Monday, July 27, 2009

Masalah dengan kejantanan

Impotensi dan ketidakmampuan dalam berhubungan seks menjadi masalah paling klasik bagi pria sepanjang masa. Tabu dan sensitif, yang menyertai persoalan ini, justru membuka peluang bagi para pengusaha (perseroan atau pun perorangan) untuk terjun ke bisnis obat “kuat” dan berbagai metode yang berkaitan dengan problem seksual. Apa saja yang mereka tawarkan? Mana obat yang teruji secara medis, mana yang hanya mitos? 
 
BAGAIMANA kaum Arab Sudan yang ukuran kejantannya mencapai 25 cm lebih dengan melakukan latihan yang sederhana dan mudah yang diajarkan oleh ayah-ayah mereka pada masa pubertas? Kaum pria Arab ini juga telah tercatat di World Book of Records sebagai bagian dari pemilik penis-penis terbesar di dunia.

Itulah salah satu iklan yang di internet tentang program latihan meningkatkan kemampuan kejantanan pria. Iklan tersebut juga mengungkapkan beberapa fakta bahwa rata-rata ukuran "alat vital" orang Indonesia saat ereksi hanyalah 13 cm; 90% pria tidak puas dengan ukuran ini. Merujuk pada survei yang diadakan oleh Durex Condoms, 67% wanita mengatakan bahwa mereka tidak bahagia dengan “ukuran” pasangannya. Jadi, masihkah Anda ingin mengatakan size doesn't matter?

Begitulah, masalah ketidakjantanan, entah itu persoalan ukuran penis, ketidakmampuan berhubungan badan, impotensi, lengkap dengan mitos-mitosnya, menjadi persoalan pria sepanjang masa. Berbagai riset kedokteran (bahkan juga perdukunan) dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Ini tidak saja membuka berbagai inovasi yang berkaitan berbagai penemuan obat-obatan yang berkaitan degan masalah kesehatan seksual, tapi sekaligus peluang bagi para pedagang yang menjual dan mendistribusikannya yang ujung-ujungnya adalah bisnis.
Viagra adalah puncak penemuan obat anti impotensi dalam era modern ini. Di AS dan negera-negara Eropa, viagra diyakini sebagai obat ampuh yang mampu mengatasi persoalan impotensi. Di Indonesia, tablet berwarna pink yang didistribusikan secara resmi oleh Pfizer itu juga menjadi barang yang tidak asing, yang membuat pria menjadi perkasa, mampu menaklukkan pasangannya, bahkan wanita hiperseks sekali pun.
Sebelum Viagra, banyak bahan-bahan alami (kadang-kadang bercampur dengan mitos) yang diyakini sebagai penyembuh atau pembangkit gairah seksual. Campuran darah ular kobra dengan serbuk giok hijau, misalnya, menurut mitos di China, India, serta Mesir, mampu meningkatkan potensi seksual pria. Sementara di Korea, banyak yang mempercayai ginseng sebagai minuman penambah vitalitas kejantanan.

Indonesia juga mengenal berbagai berbagai ramuan tradisional yang tidak hanya mampu mengobati penyakit yang berhubungan dengan seks, tapi juga memberikan kenikmatan syahwati. Sebutlah akar pasak bumi dari Kalimantan, tangkur buaya, atau bahkan baru-baru ini, di Mojokerto (Jawa Timur), daging biawak tiba-tiba menjadi favorit para laki-laki di sana, karena mereka yakini bisa menambah vitalitas keperkasaan mereka sebagai laki-laki. Belum termasuk berbagai makanan dan minuman yang diyakini sebagai zat afrodisiak yang mampu membangkitkan gairah seksual.

Saat ini Anda tentu tahu, setidaknya pernah mendengar merek-merek obat kuat, seperti Blue Moon, Caligula Kapsul, Cobra-X Kapsul, Hwang Di Shen Dan, Kuat Tahan Lama Serbuk, atau Tripoten. Asal tahu saja, obat-obatan tersebut menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengandung tadalafil, yaitu bahan kimia obat keras. "Tadalafil dapat menyebabkan nyeri otot, pusing, sakit kepala, mual, diare, muka memerah, hidung tersumbat, dan hilangnya potensi seks secara permanen," kata Husniah Rubiana Thamrin Akib, Kepala BPOM.

Dari spray hingga vibrator
So, jangan sembarangan minum obat kuat. Teliti sebelum membeli, cari tahu lebih dalam sebelum mengomsusinya. Yang jelas, penyembuh impotensi atau pembangkit gairah yang loyo tidak hanya pil, tapi tersedia banyak pilihan, mulai dari spray hingga vibrator. Selain Viagra, sebetulnya tidak terhitung tablet serupa yang mempunyai khasiat serupa – paling tidak seperti diklaim produsen dan distributornya. Sebutlah Cialis. Tablet ini katanya mampu menjadikan pria tahan lama ereksi, dan bisa ejakulasi berulang-ulang. Obat kuat asal AS ini katanya sudah terbukti secara klinis dan bergaransi.

Ada lagi Levitra. Inilah obat perangsang untuk pria berbentuk tablet, berfungsi untuk membuat ereksi pada penis. Bisa digunakan oleh pria yang frustasi atau kehilangan nafsu seksual tetapi ingin melakukan hubungan intim dengan pasangan, sulit ereksi dan masalah ejakulasi dini.

Selain pil, ada minyak pelumas yang membantu melicinkan penis, ada juga spray atau cairan yang bisa disemprotkan ke alat vital pria. Dengan cairan tersebut ada efek “kebal” yang membuat tingkat sensivitas berkurang, sehingga sang pria mampu tahan lama. Ini cocok untuk penderita ejakulasi ini. Produknya rata-rata dari Eropa, ada yang berisi 15ml (bisa untuk pemakaian 20 kali), tidak berbau dan berwarna, dan tentu tidak menimbulkan rasa.

Penggetar adalah alat yang sebetulnya bukan untuk pria, tapi untuk merangsang wanita. Berbahan plastik halus, menggerakkannya memakai baterei AA. Ini bukan untuk pengobatan, tapi lebih kepada rekreasi.
Alat yang paling populer dan sekaligus mengundang kontroversi apalagi kalau bukan vakum pembesar penis. Penis enlargement system ini adalah satu perangkat vacum tabung yang cara kerjanya adalah menarik otot penis, Jika digunakan secara rutin, demikian klaim sang penjual, akan menyebabkan pembesaran penis yang permanen.

Bagaimana mendapatkan obat kuat atau alat-alat bantu seks tersebut? Tidak susah, bahkan tidak harus dengan resep dokter. Lihat saja di beberapa ruas jalan di Jakarta, entah itu di jalan sekitar Petamburan, Tanah Abang, Dewi Sartika, atau Cawang, toko-toko yang menyediakan obat kuat berjejer. Kiosnya sih kecil-kecil, tidak bonafid, dan tampak sepi.

Tapi jangan salah, meski kelihatan sepi pembelinya ternyata lumayan banyak. Artinya, omset penjualannya cukup ok. Seorang penjual di bilangan Dewi Sartika, mengungkapkan kalau obat kuatnya berupa minyak berwarna bening yang diolesi di alat vital pria ini sangat diminati oleh pelanggannya. "Lumayan, 20-30 botol (berukuran 100 ml) pasti laku dalam sebulan," ujarnya. (Burhanuddin Abe)
Popular, Juli 2009

No comments: