Joko Suyanto, dan para kongloemrat hitam, serta innercycle SBY (pengumpul duit untk pemilu legislative dan presiden). RASANYA ENDING PERSOALAN INI AKAN PANJANG, KARENA SBY PASTI TIDAK AKAN BERANI BERSIKAP. Satu catatan, Anggoro dan Anggodo, termasuk penyumbang Pemilu yang paling besar.
Jadi mana mungkin Polisi atau Jaksa, bahkan Presiden SBY sekalipun berani menagkap Anggodo!

Sunday, November 8, 2009

Beautiful n health spa

Feeling drained due to hard work that saps your mind and energy? Perhaps it's time to pamper yourself with a spa treatment.

Spa is an abbreviation of solus per aqua, which means health by or through water. However, it has developed to include massage and other salon and body care treatments.

While in 15th century Egypt the spa was part of the world of doctors and medicine, the modern spa is synonymous with the beauty parlor and provides body and health care in great comfort. Spas offer holistic treatments that cover body massages, body scrubs, whitening masks, aroma therapy, milk baths and music.

Spa treatments usually take between one and a half and two hours for massage, body scrub, bathing and soaking in refreshing spices. Spa treatments have a lot of benefi ts as they smoothen, tighten, whiten and nourish the skin, relax the muscles and detoxify the body.

The spa in modern times is an oasis for women and men who crave beauty and health. Spa treatments are not exclusively for high-income earners but are also coveted by many middle income earners, although most may fi nd them beyond their budget. Spa treatments have indeed become a new lifestyle.

Many spas have mushroomed in the country's major cities, including one established by the Martha Tilaar Group, which operate many branches through a subsidiary, PT Cantika Puspa Pesona (CPP). The company now owns 68 spa centers both in Indonesia and abroad, such as in Greece, Japan and Ukraine, franchised or owned by the company under the name Salon & Day Spa.

To appear beautiful, attractive and fresh is the dream of every woman and this is the platform on which Martha Tilaar's business is based. It is able to harmoniously unite physical and inner beauty using the ancient Javanese practice of combining physical treatment with meditation and bio energy, which encompasses aroma and other therapies.

The Martha Tilaar Group offers various spa treatments, such as body scrub malih warni (change of skin color), Dewi Sri Spa, Sekar Sari Spa and Dara Putih aromatic milk spa.

"Apart from offering physical beauty, our spas also make the body fresh and more relaxed with aroma therapy," said one of the therapists.

Personalized service and a comfortable atmosphere are also offered by Reggia Spa Sanctuary, which is located in Kebayoran Baru, South Jakarta. It understands the unique and different needs of every individual and strives to meet their demands.

It specializes in the medical spa. It is very similar to most spas except that the therapists have basic medical knowledge. It is a solution for physical care using a non-surgical method and the world's premium brands, sophisticated technology and fi ve-star service to ensure customer satisfaction.

Unlike in the US and Europe, the medical spa concept is not very common in Indonesia.

"Supervision by professional doctors is required to monitor a customer's condition during and after treatment to see the progress of the treatment and to provide solutions should there be problems," said one of the doctors at such a medical spa.

Beauty treatment ala salon and a la hospital is nowadays inseparable in some spas. It is part of today's lifestyle. This is also provided by Susan Waine, which specializes in obesity, which all women in the world fear.

Susan Waine provides the most effective service and solution for obesity. If you want to slim down in areas around the stomach, thighs and arms, Susan Waine has the solution. It has a sophisticated analyzing machine made in Italy that can precisely analyze the physical care required by a customer.

Supported by a computerized system and renowned French and Italian products, Susan Waine provides slimming solutions without pain, or drastic loss of excessive fat or fl uid. Clients do not have to live on excessive or rigid diets that can have a negative effect on their health.

A professional trainer will personally guide you during your fi tness hours using the latest equipment so that there is no risk of pain or sprain. Susan Waine also has various classes, such as aerobics, yoga, tai chi, Pilates, hip hop, salsa and gymnastics for pregnant women. After a class, a customer is pampered with sauna and steam facilities.

As a one-stop treatment center, Susan Waine provides the most complete services for customers in Jakarta. After a workout, clients do not have to go home with wet hair because Susan Waine has a beauty and hair salon as well. Through the hands of a professional therapist using renowned French brands, the customer is once again fresh and in high spirits.


Contributor : Burhanudin Abe, The Jakarta Post

Tuesday, October 20, 2009

smartphone competition

PREVIOUSLY cell phones were used for simple communication, such as phone calls and Short Message Service (SMS) only. However, as the technology develops, they are also being used for listening to music, taking photographs, saving pictures and browsing the Internet.

Along with such technological development operators are offering fast access to the Internet at affordable rates, while cell phone manufacturers or vendors are launching sophisticated cell phones that feature fast access to the Internet as well. This year major makers, such as Nokia, Sony Ericsson, Motorola, Samsung and LG are competing in the launch of smartphones with fast access to the Internet. It will certainly be a tough competition.

Sony Ericsson, for example, has already released such smartphones recently, such as Sony Ericsson W995, which was launched in the second quarter of 2009. This smartphone has the following features for its fast Internet and data access: 3G HSDPA, 7.2 Mbps, HSUPA 2 Mbps, Wi-Fi 802.11 b/g, DLNA and Bluetooth.

Earlier Motorola also launched its latest model, the Motorola A3100. Although small in size the A3100 also has a fast Internet and data connection based on the following features: 3G HSDPA, 7.2 Mbps, Wi-Fi 802.11 b/g, Bluetooth and A-GPS. This smart phone, which uses American technology, uses the Microsoft Windows Mobile 6.1 Professional system with a CPU made by Qualcomm MSM 7201A 528 MHz CPU.

Meanwhile Samsung's products are not to be underestimated. This South Korean vendor has launched Samsung i8910 Omnia HD, with a large 3.7 inch screen (OLED type with 16 million colors). It has a faster internet and data connection based on the following features: 3G HSDPA 7.2 Mbps, HSUPA 5.76 Mbps, Wi-Fi 802.11 b/g, DLNA, Bluetooth, A-GPS support. It also has an excellent camera (8 megapixel, autofocus and LED flash).

Two other smartphones launched by Samsung this year are Samsung S5600 and Samsung S8300 Ultra TOUCH, both of which have features that are similar to Samsung i8910 Omnia HD.

LG, another South Korean vendor that does not want to lose out in the competition, has released a sophisticated smartphone this year. The first model is LG KM900 Arena with a TFT capacitive touchscreen with 16 million colors and Flash UI. The second smartphone is LG KM730, which has similar features to LG KM900 Arena, plus the following features: 3G HSDPA 7.2 Mbps and Wi-Fi 802.11b/g.

Indeed many users in Indonesia love BlackBerry and iPhone 3G, but this does not mean that other manufacturers are sitting idle.

Nokia, which is the world's most popular cellphone manufacturer, has launched a number of sophisticated smartphones this year, such as the Nokia E75 and Nokia N86 as well as three musical cell phones, the Nokia 5730 XpressMusic, Nokia 5330 XpressMusic, and Nokia 5030 XpressMusic. However, the most exclusive is Nokia N97, which is the first NSeries with a 3.5 inch touchscreen.

Through N97 Nokia shows the supremacy of its NSeries as the king of multimedia cell phones. If the earlier Nokia 5800 XpressMusic appeared less prestigious due to its standard features, the N97 has features that will make delight everyone.

N97 is the first cellphone with an 32GB internal memory, which is larger than an SSD netbook and it is also the first one with a social location concept using the A-GPS censor and electronic compass. This concept is very useful for updating your social networks.

Its 3.5 inch 16:9 format touchscreen makes it an entertaining cell phone. For those who like to type it has a sliding QWERTY keyboard (similar to Windows Mobile based cell phone). Virtual touch input is also available. To save space there are only three lines of buttons. The viewing angle of the screen can be adjusted and at a glance looks like HTC TyTN II.

The battery of N97 can be used to play music for 1.5 days nonstop. It has a 5 megapixel camera with a Carl Zeiss lens. One can make a video recording with a 16:9 aspect ratio of DVD quality.

The competition is getting tougher not only among cell phone manufacturers, but also with the computer makers who are now producing sophisticated cell phones. After Apple with its phenomenal product, iPhone, Acer is also trying its luck in the smart phone business.

After acquiring E-TEN, the smart phone maker, this year Acer is crowding the market with no less than nine variants. "The launch is to demonstrate our position as the leader in the fast moving mobility products," said Director of Acer Smart Handheld Asia Pacific, Kamarudin Bin Abdul Kahar, at the launching program of Acer's smartphones in Jakarta on Aug. 4, 2009.

The nine smartphones released by Acer in the Indonesian market are targeted for the business segment and those who prefer the latest technology. Until now four have been officially marketed here.

The first is Acer DX900, which has a dual sim card feature. The second is X960, a compact and slim smart phone that has numerous high-tech features. Its Intuitive Widget-based User Interface feature makes it possible to quickly access emails, messages and contact numbers. The third is F900, which has been created to give a unique browsing experience of the Internet. Its 3.8 WVGA inch touchscreen provides a lot of information. And, the last one is Smartphone M900, which is aimed at businesspeople. M900 has a qwerty keyboard, synchronization to computers and fingerprint sensor to safeguard work.

All four smartphones use Windows Mobile 6.1 for its operation system, but soon Acer will change the 6.1 version to 6.5. Another operation system will also be installed in the future, Android which has a nickname, "Donut". "We will launch our smartphones with the Android operation system next year," said Kamarudin. (Reyhan Fabiano)

The Jakarta Post, October 20, 2009

http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/20/tough-competition-smartphone-business.html

Perang paket data internet.. hahahha

AGUS Majidi sighed with relief when he finally got his own Internet connection. As a university student, he was pleased that he would no longer have to go to an internet kiosk (warnet) but could now use a CDMA modem, Venus VT-12, to surf the Net from his lodgings.

By paying Rp 375,000, he was satisfied with the modem manufactured by Fren, which has a speed of 230.4 Kbps - faster than the cable modem and Wi-Fi (64 Kbps) or PSTN modem (56 Kbps).

Today, not only Fren but also other operators are involved in the data communication business. Although some companies do not find the business too profitable, it is growing at a rapid pace.

Smart Telecom, for example, sells cell phones that can also function as Internet modems with a subsidized subscription rate. However, Smart Telecom still finds it possible to make money with its subscription rate. "Our records show a significant increase in sales," the West Java Regional Commercial head of PT Sinar Mas Telecommunication (Smart), Jabar Antony Pandapotan, told detikcom.

As a result, data usage has shown an increasing trend over the past year. However, he admits that at peak hours, such as lunch or dinner time, the network experiences some connection trouble or delays at several locations. That is the natural tendency of wireless connections, either CDMA or even GSM, in that the network becomes congested during peak hours when there are many users.

Information data communication is a process of sending and receiving data and information from two or more devices, such as computers, laptops, printers or other communication devices, which are connected within a network, both either on local or on a wider network, like the Internet.

Generally, there are two types of data communication: terrestrial infrastructure and satellite. Terrestrial infrastructure uses cable or wireless for access. This type involves a large investment. Some of the services included in terrestrial connection are: Direct Data Connection (SDL), Frame Relay, VPN Multi-Service and Data Package Communication Connection (SKDP).

Meanwhile, data communication via satellite usually covers a larger area and can cover areas where it is not possible to construct terrestrial infrastructure, although it takes longer for the communication process. The weakness of the satellite type is disturbance from sun radiation (sun outage). The worst disturbance occurs once every 11 years.

The main problem with both types of data communication is limited bandwidth, which of course can be expanded. Access through satellite usually experiences a propagation delays so terrestrial infrastructure has to be built to strengthen it.

With all the plus and minus points, all operators offer various attractive packages. Telkomsel, for instance, offers a package called Telkomsel Flash. Using a slogan offering unlimited use, customers are rushing to switch to the Telkomsel package, which has a daringly low rate, starting from Rp 125,000 with data access up to 256 kbps for the first 3 GB. The balance of the "unlimited" offer is up to 64 kbps.

Telkomsel also has an economical data package that can save customers up to 80 percent of the normal rate. This operator is offering a Rp 150,000 package for 5 MB that is valid for one week. This Bridge DataRoam service is the result of cooperation between Telkomsel with its member operators, namely Airtel (India), AIS (Thailand), CSL (Hong Kong), CTM (Macau), Globe Telecom (Philippines), Maxis (Malaysia), SK Telecom (Korea), SingTel Mobile (Singapore), SingTel Optus (Australia) and Taiwan Mobile (Taiwan). "We offer customers this service because there is a need for incidental use of data service in the Asia Pacific region," said Telkomsel corporate communications manager Suryo Hadiyanto.

This service can be used abroad as required for data access, for example for BlackBerry, email, chatting, browsing and downloading. The economical 5 MB package can be used for 100 emails and 500 WAP pages. Apart from the weekly package, Telkomsel also has monthly packages, 15 MB for Rp 280,000 and 40 MB Rp 560,000. The international data roaming rate has been simplified into seven country zones without time band. Besides applying the NRTRDE (Near Real Time Roaming Data Exchange), it is a real time system for information dispatch during international roaming communication.

Meanwhile, PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) is no less innovative with its internet access service. Its latest unlimited access is available for prepaid and post billing XL customers within Greater Jakarta (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi). Ari Tjahjanto, GM Internet and Data Services XL, said the company's unlimited XL internet access meets the requirements of its customers. "We released a similar package in May 2009 and received a positive response," he said.

The latest packages include various volume and validity, such as the 30-day package, 40 MB (Rp 20,000), 130 MB (Rp 50,000), 320 MB (Rp 100,000) and 750 MB (Rp 200,000).

PT Indosat Mega Media (IM2) was the first operator to offer Internet access. And, just like for cell phones, its 3.5 G unlimited prepaid internet access is available through vouchers. Its customers can enjoy high speed access of 256 Kbps with a usage volume of 2GB. The access speed will decrease to 64 Kbps with an unlimited usage volume. The IM2 initial card (Kartu Perdana) costs Rp 250,000 including a Rp 125,000 voucher for unlimited internet access for one month.

IM2 is quite innovative as this month it launched Paket Asik (Enjoyable Package), which is a bundling modem internet broadband 3.5G package with starter pack IM2 Broom, Classic feature, which includes a 20 percent credit bonus. The bonus offer is valid until Dec. 31, 2009. "While other operators are cutting down their customers' quota, IM2 on the other hand is offering more in its Paket Asik. The credit bonus is available when customers recharge their cards," said Indar Atmanto, president director of IM2.

Customers of Paket Asik get a 3.5G internet broadband modem and starter pack with initial credit for as much as 20MB. This quota can only be used after the customer recharges his card with Rp 50,000. After recharging with a credit bonus of 20MB, the total available credit volume becomes 120 MB. Later, every time the customer recharges his or her card by Rp 50,000, there will be a credit bonus as well, which will not extend the validity date.

However, the war among operators is not over yet as each, both CDMA and GSM, will come up with its own effective strategy to lure more customers. If the war proves to be fair and not just a gimmick, then customers will finally profit from it as the rates of data access will become lower and more affordable for many. (Burhanuddin Abe)

The Jakarta Post, October 20, 2009

Tuesday, October 13, 2009

Resesi hantam pusat perbelanjaan dunia. Jakarta bagaimana?

New York’s Fifth Avenue adalah kawasan ritel termahal di dunia. Paris’s Avenue des Champ-Elysees adalah yang termahal di Eropa. Hongkong’s Causeway Bay adalah yang termahal di Asia Pasifik. Bagaimana kondisi mereka setelah resesi dunia?

LEBIH dari setengah daerah perbelanjaan prestisius di dunia telah terpengaruh oleh resesi ekonomi dunia dimana menurut hasil riset konsultan properti Cushman & Wakefield, 54% dari 274 lokasi perbelanjaan primer dunia mengalami kejatuhan dalam harga rental. Menurut laporan tahunan “Main Streets Across the World” penurunan harga sewa ini merupakan yang terbesar di 24 tahun terakhir. Hanya 18% dari seluruh lokasi perbelanjaan primer yang mengalami kenaikan harga sewa.

Publikasi tahunan Main Streets Across the World menggambarkan barometer dari kekuatan sektor ritel dan popularitas dari berbagai daerah perbelanjaan di 60 negara dunia. Hampir sepuluh dari tempat-tempat perbelanjaan paling mahal di dunia mengalami penurunan harga sewa atau paling tidak dalam keadaan statis karena para peritel menghentikan ekspansinya. New York’s Fifth Avenue tetap menjadi daerah perbelanjaan paling mahal di dunia dengan harga sewa $US 1,700 per sq feet per tahun, turun sebesar 8.1% dari tahun 2008. Fifth Avenue merupakan daerah perbelanjaan termahal dalam 8 tahun terakhir ini. Hongkong Causeway Bay dan Paris’s Avenue des Champs – Elysees menempati posisi kedua dan ketiga.

Kaufingerstrasse di Munich, Jerman, merupakan daerah perbelanjaan dengan kenaikan sewa tertinggi sebesar 7.1%, hingga merubah posisinya ke 10 besar pusat perbelanjaan termahal, yaitu posisi ke sembilan dari posisi ke duabelas sebelumnya. Grafton di Dubin, Irlandia, adalah daerah perbelanjaan dengan penurunan harga sewa yang paling besar di 10 besar pusat perbelanjaan termahal, yaitu sebesar 22.5% dari urutan ke lima turun ke urutan delapan Padahal tahun lalu Grafton menempati posisi lima besar untuk pertama kalinya.

Secara global, pertumbuhan harga sewa tertinggi terjadi di Sao Paulo, Brazil, dengan kenaikan harga sewa sebesar 111% dan 79.3% di lokasi Alameda Lorena dan Iguatemi.Di Asia Pacific, daerah CBD Ho Chi Minh, Vietnam, mengalami kenaikan terbesar yaitu sebesar 50%. Sementara di Eropa kenaikan terbesar terjadi di Rue St Catherine, Bordeauz, Perancis, sebesar 17.6%

Secara global, penurunan terbesar terjadi di Colaba Causeway, Mumbai, sebesar 63.5%. Di Amerika, Sao Conrado Fashion Mall, Rio de Jeneiro, turun sebesar 53.4%. Di Eropa, Calea Victoricci, Bukarest, turun sebesar 48.1%

John Stratchan, global head of retail, Cushman & Wakefield, mengatakan: “12 bulan terakhir ini merupakan masa yang paling sulit yang pernah terjadi di sektor ritel dimana tingkat penjualan dan daya beli menurun di banyak tempat”. Di 12 bulan sebelumnya, pasar ritel global memang kelihatan masih cukup kebal tetapi akhir-akhir ini dampak dari resesi ekonomi dunia sudah benar-benar terasa. Berita baiknya adalah, keadaan terburuk sudah berakhir. Perbaikan keadaan ekonomi mulai terasa di banyak negara terutama di Jerman sebagai penggeraknya yang saat ini telah keluar dari masa resesi. Pasti memang akan ada pasar ritel yang masih terus terkena dampak negatif di tahun depan tetapi kita mengharapkan banyak tempat telah kembali menjadi positif.

New York’s Fifth Avenue sekali lagi merupakan daerah perbelanjaan paling mahal di dunia dengan harga sewa sebesar $US1,700 per sq ft per tahun.

Gene Spiegelman, executive vice president, Cushman & Wakefield New York, mengatakan: “Fifth Avenue merupakan lokasi yang tetap memberikan kesempatan primer yang paling besar kepada para pemain ritel dunia untuk mengkomunikasikan “brand” nya kepada masyarakat dunia. Terbatasnya pasokan dan terus meningkatnya permintaan akan ruang ritel di daerah ini telah menahan turunnya nilai rental di daerah Fifth Avenue ini. Daya tahan dari daerah Fifth Avenue juga disebabkan karena daya tariknya yang unik untuk specialty retailer kelas dunia atas kemampuan mereka untuk berada di koridor daerah perbelanjaan paling mahal di dunia. Dengan terjadinya dampak yang cukup signifikan dari keadaan ekonomi dunia, daerah Manhattan dan khususnya Fifth Avenue dapat mempertahankan keadaannya dengan cukup baik dibandingkan dengan lokasi perbelanjaan lainnya”.

Kaufingerstrasse, Munich, Jerman, merupakan daerah dengan kenaikan harga sewa tertinggi yaitu 7.1% dan menaikan posisinya ke sembilan besar dari posisi ke duabelas di tahun sebelumnya.

Inga Schwarz, kepala riset, Cushman & Wakefield, Jerman, mengatakan: “Jerman merupakan salah satu pasar ritel terbesar dan paling stabil di Eropa, ini yang menyebabkan para peritel nasional maupun internasional selalu mempertahankan kota-kota terbesar di agenda mereka. Walaupun keadaan ekonomi dalam keadaan sulit, daya beli masyarakat ternyata cukup baik dan sentimen pasar membaik sejak musim semi. Dengan tingkat permintaan yang cukup tinggi dan pasokan yang terbatas di lokasi-lokasi primer, harga sewa tetap bisa meningkat di masa krisis dan hal ini diharapkan akan terus berlanjut di bulan-bulan yang akan datang. Tingkat ekonomi yang tinggi dari konsumen di Munich dan kesejahteraan yang terus meningkat di negara itu membuat lokasi tersebut menjadi salah satu target peritel internasional untuk melakukan ekspansinya di Jerman. Itulah yang menyebabkan harga rental meningkat di 12 bulan terakhir ini”.

Secara global, kenaikan harga sewa tertinggi terjadi di Sao Paulo, Brazil, dengan kenaikan sebesar 111% dan 79.3% di Alameda Lorena dan Iguatemi.

Milena Morales, manager – riset, Cushman & Wakefield Amerika Selatan, mengatakan: “Walaupun terjadi krisis finansial global, data menunjukan bahwa tingkat penjualan ritel di Brazil telah meningkat sebesar 4.4% di lima bulan pertama tahun ini. Hal ini mengikuti pertumbuhan pasar ritel sebesar 9.1% di tahun 2008. Pengurangan pajak yang dilakukan oleh pemerintah telah membantu meningkatkan daya beli konsumen dan kami tidak melihat banyak toko-toko yang tutup. Karena itu harga sewa ruang ritel terus meningkat, terutama di Sao Paulo di daerah Jardins, seperti Al Lorena dan Haddock Lobo yang telah menarik toko-toko yang dulunya berlokasi di Estados Unidos. Konsumen juga lebih tertarik terhadap barang-barang mewah dan mal-mal kelas atas seperti Iguatemi yang juga menawarkan hiburan dan sistem keamanan yang lebih baik”.

Anthea To, analis ritel, Cushman & Wakefield, mengatakan: “Pasar properti ritel global saat ini kelihatan lebih stabil dan aktivitas yang diperkirakan akan meningkat di bulan-bulan yang akan datang akan menjadi buktinya. Sementara pasokan unit ritel di lokasi primer sangat ketat dan permintaan dari penyewa menunjukan peningkatan di lokasi-lokasi ini, daerah secondary diperkirakan akan menyesuaikan harga sewanya ke tingkat yang lebih rendah karena meningkatnya fokus para peritel ke lokasi AAA dan adanya kecenderungan untuk mengurangi keberadaan mereka di daerah yang kurang menguntungkan. Juga diperkirakan para penyewa akan lebih selektif dalam memilih lokasinya dan pulihnya pertumbuhan harga sewa dalam jangka waktu pendek sepertinya tidak akan terjadi, paling tidak sampai keadaan ekonomi dunia yang lebih luas dan pasar perburuhan menunjukan perbaikan yang lebih baik”. (Cushman & Wakefield, Indonesia, 29 September 2009).



special thanks to:
Om Burhan Abe

Friday, September 4, 2009

bir dan iblis

Alkohol memang identik dengan perbuatan yang terlarang dan berhubungan dengan godaan dari iblis dan setan. Seperti lagu yang dinyanyikan oleh Oma Irama. Ternyata dari nama-nama bir di seluruh dunia banyak sekali yang diambil dari nama-nama yang berhubungan dengan iblis setan.

Belgia, yang merupakan negara yang terbanyak mempunyai merek-merek bir di dunia. dikenal sebagai land of beers, tapi bukan sebagai negara pengomsumsi bir terbanyak – saat ini masih dipegang oleh Jerman.

Duvel
Kata ini banyak yang mengira berasal dari bahasa Perancis, Duvelle. Tapi ternyata salah, Duvel sebenarnya berasal dari bahasa Flemish – yang berarti devil (iblis) dan dibaca “Doovul”. Didirikan tahun 1872 di Breendonk, sebelah utara kota Brussels oleh pabrik bir Moortgat, konon pada tahun 1923. Nama Duvel ini terungkap secara spontan oleh para pekerja pabrik bir sewaktu pertama kali mencicipinya, “This is a devil of beer”.

Sekarang Duvel menjadi salah satu merek bir terkenal di Belgia dan daratan Eropa lainnya. Kandungan kadar alkoholnya 8,5% dengan rasa strong golden ale dengan busa yang kental. Untuk meminum harus dalam keadaan dingin tanpa es batu dan memakai gelas khusus flared tulip. Disarankan untuk tidak dituang habis karena sisa kekeruhan birnya sangat kental sekali.

Lucifer
Bir ini menjadi saingan bagi Duvel, sama-sama bernama dari aliran sesat. Produksi dari pabrik bir Riva di Flanders, Belgia. Rasa Ale sangat kuat sekali, kadar alkoholnya 8%.

Blackened Voodo
Dimulai pada 1907 oleh pabrik bir Dixie – dari kota New Orleans – Lousiana. Bir ini ikon kota New Orleans – dengan tema berbau Halloween, sesuai dengan namanya Blackened Voodoo. Kadar alkoholnya 5%, cocok sekali sebagai minuman pendamping makanan khas New Orleans, Cajun. Pada tahun 1992 sempat dilarang beredar di Texas karena dianggap sebagai minuman iblis.

Black Magic
Bir dari Inggris dengan rasa bitter stour berkadar alkohol 4,5%.

Satan
Juga produksi Belgia, dibuat pabrik bir Block di Peizegem. Rasanya – red, gold and brown ale – dengan kadar alkohol 8%.

Dead Guy Ale
Dari namanya saja sudah menyeramkan. Berkadar alkohol 5%, bir ini baru dipopulerkan pada tahun 1988, dan mulai semakin terkenal dan sempat memenangkan beberapa kali penghargaan di Great American Beer Festival. Pabriknya di Oregon.

Old Nick
Dari lambangnya sudah mencerminkan bahwa bir ini juga berasal dari golongan para iblis. Berasal dari pabrik Young’s di bagian selatan kota London, dipoduksi sejak tahun 1831. Beraroma rasa anggur dengan kadar alkohol 7.25%.

Indiana Bones
Berasal dari pabrik bir Summerskills di South Devon, Inggris. Terasa malty-brew dengan kadar alkohol 4,5%.

Masih ada lagi nama-nama bir yang cukup menyeramkan seperti: Beast, berkadar alkohol 6.6% dan Gun Powder, berkadar alkohol 3,8%, dari Inggris; Granat, dari Czech & Slovakia; Rasputin Russian, berkadar alkohol 7,8%, dari Amerika; dan Devil’s Elbow dari Virgina, AS.

Jadi memang ternyata bir merupakan minumam para iblis dan setan. Terserah dengan Anda, apakah tetap terus untuk berbir-ria. (Tedjo Iskandar)

Spirit Unveiled

Spirit menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia minuman beralkohol. Proses destilasi yang dilaluinya, membawa jenis minuman ini pada satu tingkatan di mana ia menjadi sangat terkenal dengan berbagai bentuk, dari bourbon hingga brandy. Penyajiannya pun juga bermacam-macam, sesuai dengan selera. Apa sih yang termasuk dalam spirit, dan mengapa mereka berbeda?

Spirits, not Spirit
Ya, dua kata dengan perbedaan satu huruf ini memiliki perbedaan arti yang sangat jauh. Sudah dapat dipastikan kita tidak akan membahas sedikit pun kata yang kedua tersebut. Dulu sekali saya pernah berkesimpulan bahwa spirits dan spiritus itu sama, tentunya saya amat bersyukur ketika mengetahui dua benda itu sama sekali tidak berhubungan erat. Sedikit demi sedikit saya mencari tahu lebih jauh tentang spirits dengan mencoba mengenalnya langsung.

Pada awal mulanya, saya hanya dapat mengidentifikasi bahwa spirits itu adalah minuman beralkohol tinggi, yang memerlukan proses destilasi atau penyulingan untuk itu. Tapi, kemudian batas itu menjadi rancu kembali karena keterbatasan pengetahuan saya. Apakah warna? Rasa? Bahan? Atau kandungan alkohol? Syukurlah ‘riset’ saya menjadi mentah kembali, karena setelahnya saya menemukan fakta-fakta yang sahih.

Sebenarnya kita dapat membagi golongan minuman beralkohol pada beberapa kategori, dua di antaranya adalah spirits dan liqueur. Nama liqueur mewakili sebuah golongan minuman berkadar alkohol tinggi dan dimbuhi campuran rasa, dan biasanya adalah rasa manis dengan berbagai aroma. Dengan begitu, spirits adalah golongan yang masih mengusung rasa asli plus syarat umumnya, yaitu kandungan alkohol paling tidak berkisar di angka 35% per volume.

Nah, melihat syarat ini, tentunya banyak sekali yang dapat dimasukkan ke dalam kategori spirits bukan? Sebutlah vodka, whisky, bourbon, brandy, tequilla, rum, hingga absinthe. Tentunya nama-nama tersebut memiliki karakter tersendiri, yang tentunya berkaitan erat dengan bahan baku yang digunakan untuk proses penyulingan. Gandum, beras, kentang, jagung, hingga tebu. Marilah kita melihat satu persatu lebih dekat.

Absinthe, not Abstain!
Kok abstain? Well, kata ini muncul tidak berapa lama setelah seorang teman saya menenggak dua gelas kecil absinthe. Yes, dia salah sebut nama minuman ini sehingga kami pun tertawa terbahak-bahak sesudahnya. Memang, di tangan yang salah, minuman ini dapat berakibat fatal karena kandungan alkohol dalam jumlah yang sangat fantastis di dalamnya. Setidaknya untuk saya, ini adalah minuman dengan kadar alkohol tertinggi! Tentu saja tidak disarankan untuk menenggaknya langsung begitu saja. Karena absinthe adalah minuman aperitif, maka tujuannya memang bukan untuk membuat mabuk orang yang meminumnya.

Absinthe adalah spirits dengan warna hijau tua bening dan memiliki rasa agak ‘pedas’. Tidak heran, karena minuman ini mengandung banyak sekali rempah-rempah. Sebutlah anise, wormwood, fennel, hingga nutmeg (pala) pun terdaftar pada bahan penyusunnya. Dengan tampilan yang cukup memikat dan terkesan jinak, ternyata absinthe menyimpan banyak kejutan. Entah mengapa, banyak sekali saya menemui komentar, “Kayak obat batuk ya?” pada orang yang baru pertama kali mengendus aromanya. Mungkin, walau saya sendiri tidak begitu setuju, dan bukan karena obat batuk yang saya gunakan biasanya dalam bentuk kaplet tentunya.

Angka yang menunjukkan kandungan alkohol pada label absinthe mungkin dapat membuat mata Anda terbelalak. Bagaimana tidak? Sanggupkah Anda menghadapi besaran 68% atau bahkan lebih? Tapi nanti dulu, minuman ini sebenarnya memiliki fungsi seperti sirup yang tidak manis, karena harus ditambahkan dengan air es 4-5 bagian lebih banyak, plus gula. Galaknya alkohol sebelum bercampur dengan air dan gula tadi kemudian berubah menjadi lembut, baik di hidung maupun di rongga mulut. Keunikan yang terlihat secara visual pun ada. Warna hijau tua transparan tadi akan berangsur menjadi putih susu seiring bercampurnya minuman ini dengan air.

Minuman asal Swiss dan kemudian populer di Perancis ini pernah dilarang beredar di daratan Eropa. Ditengarai berkaitan dengan efek memabukkan dan kejadian-kejadian dengan kekerasan yang terkait, minuman ini kemudian hilang dari peredaran selama puluhan tahun. Tentunya apabila kita berpikir sehat, penyalahgunaanlah yang menjadi sumber masalahnya, bukan bendanya. Lalu belakangan, absinthe diperbolehkan untuk beredar kembali dan secara cepat berbaur dengan minuman lainnya, dan bahkan cepat populer dengan ‘gayanya’ sendiri.

Seperti halnya tradisi fine dining, absinthe seakan tidak mau kalah dengan menghadirkan keunikannya sendiri pada absinthe spoon. Alat sederhana berbentuk sendok datar dan berlubang ini memiliki banyak variasi. Dari yang tanpa keistimewaan hingga ukiran dan bahan dari logam yang mahal. Fungsinya tetap sama, hanya saja gengsinya pastilah berbeda, karena belakangan sendok ini seringkali menjadi collectibles item. Mau mencoba? (Marchel/Appetite Journey, 2007)

inner beauty

Cantik tidak melulu soal fisik. Ada yang lebih penting ketimbang penampilan lahiriah. Tapi mengapa perempuan Indonesia merasa kurang puas dengan tubuhnya?

Perempuan mana yang tidak ingin cantik, dan lelaki mana yang tidak ingin melihat perempuan cantik? Kloplah! Tidak heran kalau para wanita berlomba-lomba untuk mempercantik diri, baik itu dengan memilih busana yang menarik atau pun tata rias yang bisa memperindah penampilan. Termasuk memakai produk-produk yang masuk kategori health care, atau pun mengonsumsi berbagai makanan suplemen, misalnya.

Saya sempat heran ketika istri saya sangat fasih menyebut berbagai istilah-istilah, yang kadang-kadang mirip dengan istilah kedokteran. Ekstrak bengkuang, sea minerals, pro vitamin B5, squalene oil, chamomile extract, repair Q enzyme Q10, dan seterusnya. Semua itu ternyata unsur-unsur dalam kosmetik dalam urusan kecantikan, mulai zat dari memutihkan kulit, ekstrak yang menghaluskan, melembutkan kulit, hingga elemen yang menghambat penuaan dini. Sama fasihnya ketika anak kami lahir dengan menyebut AHA, DHA, Omega 3, dan lain-lain, yang katanya adalah unsur-unsur yang harus ada dalam susu bayi.

Kita mencari informasi tentang berbagai hal untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Namun iklan di media rupanya mempunyai pengaruh yang lebih kuat, bahkan mendikte, apa sebaiknya yang kita konsumsi. Makanan apa yang menyehatkan, minuman yang menyegarkan, kosmetik apa yang bisa membuat cantik. Semuanya dengan janji-jani yang luar biasa. Ada shampo yang tidak hanya membersihkan rambut, tapi juga meluruskan. Sabun mandi tidak hanya membuat badan bersih, tapi mampu menjadikan secantik bintang film. Wow!

Cantik memang menjadi obsesi setiap perempuan. Saya mafhum ketika ada teman perempuan saya menyempatkan waktu untuk berlama-lama di salon. Tapi saya hanya bisa bengong, ketika teman perempuan yang lain membolos dari kantornya hanya karena punya janji dengan beauty therapist untuk melakukan facial treatment dengan menggunakan sinar laser agar kulit wajah mulus, padahal menurut saya wajahnya sudah mulus. So what gitu lho!

Katanya itu belum seberapa, karena kabarnya operasi plastik kini menjadi pilihan jalan pintas untuk menjadi cantik. Apalagi, ada contoh dalam tayangan TV asal AS yang kini ditayangkan di sini, The Swan. Program reality show itu menjaring peserta wanita yang tidak puas dengan dirinya. Dalam tiga bulan wanita-wanita yang berpenampilan biasa-biasa saja disulap menjadi manusia baru yang “lahir kembali”, bak model dengan tubuh ideal. Dengan para ahlinya, mereka dipermak secara mental, tapi terutama fisik. Lemak yang berlebihan di beberapa bagian tubuh disedot, kantung mata ditarik biar kencang, gigi dirapikan, bahkan hidup yang pesek bisa dipermak dengan operasi plastik.

Tidak banyak memang perempuan Indonesia yang mau “mempermak” tubunya habis-habisan. Paling tidak kalau dibandingkan dengan wanita-wanita negara tetangga di Asia, Jepang, misalnya, 39 persen wanitanya rata-rata sudah melakukan operasi plastik, Taiwan 40 persen, bahkan Korea Selatan 53 persen. Yang menyedihkan, kecantikan yang mereka idamkan, selain langsing dan berkulit putih, adalah hidung mancung, kelopak mata lebar, dan tulang pipi menonjol, yang nota bene seperti ras Kaukasia alias bule.

Untunglah, tidak semua perempuan Indonesia menilai bahwa kecantikan lahiriah saja yang harus diagung-agungkan. Dari survei baru-baru ini yang melibatkan 500 responden di sejumlah kota besar, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan, terungkap bahwa faktor batiniah ternyata lebih penting ketimbang kecantikan fisik semata.

Research International, sebuah lembaga penelitian independen, melakukan penelitian lebih dari 2.000 wanita Asia, termasuk Indonesia, juga menemukan fakta yang menggembirakan. Riset yang bertajuk “Kebenaran Sejati tentang Arti Kecantikan di Asia: Pandangan Wanita tentang Percaya Diri, Penampilan Tubuh, dan Penggambaran Media Massa” – yang pertanyaannya dirancang oleh Universitas Harvard, AS, bekerja sama dengan Dove, merek produk wanita –, menyimpulkan selain penampilan luar ada faktor lain yang lebih inner, yakni kehormatan, kebahagiaan, kepintaran, dan kebijaksanaan.

Yang menarik, perempuan Indonesia – fakta ini tidak ditemukan pada perempuan negara lain –, meletakkan aspek spiritual dan kepercayaan agama sebagai hal yang penting untuk merasa cantik. Ini jelas membanggakan. Seperti yang dikemukakan para pakar, bahwa inner beauty atau kecantikan dari dalam memang lebih penting bagi kaum Hawa. Cantik dengan penampilan fisik yang sempurna tapi tanpa tanpa sikap mental yang positif, pasti garing banget. Buat apa cantik kalau bloon? Ya nggak sih? Kata orang bijak, kecantikan sejati adalah perpaduan antara penampilan fisik dengan aura yang muncul dari dalam.

Itu sebabnya, Okky Asokawati menurut saya cantik meski hidungnya tidak mancung, karena memikili aura yang luar biasa. Tika Panggabean yang gemuk, Trie Utami yang mungil, Shanty yang berkulit gelap, adalah pribadi-pribadi yang memesona, karena mereka sangat pede dan merasa nyaman dengan segala yang mereka miliki, termasuk bentuk tubuhnya.

Ingin cantik memang manusiawi, tapi tidak pede dan selalu merasa kekurangan, jelas berlebihan. Dan celakanya, jutsru itulah yang kurang disadari kaum perempuan di Indonesia. Benarkah? Dalam penelitian di atas memang ditemukan bahwa hanya 1 persen wanita Indonesia yang merasa dirinya cantik. Apa boleh buat! (Burhanuddin Abe)

Orang menyebut mereka METROSEKSUAL

Orang menyebut mereka pria metroseksual. Pria-pria dandy yang menikmati hidup (mewah), gemar ke mal dan kafe, rajin ke gym membentuk tubuh, merawat diri di salon dan spa, berburu fashion dan aksesori bermerek, tapi tidak jarang yang sampai kebablasan. Fenomena ini ditulis oleh Burhanuddin Abe.

Metroseksual. Kosa kata baru ini seolah menyihir para pria metropolitan saat ini. Setelah pemain sepekbola tersohor David Beckham bergaya dan berdandan necis, pria-pria “genit” di seluruha dunia seolah tidak mau ketinggalan. Pria urban jenis baru ini memuja gaya hidup hedonisme, tampil trendi, dan selalu mengikuti tren global. Parfum, busana, aksesori bermerek ternama yang dulunya hanya menjadi incaran wanita, kini tidak diharamkan menempel di tubuh pria metroseksual.

Sebetulnya, evolusi tren gaya pria bisa dilacak melalui film-film James Bond. Di era 1970-an, pria ideal digambarkan seperti Sean Connery yang macho, dengan rahang keras dan berewokan. Di era berikutnya agen rahasia Inggris sang jagoan tampil lebih lembut dan necis, diwakili oleh Roger Moore dan Timothy Dalton. Nah, memasuki dekade 1990-an, agen 007 ini berubah menjadi sangat dandy, semakin stylish dengan busana dan aksesoris yang branded, rambutnya pun sangat kelimis. Konon, Piere Brosnan – yang mewakili era ini – inilah yang disebut sebagai cikal bakal pria metroseksual. Tapi yang jelas, istilah metroseksual, yang diperkenalkan Mark Simpson, kolomnis fashion Inggris, pada 1994 untuk menggambarkan kelompok anak muda berkocek tebal yang hidup di kota besar, sangat menyayangi bahkan cenderung narsistik, serta sangat tertarik pada fashion dan perawatan tubuhnya, mulai merebak tidak hanya di Eropa tapi juga di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia.

Tren ini katanya hanya menjangkiti para model, artis dan orang-orang media. Tapi belakangan justru meluas ke kalangan olahragawan, profesional muda, pengacara, bahkan diplomat! Majalah The Economist bahkan pernah mengungkapkan bahwa di AS jumlah kaum metroseksual mencapai 30%-35%. Mayoritas dari mereka adalah pekerja profesional dan eksekutif muda. Mereka mengagumi George Soros tapi juga tergila-gila pada Chaterine Zetta Jones. Suka nongkrong di kafe, menikmati kehidupan malam, tapi sekaligus peduli kesehatan, dan memakai krim malam sebelum tidur.

Tidak ada yang salah sih, bahkan revolusi ini seakan-akan mendobrak tradisi berpakaian para pria yang cenderung konservatif. Kesehatan pun mulai diperhatikan. Yang juga bergembira dengan fenomena ini adalah para pemasar, paling tidak desainer pakaian pria akan mempunyai pasar yang lebih besar. perusahaan-perusahaan kosmetik menemukan pelanggan barunya. Bahkan Jean Paul Gaultier, misalnya, berani meluncurkan kosmetik khusus untuk pria. Tidak hanya lip balm untuk pria, tapi juga bedak, cat kuku, serta pinsil untuk alis dan garis mata. Wah!

Kalau di deretan pesohor dunia ada David Beckham, Brad Pitt, George Clooney, Antonio Banderas, Ian Thorpe, Tom Cruz, dan masih banyak lagi. Di Indonesia punya Fery Salim, Ari Wibowo, Nicholas Saputra, Jeremy Thomas dan Adjie Massaid. Memang, mereka semua adalah bagian dari kalangan selebriti yang memang harus selalu tampil menawan dan selalu mengikuti fashion.

Tapi kalau yang mengikuti mereka kemudian adalah “orang-orang biasa”, sebutlah orang-orang kantoran yang kerjanya di bidang finansial atau teknik, atau jauh dari dunia kreatif atau keartisan, tentu menjadi pertanyaan besar, apa sebanarnya yang mereka cari. Apa jadinya kalau pegawai bank harus mengecat rambutnya menjadi pirang atau hi light warna tertentu, serta mengecat kukunya seperti suami Victoria Posh itu.

Mengikuti gaya metroseksual sebenarnya boleh-boleh saja, tapi kalau tidak sesuai dengan kepribadian tentu menimbulkan persoalan tersendiri. Sama dengan orang yang pergi ke pesta tapi salah dress code-nya. Kalau sekadar wangi dan berkesan lebih macho tentu bukan problem, tapi kalau kelihatan justru lebih kemayu dan kewanita-wanitaan, bukan metroseksual lagi, meski pun itu hak asasi. Apa boleh buat, batas gender antara pria dan wanita memang kian kabur. Pria bukan lagi dari Mars, dan wanita pun tak selalu dari Venus. (Majalah Her World)

Kemajuan istri, dorongan suami

Kata orang, suami berperan penting bagi karier isteri. Tapi sampai batas mana perempuan boleh berkarier? Benarkah isteri yang terlalu maju, merupakan “ancaman” bagi suami? Ditulis oleh Burhanuddin Abe.

Beberapa waktu yang lalu secara tidak sengaja saya nonton sebuah talkshow di TV. Temanya “perempuan dan karier”. Memang tema klise sih, dan terkesan jadul (jaman dulu), seolah-olah hidup kita hidup pada jaman Siti Nurbaya, yang kaum perempuannya tidak bisa memilih dan menentukan sendiri jalan hidupnya. Tapi berhubung dipandu oleh host yang cantik dengan seorang bintang tamu selebriti yang juga cantik, mata saya tertahan dan tidak jadi memencet remote control, pindah ke channel lain.

Ada juga pembicara lain, seorang pria eksekutif muda, bapak dari dua orang anak, yang tergolong sukses. Juga serta seorang pengamat, tepatnya, perempuan aktivis dari YLBHI yang baisa memberikan bantuan hukum kepada kaum perempuan yang bermasalah, baik dalam lingkungan pekerjaannya maupun dalam rumah tangga.

Pembicaraan tersebut tergolong lancar, bahkan tidak ada gejolak-gejolaknya. Jayus banget, istilahnya masa kini! Tidak seperti acara talk show dari luar sono yang dipandu Oprah Winfrey, apalagi Ricky Lake yang selalu seru, bahkan kadang-kadang tidak jarang terlontar umpatan kasar dari para pembicara. Apakah karena orang Indonesia orang-orangnya kurang ekspresif dalam mengungkapkan perasaannya, atau bahkan pandangan orang bule kita budaya Timur terkesan introvert, sehingga acara yang saya saksikan tersebut rada monoton, jauh dari konsep modern tontonan talk show masa kini.

Itu sebabnya, tidak semua pembicaraan bisa menancap di benak saya dengan baik. Tidak ada pertentangan yang berarti. Hampir semua pembicara sepakat, tidak ada perdebatan, bahwa perempuan berkarier itu wajar dalam jaman modern seperti ini, bahkan ketika ia sudah berstatus menjadi isteri. Saya cuma menggarisbawahi ketika sang pria berpendapat, kira-kira begini, “Isteri saya adalah seorang ibu rumah tangga, tapi saya memberikan kebebasan kepada dia kalau dia ingin bekerja.”

Tidak ada yang salah, seorang perempuan memang tidak harus bekerja, tapi juga punya hak untuk menjadi ibu rumah tangga saja – yang menurut saya tidak kalah mulianya dengan pekerjaan publik. Tapi kalimat suami tersebut bahwa akan “memberikan kebebasan” kepada isteri, justru menerbitkan tanda tanya bagi saya. Bukankah kebebasan itu milik semua orang? Sejak kapan kebebasan hanya monopoli suami, dan isteri hanya mendapatkan kebebasan jika diberi izin oleh suami?

Pendapat tersebut memang sering disuarakan oleh kaum feminis, dan saya hanya mengiminya saja. Apalagi, saya termasuk suami yang sangat mendukung kemajuan isteri. Cielah! Saya bukan tipe suami yang takut jika karier isteri melesat, bahkan jauh melebihi suami. Bukankah sejauh-jauh bangau terbang, pulangnya ke kubangan juga. Emang nggak nyambung!

Yang jelas, setelah isteri saya agak lama vakum, sayalah yang mendorongnya untuk bekerja kembali. Sama sekali bukan karena merendahkan pekerjaannya sebagai isteri dan pengasuh anak, tapi perempuran harus mempunyai kegiatan yang positif di luar rumah. Dengan demikian wawasannya menjadi luas, juga mempunyai angle yang juga positif dalam memandang dunia. Tidak hanya berkutat di rumah, nonton TV, mengasuh anak, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang melekat pada perempuan, sebutlah memasak, mencuci, menyetrika. Padahal pekerjaan-pekerjaan yang dianggap “perempuan” seperti itu menurut saya adalah tanggung jawab bersama, tidak berdasarkan gender. Bahwa pekerjaan tersebut diberikan kepada baby sitter dan pembantu rumah tangga, karena kita tidak bisa mengerjakannya sendiri, itu soal lain.

Pernikahan itu menurut saya semacam kontrak sosial, perjanjian antara suami dan isteri yang mengikatkan diri dalam sebuah ikatan rumah tangga. Suami dan isteri tidak harus melebur menjadi satu, tapi masing-masing individu mempunyai kehidupan pribadi sendiri-sendiri. Masing-masing mempunyai kesenangan sendiri, hobi, temen-teman, network, pendeknya masing-masing individu harus berkembang. Tidak hanya suami, isteri pun berhak untuk mempunyai kegiatan sendiri di luar rumah.

Saya mendorong isteri bekerja, sama sekali bukan karena masalah uang. Bahwa ternyata ada tambahan penghasilan rumah tangga, itu hanya efeknya saja. Sebab menurut saya isteri tidak mempunyai kewajiban untuk bekerja, juga tidak mempunyai kewajiban untuk menafkahi keluarga. Sebaliknya, justru suamilah yang berkewajiban dan menafkahi keluarga. So, saya tidak terlalu peduli berapa gaji yang diterima oleh isteri saya, saya hanya peduli bahwa setiap bulan saya harus memberikan uang belanja kepada keluarga.

Hari gini, pandangan seperti itu memang tidak istimewa. Tapi anehnya saya masih sering saya menjumpai suami-suami yang konservatif, yang melarang isterinya bekerja. “Saya ingin isteri saya di rumah, sebab anak-anak kami masih kecil, balita. Saya tidak ingin mereka diawasi oleh baby sitter,”kata seorang teman. Alasan yang bisa dipertanggungjawabkan sebetulnya. Tapi kalau ketakutannya tidak ingin disaingi oleh kemajuan sang isteri, jelas tidak masuk akal.

Saya justru kagum dengan Ikang Fawzy yang mendukung Marissa Haque seorang prouduser dan anggota DPR RI, HAR Tilaar yang menjadikan Martha Tilaar sebagai pengusaha kosmetik tradisional Indonesia yang dikenal dunia, Adam Suseno yang memanajeri Inul Daratista sebagai “Ratu Ngebor” yang go international, Teuku Rafli yang memberi support Tamara Blezinsky sebagai bintang iklan dan artis sinetron yang sukses, meski akhirnya mereka bercerai. Saya kagum dengan suami-suami yang mendorong maju karier isterinya setinggi-tingginya. (Majalah Her World, 2005)

Thursday, September 3, 2009

Gempa 2 September 2009

Lihat jam, udah jam 3 nih, bu susanny lama amat belum kelar-kelar, kek na masih mo lanjut materi baru neh, mungkin gara2 minggu kemaren ga masuk, jadi mo di full-in, gapapa dah..

tiba-tiba..
kok kaki gue goyang yah?
kok goyang yah.....
kek na gue doang deh yang pusing..
loh kok kursi na goyang..
loh kok proyektor juga ikutan goyang
loh kok teman gue berdiri
loh kok dosennya treak gempa
loh kok??? terlalu banyak pertanyaan di kepala

tiba2 udah ada yang keluar bawa tas..
bu susanny ngomong, jangan pada panik yah..!
*setelah diselidiki, ternyata yang udah lari duluan adalah..
GAFAR TAN

kemudian apa yang terjadi???
kembali ke kasus gue deh..
langsung tereak!
woooi laptop gue! *segera melihat laptop dibangku paling samping
wakkakaka..
tarik laptop, pegang ditangan kanan, tas ditangan kiri
keluar pintu liat orang lari2 rame, desak2an di pintu yang lebarnya cuma 50cm
trus udah melewatin tuh pintu, mo menuju tangga..

*tapi dipikiran... eh ga jadi deh balik lagi..
eh balik lagi ke pintu tersebut dengan berteriak..
WOOOOI!!!! pintunya dibuka dulu kali biar orang bisa lari cepet, jangan desak2an..
alhasil karena gue ga nyampe so cuma bisa tereak
*bingung juga kenapa gue malah balik suruh orang buka pintu daripada tereak2an daripada langsung ngungsiin diri turun ke lantai 1, padahal masih dilantai 9 dan goyang dengan kerasnya, gedung bunyi2...
wakkakkakaka

akhirnya nyampe lantai 7, ngeliatin orang rame2..
masih goyang2.., rencana ga mo turun sih, tapi disuruh turun ama orang fakultas pake toak, takut ada gempa susulan..
turun lagi deh ke lantai 1
wkakakkakaka

trus abis keluar heboh deh..... liatin temen2 udah dibawah..

eh kalo gempa susulan kita mo sembunyi dimana say?
semuanya gedung tinggi, kalo oleng juga pasti kena, ga guna sih sebenarnya kita lari..
trus jalan2 deh cari tempat aman..
ternyata oh ternyata!!!
GA ADA tempat aman!
semuanya dikelilingi gedung beberapa lantai, kalo gedungnya roboh pasti kena! wkakakakaka
tempat paling aman taman ga jadi2 yang deket gedung teknik, n psikologi.. hahahha..

akhirnya memutuskan diri duduk di depan gedung M yang rame banget, sambil ngeliatin orang tunjuk2 gedung Teknik miring, padahal sih sebenarnya yah gitu2 aja kok....
kalo diperhatiin agak miring sih, apa efek perspektif karena dua gedung yang berbeda tingginya yang mengapit gedung FT itu? hahahhahaa..
pada nunjuk2 dan foto tuh gedung..
tapi biarlah, dee dew step malah nunjuk2 liatin orang di gedung utama yang lagi masangin kaca
wakkakkakakaka..

Monday, July 27, 2009

Bayi berkepala dua Indragriri Hilir

Masyarakat Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, dihebohkan dengan kelahiran seorang bayi berkepala dua yang lahir pada hari Kamis (23/7). Saat ini, bayi dalam kondisi stabil dan masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Tembilahan.

Seperti dilansir Antara, Jumat (24/7), masyarakat tampak berbondong-bondong dan berebut ingin menyaksikan dari dekat bayi tersebut di ruang perawatan anak RSUD Puri Husada. Anak pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23), warga RT 3 Desa Belantaraya, Kecamatan Gaung, lahir di RSUD Tembilahan melalui operasi sesar pada Kamis malam. Badrun yang sehari-harinya buruh tani ini membawakan istrinya ke Tembilahan menyusuri Sungai Indragiri dari kampungnya di Belantaraya setelah tenaga kesehatan di sana menyatakan bahwa istrinya itu harus dibawa ke rumah sakit.

Menurut Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan Rasul Alim, kasus bayi berkepala dua ini merupakan kasus pertama terjadi di Inhil. Pada saat dilahirkan, kondisi bayi dalam keadaan sehat. "Baru sekali ini terjadi di Inhil ada bayi berkepala dua," katanya.

Ia mengatakan, secara umum kondisi bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut dalam keadaan sehat. Bayi yang belum diberi nama ini memiliki dua kepala, satu badan, dua tangan, dua kaki, satu ginjal, satu jantung, dua paru-paru, dan satu lubang anus. Saat lahir, bayi ini memiliki bobot 3.200 gram, dengan panjang 43 sentimeter.

"Sebenarnya ini kembar siam dengan kelainan, secara ilmu medis tidak mungkin dipisahkan. Namun, kita tetap berusaha memberikan penanganan terbaik bagi bayi ini," ungkap Rasul.

Wakil Bupati Inhil Rosman Malomo didampingi Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan melihat langsung dari dekat kondisi bayi kembar siam dan ibunya tersebut. "Ini merupakan kekuasaan Allah yang harus kita terima dengan kesabaran. Namun, kita sebagai manusia harus tetap berusaha bagi kebaikan bayi ini," ujar Rosman.

Ia menambahkan, setelah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Riau, hari ini juga bayi itu dibawa ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan dan penanganan selanjutnya.

Adapun Nurhayati, ibu bayi tersebut, mengatakan bahwa sebelum melahirkan ia tidak mendapatkan firasat apa pun terkait kehamilannya tersebut. Akan tetapi, saat itu, tenaga medis setempat menyatakan bahwa kemungkinan memang bayinya kembar. "Selama hamil saya pun tidak ada firasat apa-apa," ungkap Nurhayati.(tribun-timur.com)

Masalah dengan kejantanan

Impotensi dan ketidakmampuan dalam berhubungan seks menjadi masalah paling klasik bagi pria sepanjang masa. Tabu dan sensitif, yang menyertai persoalan ini, justru membuka peluang bagi para pengusaha (perseroan atau pun perorangan) untuk terjun ke bisnis obat “kuat” dan berbagai metode yang berkaitan dengan problem seksual. Apa saja yang mereka tawarkan? Mana obat yang teruji secara medis, mana yang hanya mitos? 
 
BAGAIMANA kaum Arab Sudan yang ukuran kejantannya mencapai 25 cm lebih dengan melakukan latihan yang sederhana dan mudah yang diajarkan oleh ayah-ayah mereka pada masa pubertas? Kaum pria Arab ini juga telah tercatat di World Book of Records sebagai bagian dari pemilik penis-penis terbesar di dunia.

Itulah salah satu iklan yang di internet tentang program latihan meningkatkan kemampuan kejantanan pria. Iklan tersebut juga mengungkapkan beberapa fakta bahwa rata-rata ukuran "alat vital" orang Indonesia saat ereksi hanyalah 13 cm; 90% pria tidak puas dengan ukuran ini. Merujuk pada survei yang diadakan oleh Durex Condoms, 67% wanita mengatakan bahwa mereka tidak bahagia dengan “ukuran” pasangannya. Jadi, masihkah Anda ingin mengatakan size doesn't matter?

Begitulah, masalah ketidakjantanan, entah itu persoalan ukuran penis, ketidakmampuan berhubungan badan, impotensi, lengkap dengan mitos-mitosnya, menjadi persoalan pria sepanjang masa. Berbagai riset kedokteran (bahkan juga perdukunan) dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Ini tidak saja membuka berbagai inovasi yang berkaitan berbagai penemuan obat-obatan yang berkaitan degan masalah kesehatan seksual, tapi sekaligus peluang bagi para pedagang yang menjual dan mendistribusikannya yang ujung-ujungnya adalah bisnis.
Viagra adalah puncak penemuan obat anti impotensi dalam era modern ini. Di AS dan negera-negara Eropa, viagra diyakini sebagai obat ampuh yang mampu mengatasi persoalan impotensi. Di Indonesia, tablet berwarna pink yang didistribusikan secara resmi oleh Pfizer itu juga menjadi barang yang tidak asing, yang membuat pria menjadi perkasa, mampu menaklukkan pasangannya, bahkan wanita hiperseks sekali pun.
Sebelum Viagra, banyak bahan-bahan alami (kadang-kadang bercampur dengan mitos) yang diyakini sebagai penyembuh atau pembangkit gairah seksual. Campuran darah ular kobra dengan serbuk giok hijau, misalnya, menurut mitos di China, India, serta Mesir, mampu meningkatkan potensi seksual pria. Sementara di Korea, banyak yang mempercayai ginseng sebagai minuman penambah vitalitas kejantanan.

Indonesia juga mengenal berbagai berbagai ramuan tradisional yang tidak hanya mampu mengobati penyakit yang berhubungan dengan seks, tapi juga memberikan kenikmatan syahwati. Sebutlah akar pasak bumi dari Kalimantan, tangkur buaya, atau bahkan baru-baru ini, di Mojokerto (Jawa Timur), daging biawak tiba-tiba menjadi favorit para laki-laki di sana, karena mereka yakini bisa menambah vitalitas keperkasaan mereka sebagai laki-laki. Belum termasuk berbagai makanan dan minuman yang diyakini sebagai zat afrodisiak yang mampu membangkitkan gairah seksual.

Saat ini Anda tentu tahu, setidaknya pernah mendengar merek-merek obat kuat, seperti Blue Moon, Caligula Kapsul, Cobra-X Kapsul, Hwang Di Shen Dan, Kuat Tahan Lama Serbuk, atau Tripoten. Asal tahu saja, obat-obatan tersebut menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengandung tadalafil, yaitu bahan kimia obat keras. "Tadalafil dapat menyebabkan nyeri otot, pusing, sakit kepala, mual, diare, muka memerah, hidung tersumbat, dan hilangnya potensi seks secara permanen," kata Husniah Rubiana Thamrin Akib, Kepala BPOM.

Dari spray hingga vibrator
So, jangan sembarangan minum obat kuat. Teliti sebelum membeli, cari tahu lebih dalam sebelum mengomsusinya. Yang jelas, penyembuh impotensi atau pembangkit gairah yang loyo tidak hanya pil, tapi tersedia banyak pilihan, mulai dari spray hingga vibrator. Selain Viagra, sebetulnya tidak terhitung tablet serupa yang mempunyai khasiat serupa – paling tidak seperti diklaim produsen dan distributornya. Sebutlah Cialis. Tablet ini katanya mampu menjadikan pria tahan lama ereksi, dan bisa ejakulasi berulang-ulang. Obat kuat asal AS ini katanya sudah terbukti secara klinis dan bergaransi.

Ada lagi Levitra. Inilah obat perangsang untuk pria berbentuk tablet, berfungsi untuk membuat ereksi pada penis. Bisa digunakan oleh pria yang frustasi atau kehilangan nafsu seksual tetapi ingin melakukan hubungan intim dengan pasangan, sulit ereksi dan masalah ejakulasi dini.

Selain pil, ada minyak pelumas yang membantu melicinkan penis, ada juga spray atau cairan yang bisa disemprotkan ke alat vital pria. Dengan cairan tersebut ada efek “kebal” yang membuat tingkat sensivitas berkurang, sehingga sang pria mampu tahan lama. Ini cocok untuk penderita ejakulasi ini. Produknya rata-rata dari Eropa, ada yang berisi 15ml (bisa untuk pemakaian 20 kali), tidak berbau dan berwarna, dan tentu tidak menimbulkan rasa.

Penggetar adalah alat yang sebetulnya bukan untuk pria, tapi untuk merangsang wanita. Berbahan plastik halus, menggerakkannya memakai baterei AA. Ini bukan untuk pengobatan, tapi lebih kepada rekreasi.
Alat yang paling populer dan sekaligus mengundang kontroversi apalagi kalau bukan vakum pembesar penis. Penis enlargement system ini adalah satu perangkat vacum tabung yang cara kerjanya adalah menarik otot penis, Jika digunakan secara rutin, demikian klaim sang penjual, akan menyebabkan pembesaran penis yang permanen.

Bagaimana mendapatkan obat kuat atau alat-alat bantu seks tersebut? Tidak susah, bahkan tidak harus dengan resep dokter. Lihat saja di beberapa ruas jalan di Jakarta, entah itu di jalan sekitar Petamburan, Tanah Abang, Dewi Sartika, atau Cawang, toko-toko yang menyediakan obat kuat berjejer. Kiosnya sih kecil-kecil, tidak bonafid, dan tampak sepi.

Tapi jangan salah, meski kelihatan sepi pembelinya ternyata lumayan banyak. Artinya, omset penjualannya cukup ok. Seorang penjual di bilangan Dewi Sartika, mengungkapkan kalau obat kuatnya berupa minyak berwarna bening yang diolesi di alat vital pria ini sangat diminati oleh pelanggannya. "Lumayan, 20-30 botol (berukuran 100 ml) pasti laku dalam sebulan," ujarnya. (Burhanuddin Abe)
Popular, Juli 2009