Saturday, August 20, 2011

Maicih vs Maicih, @Maicih vs @InfoMaicih





Bob Merdeka dan Maicih Hadap Depan. Betulkah Palsu?
Kripik pedas Maicih adalah salah satu makanan ringan terpopuler saat ini. Sistem pemasarannya yang sangat “gini hari” dan pedasnya yang cadas-cadas menagih membuat kripik ini selalu dicari-cari.

Namun belakangan beredar isu kehadiran Maicih palsu. Selain kripik Maicih dengan logo emak-emak yang menyamping, beredar pula kripik Maicih dengan logo emak-emak hadap depan. Betulkah Maicih berlogo emak-emak hadap depan adalah kripik Maicih palsu?

Salamatahari mengkonfirmasi isu ini langsung kepada Dimas Ginanjar Merdeka alias Bob Merdeka, pemilik kripik Maicih versi logo hadap depan …



Bob, sebetulnya ada apa dengan kripik Maicih yang sekarang jadi beda logo ini?
Sebenernya memang diakui kita pecah.


Kenapa?
Itu karena perbedaan visi, perbedaan tujuan mau ke mana, jadinya ada perbedaan produk. Kalau saya lihat, ini memang subyektif saya, ya, mereka terlalu mengejar volume, kuantitas, akhirnya lupa sama nilai-nilai yang lain. Kalau ngejar volume, kualitas jadi turun. Kalau saya, sebisa mungkin produksi, kalau kualitasnya turun ya udah produksinya segitu aja.

Emang sekarang Maicih yang ini produksinya berapa banyak?
Lima ribu bungkus sehari.

Wow! Banyak juga, dong …
Iya, lumayan … hehehe …

Emang kalo Maicih yang ini visi-misinya apa?
Visi kita, kita support temen-temen yang kreatif. Sekarang kita menggerakkan kota Bandung dulu. Bukan di musik aja, tapi semua yang berhubungan sama seni dan budaya seperti teater, tari. Kita support temen-temen yang punya sesuatu yang unik dari karya mereka, bukan sekedar asal tebak aja. Kayak Sarasvati, Bottlesmoker kan punya cara yang unik dari musiknya dan dari cara mereka menjual musiknya.

Oh, iya. Kemaren sempet nyeponsorin Sarasvati juga, ya?
Iya. Sebetulnya kita udah ngincer Sarasvati sebelum Mancawarna (konser Sarasvati di Bandung), tapi udah keduluan sama yang lain. Abis itu kita sempet nanya, kita masih punya kesempatan, nggak, buat nyupport Sarasvati? Terus mereka bilang boleh, tapi jangan di Bandung. Ada kesempatan di Yogya. Kebetulan di Yogya peminat Maicih juga lagi banyak. Pas lagi, kebetulan kita lagi pecah. Pas pecah itu, temen-temen dari Maicih yang satu lagi melemparkan isu kalo kita itu Maicih palsu. Dan isu itu paling santer di Yogya, jadi waktu kita mensupport Sarasvati untuk musik mereka, kita juga punya kepentingan supaya temen-temen paham kalo kita nggak palsu, lho.

Hmmm … berarti baik Maicih hadap depan dan hadap samping nggak ada yang palsu, ya?
Sebenernya di antara dua versi besar tadi, nggak ada asli atau palsu. Semustinya temen-temen dari sana mengakui kalau kita pecah, jadi ya sudah. Yang jelas kampanye dari kita ya fakta-fakta sejarah, terus konsepnya, gimana memulainya, siapa yang bikin, itu semua ada di kami.

Secara kekripikan, ada bedanya nggak Maicih yang ini sama yang satu lagi?
Rasanya beda. Ya itu tadi, kalau ngutamain kuantitas, kualitas jadi menurun kan. Terus secara umum kemasannya. Mereka pakai logo yang ke dua (Maicih tiga kali berganti logo, termasuk dengan Maicih hadap depan ini), nggak ada repackage, kalo saya repackage, pake paper bag, rebranding, ganti logo, punya program One Coin One Leaf karena kita udah nyumbang sampah plastik dan sampah kertas untuk lingkungan, ada dinkes. Kita sih nurutin aturan yang berlaku di negeri ini. Kalo produk makanan itu harus jujur. Kayak komposisi, berat bersih, kita udah ada. Temen-temen konsumen pasti cerdaslah, kalau kita palsu masa jujur?

Hahaha … baiklah. Berarti isu seputar palsu nggak palsu udah terjawab dengan jelas. Btw, isu lainnya, katanya resep Maicih itu didapet dari seorang nenek-nenek bernama Maicih di sebuah desa. Bener, nggak?
Nggak, itu bener-bener isu. Saya bikin tokoh fiktif, bener-bener direka-reka aja. Maicih dibikin untuk membuat kripik pedas yang saya suka dikonsumsi banyak orang, gitu. Jadi emang jualan Maicih itu timbul dari kesukaan terhadap makan kripik pedas itu sendiri.

Jadi resep Maicih dapetnya dari siapa?
Ngambil dari sebuah tempat produksi kripik pedas yang saya suka. Terus dijual, tapi setelah laku, permintaan bertambah banyak, nggak mungkin kalo ngambil terus. Jadi saya produksi sendiri dan mencoba membuat cita rasa yang lebih baik daripada itu. Jadi sebenernya patokan kualitas rasa ya lidah saya.

Misalnya Maicih yang di logo ini ada beneran, kira-kira dia orangnya gimana?
Kalo beneran ada, dia pasti ramah, hangat, dan menganggap orang lain langsung jadi keluarga. Dia sebetulnya sangat tradisional, tapi juga sangat melek sama isu-isu global.

Wow, nenek-nenek gaul.
Hahaha … iya, gaul.

Bob, apa yang bikin kamu punya passion untuk serius dan penuh kasih sayang ngejalanin usaha ini?
Apa, ya? Sebuah ide kalo Maicih bisa kampanye budaya. Itu sih yang paling menarik. Bukan soal rasial karena Maicih tokoh Sunda, tapi Sunda sebagai konsep, jadi saya bisa melestarikan nilai-nilai budaya yang sudah ditinggalkan. Kayak misalnya orang Sunda peduli dengan alam, suka bermusik, suka menari. Selain itu orang Sunda pasti suka pedes. Kalo nggak suka, rada anomali. Kripik pedes cemilan orang Bandung banget, meskipun saya nggak tau kalau dari sejarahnya kripik pedes itu asli makanan tradisional Sunda apa bukan.

Kamunya sendiri asli Sunda, ya?
Ayah orang Bogor, Ibu orang Cianjur, tapi saya sendiri gede di Bandung.

Baiklah. Kalau orang mau tau tentang Maicih, harga, mesen di mana, dan lain-lain kira-kira ke mana, Bob?
Ke www.maicih.com aja …

Tapi tadi Dea buka masih “Hapunten Nuju Diwangun” (maaf sedang dibangun) …
Iya, aktivasinya bersamaan sama konser Bottlesmoker yang Kamis tanggal 28 Juli ini …

Maicih memang tokoh fiktif yang tidak nyata. Tapi kefiktifannya mengantarkan banyak hal abstrak mewujud nyata. Passion, kebaikan dan kearifan lokal yang tersimpan dalam seni-budaya, rasa pedas, adalah sesuatu yang tak mempunyai bentuk konkret, tapi hidup dan menghidupkan.

Semoga melalui Maicih, Bob Merdeka menularkan berbagai kesenangan yang memerdekakan …


Disadur dari :
http://www.salamatahari.com/2011/07/bob-merdeka-dan-maicih-hadap-depan.html

Pendidikan Komersil



Tahun ajaran baru telah tiba, mahasiswa baru mulai terlihat di mall-mall dengan style yang masih berbau dan logat kedaerahan dengan suara yang lebih nyaring. Hal yang tak bisa dipungkiri. Mall-mall penuh dengan para pendatang baru.

Salah satu rekan dengan bangga menyebutkan di salah satu universitas swasta, taon ini ada 6000 mahasiswa! What the hell! Itu yang terucap oleh Dee. Lahan sekecil, terkenal macet, jorok dan tak beraturan akan ditambah 6000 mahasiswa baru bersliweran tiap hari??? Oke kita anggap saja 6000 per angkatan selama 4taon, jadi ada 24,000 orang bersliweran dikampung yang terkenal macetnya? Dee speechless ~,~".

Sungguh memprihatinkan, banyaknya peminat universitas dimanfaatkan dengan semena-mena oleh salah satu universitas yang dulunya cukup baik pamornya. Namun seiring dengan pergantian manajemen, semakin terlihat orientasinya untuk uang. Dengan kurikulum paketan, seorang mahasiswa akan 'dipaksa' lulus 3.5-4taon dengan IPK yg cukup saja. Tak ada beban maksimun tiap semester, yang penting 'lulus'. Skripsi yang seharusnya tanggungan sendiri pun dikerjakan berkelompok, yang terkadang hanya merubah judul saja :)

Bagaimana bisa seorang mahasiswa yang memiliki beban sks 148 bisa lulus 3.5 taon dengan IPK hanya 3? Bagaimana bisa lulus 4 taon dengan IPK dibawah 2.75? Sungguh diluar pri kemanusiaan! Kasian mahasiswanya, memprihatinkan. Semua pelajaran yang tidak lulus di semester berjalan, bisa diperbaiki di semester pendek. Beberapa mata kuliah dengan nilai D, tidak bisa diulang atau diambil kembali. Kaget? Yah Dee teramat kaget. Kebetulan punya temen yang lulus 4tahun dengan IPK dibawah 2.75, kasihan sulit mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan terbentuk requirement IPK terakhir.

Sistem pendidikan yang amburadul, dengan diiringi kurikulum berbasis uang, menciptakan produk-produk sarjana yang asal jadi. Sehingga, bukan suatu yang mencengangkan mahasiswa lulus tanpa pekerjaan. Tak diterima dimanapun dengan rate gaji mahasiswa universitas swasta karena tidak memenuhi requirement. Sarjana mentah asal jadi, tak memiliki knowledge dan atittude yang baik. Perusahaan pun enggan.

Coba ilustrasikan seberapa menggiurkan keuntungan suatu univesitas. Kita rata-ratakan biaya masuk 20,000,000/mahasiswa.
Jadi sekitar 6000 * 20juta = 120M untuk biaya masuk saja. Sedangkan untuk operasional dan lain lain, yang dibayarkan dari biaya per SKS, BPP, registrasi dan lain2.

Satu tahun asumsikan 12juta per mahasiswa, sekitar 72M untuk operasional per angkatan, dan kita anggap 4 angkatan menjadi 288M per tahun untuk biaya operasional. Bisnis yang sangat menguntungkan dengan profit yang lumayan besar tentunya. Tak heran, universitas berusaha untuk mencetak sarjana sebanyak dan secepat mungkin.

Kondisi yang sangat memprihatinkan untuk pendidikan masyarakat intelek. Semoga institusi pendidikan ini segera merubah arah kebijakan, meningkatkan kualitas, bukan keuntungan.

Dee, alumnus salah satu universitas swasta. Prihatin dengan pendidikan yang hanya mencetak sarjana dan produk cacat.

Wednesday, August 10, 2011

If you were to have a theme song, what would it be?

Born This Way - Lady Gaga
Ode to my Family - The Cranberries

You can ask anything here, drop me the question

Apa kebodohan yg paling bodoh kamu lakukan?

Kalo gw ngerti kebodohan yang dilakukan itu bodoh, itu bukan bodoh lagi namanya, kebodohan ygn diketahui bodoh bukanlah suatu kebodohan lagi. kebodohan itu dinilai orang lain, bukan dinilai diri kita sendiri.

You can ask anything here, drop me the question

Monday, August 8, 2011

Berbagi Rejeki Di Bulan Ramadhan



Bulan Ramadhan bulan penuh berkah. Semua orang bersuka cita menyambut bulan Ramadhan ini. Bulan puasa, menahan hawa nafsu, segala macam keinginan. Di tengah masyarakat yang heterogen, puasa disambut semua orang dari latar belakang agama yang berbeda. Toleransi antarumat beragama sangat diutamakan disini. Mal-mal selalu ramai di jam berbuka puasa. Banyak yang berbondong-bondong mulai mencari SALE yang menggiurkan untuk baju baru di Idul Fitri nanti.. Wait..

Baju baru? Idul Fitri?

Terbersit di pikira, bagaimana nasibnya anak jalanan? Apa mereka dapat merasakan hal yang sama? Dee memiliki ide untuk membantu anak-anak jalanan di Idul Fitri ini. Disini kita berbagi. Setiap orang, membawa satu anak jalanan untuk kita make-over dan belikan baju baru untuk menyambut lebaran ini. Satu langkah tak berarti, tapi setidaknya bisa membantu mereka. Memberi mereka kebahagiaan di hari yang fitri.

Namun, apa ada yang berminat untuk melakukan hal ini bersama? Saya sendiri mungkin hanya bisa membawa satu anak. Namun, saya sudah punya rencana liburan Ramadhan?! Tapi bila ada minimal 10 orang yang berminat untuk melakukan hal yang sama, Dee akan cancel rencana liburan ke Dieng. Yah, mari kita berbuat lebih untuk anak jalanan. *Ingat syarat 10orang ini harus terpenuhi sebelum saya membatalkan rencana liburan yang telah saya susun dari 2bulan lalu, saya rasa cukup setimpal.

Planning yang saya susun untuk acaranya :
- Kita survey dahulu, seorang anak jalanan (umur 6-12tahun) yang akan kita bantu (masing-masing satu anak), setelah itu minta izin orang tua-nya atau siapapun walinya bahwa anak tersebut di tanggal 29 Agustus nanti akan kita 'pinjam' untuk kita make-over.

-Bila mendapat izin kita tunggu hari-H tanggal 29 Agustus, bila tidak silahken mencari anak yang lain.

- Di hari-H tanggal 29 Agustus (alasan pemilihan tanggal 29 ini dikarenakan inilah malam takbiran yang biasanya dikampung saya disambut dengan meriah oleh anak-anak. Malam merayakan kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadhan), kita ajak anak tersebut untuk bersih-bersih diri sebelum kita bawa 'make-over'.

- Dalam group kita bawa anak tersebut untuk berbelanja kebutuhan Idul Fitri mereka (Baju Kokoh, Peci, sarung, sajadah, kerudung, dll), kita dandani mereka dengan baju-baju baru yang mereka pilih (belum diputuskan mau di mall atau di pasar, tergantung voting responden nantinya)

- Setelah mendapatkan lengkap apa yang mereka dapatkan, disini saya masih ada 2option, kita kembalikan langsung ke orang tua mereka dan buka bersama di kolong jembatan bersama mereka atau kita kerjasama dengan salah satu masjid, minta izin anak-anak tersebut bisa merayakan malam takbiran di masjid tersebut. Untuk option yang kedua, kita mungkin membutuhkan >10 anak biar lebih meriah nantinya. Iya, saya berbeda agamanya, tapi saya ingin anak-anak jalanan itu bisa merasakan malam takbiran mereka.

Kira-kira begitu rencana awal dari Dee, bila ada yang menambahkan, Dee open banget, kalo ada saran silahkan juga. Bila ada yang berminat silahkan hubungi Dee, di 081908439678. Atau langsung comment disini.

Regards,
Dee



*NOTE
Bila sebelum tanggal 14 Agustus ada 10orang yang mau ikutan, saya cancel liburan

Sunday, August 7, 2011

Partai SRI, Serikat Rakyat Independen



Awal Agustus publik mungkin agak terkejut dan tertawa, sebuah partai baru mendaftarkan diri untuk ikut verifikasi Pemilu di tahun 2014. Partai Serikat Rakyat Independen (SRI), dengan logo tangan yang memakai sapu lidi. Partai yang dibentuk oleh kaum-kaum intelek yang sudah muak dengan partai politik yang tak kunjung memberikan perubahan Indonesia yang lebih bersih. Pemerintahan yang lebih cepat, lebih professional, tanpa korupsi, lebih transparan. Perubahan yang terlihat semakin mundur dengan partai-partai politik yang ada, oknum partai cenderung bersekongkol korupsi masal. kader-kader yang cenderung tak memiliki otak yang layak disebut sebagai wakil rakyat. Kepentingan-kepentingan politik yang semakin terlihat oleh kader-kader partai politik yang tak benar.

Kita lihat saja attitude anggota DPR yang katanya adalah wakil rakyat. Hanya sedikit saja yang bisa dikatakan "LAYAK". Banyak sekali yang tak benar, kurang intelek, otak dengkul, mata duitan, bermuka badak, tak bisa public speaking, tutup telinga dan tutup mata.

Akhirnya tangga 3 Agustus 2011, Ketua Umum Partai SRI, Damianus Taufan diantar partisipan dengan membawa sapu lidi sebagai lambang partai menyerahkan syarat-syarat verifikasi ke kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta Selatan. Anggota majelis pertimbangan Partai Serikat Rakyat Independen, Arbi Sanit mengatakan sebuah partai membutuhkan tokoh, tidak terkecuali partai SRI. Partai SRI mengusung Sri Mulyani Indrawati sebagai tokoh partai dan sebagai calon presiden 2014.

Banyak yang sudah skeptis tentang pencalonan Sri Mulyani sebagai calon presiden 2014. Mengapa? Dalam opini mereka, SMI masih sebagai tersangka kasus korupsi, Century Gate, yang dilindungi oleh pemerintah. Padahal setelah kasus ini diangkat, tidak ada sedikitpun kesalahan yang bisa ditudingkan kepada SMI ataupun Boediono pada waktu itu. Yah, kasus akal-akalan partai politik yang didalam kacamata saya didalangi oleh Golkar, Aburizal Bakrie, yang terbukti mengemplang pajak yang sampai sekarang belum dibayar! Memalukan. Tapi apa stasiun TV menyorotinya? Sangat disayangkan, stasiun TV kita sarat nuansa politik, cuma menyoroti kesalahan yang sebenarnya tak ada tersebut. Sehingga terbentuk opini publik yang salah, masyarakat digiring untuk menyalahkan seorang yang benar. Setidaknya dengan World Bank yang merekrut SMI sebagai Direktur disana, kita bisa menilai kualitas seorang SMI. Seorang yang berintegritas, cinta Indonesia dan membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.

Yah, saya seoarang anak berusia 21 tahun, secara frontal menyatakan saya mendukung partai SRI, banyak teman-teman saya yang tertawa, "Kamu bisa apa?". Well, saya mengenal politik Indonesia sejak saya SD, melihat politik bukanlah sesuatu yang baru buat saya. Menjadi seorang yang berpandangan politik dan teguh dengan apa yang saya yakini bukanlah sesuatu hal yang baru. Research adalah hal utama yang saya lakukan sebelum menentukan pilihan. Saya muak, saya inginkan perubahan. Berhentilah bersikap skeptis. Kalo kalian bersikap skeptis, milih diam milih golput kapan datangnya perubahan??? Kalo kalian masih ngarepin money politik kapan kita berubah?? Kita yang muda, saatnya kita maju ke depan, saatnya kita mengajak, merangkul, bergandengan tangan bersama menuju Indonesia yang lebih baik.

Stop cuma nyalahin pemerintah yang menjabat.
Stop cuma jadi penonton.
Stop cuma bisa ngeluh!
Stop cuma ngoceh doang di Twitter.
Stop cuma cari kambing hitam.


Sudah saatnya kita yang ikut bermain, kita ikut menentukan. Sudah saatnya saya berpandangan politik, sudah saatnya saya menberikan suara saya untuk pemerintahan yang lebih baik. Generasi muda seperti kita sudah saatnya membuat pandangan kepada negara kita. Kalo cuma teriak atau ngeluh di Twitter, yah jangan harap sesuatu yang lebih. Kita tetap di tempat yang sama tak bergerak, kapan kita bisa menjadi negara yang besar?! Perekonomian kita sudah makin membaik, kita hanya perlu ketegasan menentukan pilihan dalam mengambil suatu keputusan. Dengan orang-orang intelek yang ada di Indonesia, kita hanya perlu membersihkan Indonesia. Seperti gerakan di Malaysia, Bersih 2.0m disini dengan partai SRI, semoga sapu lidi ini akan membersihkan Indonesia.

Indonesia, inilah saatnya..

Apa yang Anda saksikan bila Anda menyalakan TV? Berita korupsi? Kerusuhan? Penculikan? Bentrok Agama? Bentrok Antarsuku? Rakyat Miskin?
Ya hanya itulah yang ditayangkan di TV nasional kita, cuma menyorot sisi negatif Indonesia. Yah, itu salah satu strategi stasiun TV yang sarat kepentingan politik dari pemiliknya. Group TVOne dengan Golkar, MetroTV dg Nasdem, Trans yang senang menyorot kejelekan karena lebih komersil bagi masyarakat. Entah mengapa, berita tentang kejelekan pemerintahan lebih komersil di masyarakat, mungkin karena pendidikan politik yang kurang sejak dini. Informasi yang ditutupi, tingkat keapatisan yang semakin meningkat, oknum pemerintahan yang tak benar, kesenjangan perekonomian, dan tingkat kesejahteraan.

Banyak yang tidak tahu, perekonomian kita secara makro jauh meningkat pesat. Utang luar negri yang semakin sedikit dengan diiringi kenaikan utang dalam negri dengan menerbitkan obligasi yang lebih aman untuk negara. Disini, Menteri Keuangan kita yang sekarang menjadi Direktur Bank Dunia sangat berperan. Masyarakat sekarang berperan aktif membiayai negara dan mendapatkan benefitnya. Total utang yang sekitar 20% dari GDP, menunjukkan rasio yang sangat kecil bila dibandingkan negara-negara berkembang atau bahkan negara maju sekalipun. Dengan perekonomian makro yang semakin membaik, rupiah yang semakin kuat, IHSG yang menjadi bulan-bulanan di pasar Asia dan telah menjadi saham terbaik di tahun 2010, kita harus yakin Indonesia mampu menjadi lebih baik.

Untuk pasar Asia, Indonesia menunjukkan perkembangan pesat, investasi mulai mengalir ke Indonesia karena dinilai lebih bonafit. Investasi ke China yang cenderung membosankan dan stagnan, basic problems di India yang tak kunjung di benahi, dan munculnya Indonesia di 10besar negara yang berkembang pesat di tahun 2010, menjadikan Indonesia pilihan yang cukup baik untuk berinvestasi.

Satu hal yang patut menjadi sorotan adalah sistem regulasi Indonesia yang cenderung berbelit-belit. Hal ini harus cepat dibenahi, transparansi dan tidak menghilangkan 'uang setan' yang selalu mengalir di bawah meja. Bukan suatu wacana baru di Indonesia bila dikaitkan dengan korupsi, masyarakat cenderung menghakimi instansi pemerintahan yang mendapatkan uang dibawah meja. Tapi, pernahkah mereka intropeksi pada diri sendiri, pernahkah mereka mendaptkan keuntungan dari uang bawah meja tersebut?

Fenomena seperti ini sudah kita lakukan dan nikmati sejak dahulu. Budaya yang dipaksakan untuk menjadi kebiasaan yang lumrah. Sekarang lah saatnya, kita mulai menolak prakterk-prakter seperti itu, sedini mungkin, sekecil mungkin. Tak ada lagi uang setan, uang siluman yang kita terima.

Banyak orang yang mencemooh anggota DPR, tapi menurut saya mereka sama saja. Disini saya contohkan seorang auditor, biasanya dalam menjalankan tugas mereka akan difasilitasi sangat mewah, cenderung dinaikkan kelasnya oleh perusahaan yang akan diaudit. Nah, bila Anda menikmatinya, kalian sama saja kan? Walaupun lebih kecil tapi prakterknya sama saja. Seorang marketing biasanya memberikan 'bonus' kepada calon customernya, baik boneka, pena, notes ataupun barang lainnya... Bahkan ada yang men-treat makan bila akhirnya menjadi customer. So, apa bedanya kalian dengan anggota DPR yang kalian kecam itu?

Mungkin banyak yang berpikiran, itu kan bonus, after sales dll, tapi liat prakteknya sendiri di lapangan, jangan membohongi diri Anda lagi. Mulai sekarang, mulai dari diri kita, kita mulai gerakan bersih untuk Indonesia yang lebih baik. Konsistensi dan disiplin masyarakat harus terus ditingkatkan demi kesejahteraan kita sendiri. Bila ada yang menolak itu hal biasa, konsistensi kita yang memiliki integritas itu yang perlu dipertahankan.

Kita mulai bersih dari diri kita, mengajak orang untuk bersih dan kita bersihkan Indonesia. Sekarang lah saatnya, Demi Indonesia bersih, Demi Indonesia yang lebih baik.

Berhenti bersikap skeptis, apatis. Bila tidak mulai dari diri Anda, siapa lagi?

Wednesday, August 3, 2011

Homesick

Pulang kerja, badan serasa cape sekali.. cuci muka then menggeletakkan badan di atas kasur.. guling ke kanan dan guling ke kiri.. liat si Belek 'Blackberry 9300', liat profile picture temen.. Aiyooooooo! My lovely hometown! I miss my hometown so much! Kampung halaman nan terpencil yang bernama Concong Luar. Iya mungkin sebagian dari Anda tidak pernah mendengar daerah ini, jangankan menginjakkan kaki, mendengarkan nya saja 90% pasti ga pernah =))

Sebegitu tak terkenal dan sangat terpencil, lalu kenapa begitu 'ngangenin'??
Saya lahir, tumbuh, berkembang, mempelajari hidup disini. Merasakan hidup sederhana sedari kecil, menghirup udara segar dari pagi hingga malam, makan ikan segar setiap hari, menangkap kepiting dengan tangan, memancing ikan di belakang rumah lempar tali pancing + kail dengan umpan seadanya langsung dapat ikan! Dimana lagi coba tinggal di daerah surga seafood ini :)

Yah walaupun kita tergolong daerah miskin tapi sedari kecil dikeluarga saya, saya terbiasa makan enak dan 'mahal' bagi orang-orang kota. Yah sedari kecil saya udah terbiasa makan sirip hiu, tiram, abalone, teripang, ronggeng, lobster, udang dan ikan-ikan yang harganya bisa mencapai ratusan ribu di perkotaan. Banyak juga seafood-seafood unik yang tidak bisa Anda temukan di daerah lain, bisa dikatakan disinilah surga seafood dengan harga yang sangat terjangkau dahulunya *sekarang kurang jelas karena sudah lama tak pulang kampung :)

Kangen suasana pergi ke Sekolah SD jalan kaki karena di belakang rumah :)). Kangen ke sekolah pagi-pagi jam 7 dan dikejar kejar sama monyet ataupun cengkok 'monyet hitam berekor panjang'. Kangen lagi jalan ke sekolah tiba-tiba ada ular daun ijo muncul tiba-tiba. Kangen ngeliat ular berbisa di pepohonan hijau. Kangen liat elang-elang beterbangan bebas. Kangen liat sunrise atau sunset di tengah laut. Kangen liat suasana menongkah kerang aka surfing lumpur. Kangen maen dilumpur-lumpur. Kangen tak pernah melihat mobil dijalan. Kangen nae kapal kemana-mana. Kangen udara segar. Kangen minum es kelapa manis banget langsung dari pohonnya. Kangen kemana-mana jalan kaki. Kangen tak ada internet. Kangen tak punya telepon genggam. Kangen punya SuperNintendo pertama dikampung. Kangen ke Jakarta itu lebih mahal dibandingkan ke luar negri. Kangen transaksi belanja di atas sampan. Kangen di jalan menuju ke Jakarta itu butuh 2hari. Banyak banget kangen kangen yang lain, yang tidak pernah Anda dapatkan wahai warga-warga perkotaan :D

Hidup sederhana tanpa kemajuan teknologi dahulunya merupakan suatu yang langka sekali. Tak tahu apa itu saturday nite hangout, tak tau apa itu weekend, tak tahu cara mengendarai motor, mobil tapi bisa mendayung sampan. Susah makan daging-dagingan dan tiap hari makan ikan! Yeay, hidup sehat sedari kecil walaupun banyak yang masih susah makan sayur :))

Di tengah banyaknya kekurangan kampung nan terpencil ini ada satu harapan untuk balik kembali for few days, Dee pengen bisa memperlihatkan pada dunia, masih ada loh tempat-tempat terpencil yang belum Anda lihat. Desa-desa tertinggal, yang penduduknya hidup dengan senang hati walaupun serba kekurangan, ada uang tak ada fasilitas. Tak ada hiburan apapun, sehingga Anda yang telah tinggal diperkotaan bisa lebih bersyukur terhadap apa yang telah kalian dapatkan.

Saya bangga menjadi orang kampung, selamanya saya orang kampung. Walaupun banyak yang berstigma orang kampung itu kampungan, nothing to lose, saya tetap bangga jadi orang kampung. Masih banyak kok orang yang hidup di kota tapi ga pernah ke luar negri. Yah kami orang kampung yang lebih better ;p Orang kampung terbiasa hidup mandiri, tidak manja, terbiasa berjalan kaki, tak gampang mengeluh, penuh perjuangan hidup. Membunuh rasa bosan tanpa melakukan hal-hal yang tak berguna. Menghargai lingkungan, berteman dengan lingkungan, memelihara lingkungan. Tak seperti warga perkotaan yang berekspansi yang menghancurkan lingkungan demi uang. Siiiigh.. Dee tak punya cukup daya untuk mencegahnya! :)

Kapan yah bisa pulang kampung, kangen semuanya.. terutama keluarga..
i will back soon! My lovely hometown, Concong!

Monday, August 1, 2011

Teman

Teman mungkin tidak akan selalu ada untuk Anda setiap saat. Tapi mereka hadir memberi warna pada hidupmu, memberi rasa pada hatimu, tak peduli itu manis, pedas, asin, asam ataupun hambar. Teman lah yang mewarnai hari-harimu.

Persahabatan tak terbatas oleh waktu, tak dimakan oleh zaman. Kesan pertama yang biasa-biasa saja akan berubah seiring berjalannya waktu. Kebersamaan yang tak terbayar harganya, quality of time yang ternilai value-nya. Chemistry yang terbentuk dengan saling menghargai, saling mendukung dan saling membutuhkan membuat semuanya begitu indah dilalui tanpa ada pertengkaran berarti. Beda pendapat, beda prinsip, beda pengetahuan, beda kemampuan dan beda keuangan seringkali menjadi sumber masalah dalam suatu persahabatan. Perbedaan bukan awal dari masalah, dengan perbedaan itulah semuanya terlihat begitu indah. Sikap toleransi yang tak ternilai harganya berulang kali dipraktekkan tanpa pamrih. Indah...

Menyatukan perbedaan untuk suatu tujuan. Menjalin persahabatan yang kian dalam tanpa harus selalu tergantung. Teman tak akan bisa selalu ada untukmu, tapi mereka akan selalu bersamamu. Tak saling menuntut, tak saling meminta, tak saling memperhitungkan. Itu kunci utama.

Jangan menuntut apa yang harus mereka lakukan. Jangan meminta apa yang tak ingin mereka berikan. Jangan memperhitungkan apa yang telah kau berikan. Ikhlas berteman is priceless. Teman akan menilai cara Anda memperlakukan mereka.

So, hargai temanmu!