Sunday, August 12, 2012

Dee, TCM Tong Fang

Akhir-akhir ini social media heboh dengan joke bertema klinik Tong Fang. Lelucon-lelucon yang dianggap lucu dengan selengean tentang penderita penyakit. Maybe bagi kebanyakan orang itu LUCU, but for me, orang tua saya pelanggan TCM (Traditional Chinese Medication), joke seperti itu membuat risih, mendengar/membacanya.

Cerita awal keluarga saya menjadi pelanggan TCM dimulai sejak Mei tahun 2012 ini. Pengobatan alternatif dengan herbal menjadi pilihan, setelah pengobatan dengan dokter di rumah sakit tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Hampir setahun lalu, mama saya di diagnosa Trigeminal Neuralgia. Trigeminal Neuralgia merupakan salah satu penyakit saraf cukup langka yang lebih cenderung menyerang wanita usia di atas 40 tahun. Pengobatan di dokter spesialis saraf di Indonesia, Malaysia dan Singapore tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Pemberian obat (yang setelah saya selidiki hanya sebagai pain killer) tidak menunjukkan hasil. Obat diganti, tidak cocok ganti lagi, alergi ganti lagi, seperti kelinci percobaan oleh dokter-dokter saraf. Saya kasihan dengan mama saya, harus mengkonsumsi painkiller yang tidak baik buat tubuhnya. Info tentang Trigeminal pun mulai saya cari, mulai dari bertanya kepada teman-teman graduate S.Ked, tapi tidak banyak yang tahu tentang Trigeminal. Semuanya hanya memberi saran mengkonsumsi pain killer. Setelah saya selidiki, konsumsi zat kimia di obat tersebut secara berkepanjangan dapat menyebabkan 'ayan'.

Sedih, hancur... Saya kasihan dengan mama saya, akhirnya seperti saran dari @rezagunawan, saya mengajak mama saya untuk mencoba salah satu TCM di Singapore. Disana diberikan ramuan herbal, dan di akupuntur. Hasilnya juga tidak cepat, perlahan pain killer tidak dikonsumsi kembali.

Setelah sebulan, ada kabar bahwa di Johor Bahru, ada klinik TCM yang cukup terkenal, dan bayarnya 'terserah'. Dengan segala upaya, dan keinginan untuk sembuh, mama pun coba berkonsultasi disana. Setelah di akupuntur dan minum rabuan herbal, 2 minggu setelahnya keluhan Trigeminal udah tidak kambuh lagi. Amazing, bebas painkiller. Semoga mama tidak perlu lagi menanggung beban dan Trigeminal-nya tidak kambuh lagi.

Therapist-therapist di TCM bukanlah dokter cabutan. Mostly bersertifikasi dan mengeyam pendidikan sebagai dokter spesialis. Saya tidak tahu kondisinya di Jakarta, tapi dari beberapa dokter yang telah keluarga saya konsultasi mostly sudah bergelar Professor.

At last, mungkin saat ini TCM adalah bahan lelucon bagi kalian, karena keluarga kalian tidak ada yang sakit. Semoga keluarga kalian ga pernah sakit SELAMANYA.

Saturday, August 4, 2012

Aku Ada

Di setiap tawamu, aku ada
Di setiap senyummu, aku ada
Di setiap sedihmu, aku ada
Di setiap tangismu, aku ada

Di setiap tawaku, kau ada
Di setiap senyumku, kau ada
Di setiap sedihku, kau sirna
Di setiap tangisku, kau hampa

Ku semu, di hutan rimba
Ku hilang arah pegangan
Ku jemu, menanti asa
Ku tunggu raihan tangan

Kau nyata, tapi menjauh
Kau nista, semua kata
Kau renta, meniti langkah
Kau buta, tertutup harta


Tahukah bila aku ada?


Wednesday, August 1, 2012

From Bali with Love

Desiran Ombak Mengalihkan Dunia

Tak Peduli Keramaian di Pantai, Diriku Terasa Hampa

Terpaan Angin dan Ombak Membuatku Semakin Kuat

Disini Aku Sendiri

Sendiri Menunggumu

Hampa itu...

Hanya Kamu Pelega Dahaga

The Haven

Hehijauan Tak Mampu Menyejukkan Jiwa

Hanya Terasa Sepi

Ku Berdiri Kokoh di Tengah Kehampaan

Berasa Familiar, tapi Terasa Hampa

Ku Berjalan Sendiri, Mencari Jalan

Tanpa Tujuan, Tak Bisa Kembali

Ku Terus Bertahan

Bertahan dari Aral yang Menghadang

Bertahan di Tengah Kehampaan

Ku Kan Terus Bertahan

Mengejar Bintang Nan Jauh Disana

Menantimu