Sunday, June 28, 2015

Dee, Zurich

Zurich - Switzerland, City of Banking Industry




















Wednesday, March 4, 2015

Dee, Sweet Hometown

Dee, Sweet Hometown


Chinese New Year 2015, Tahun Kambing, Tahun ini Dee melakukan perjalanan pulang kampung. Kampung yang 'benar-benar' kampung dengan berbagai keterbatasan yang ngelangsa. Contoh : PLN belum 24 jam, akses air bersih yang susah, jalanan yang belum teraspal, rumah oanggung di pinggir sungai, Jaringan telekomunikasi dan lain-lain yang memprihatinkan dan akan menjadi 'nightmare' untuk kita yang telah kama tinggal di kota metropolitan.

Dee mua cerita pada perjalanan tahun ini, perjalanan dari Pekanbaru ke Kota Rengat (Ibukota Kabupaten Indragiri Hulu), Dee naik travel menuju ke Rengat (Pekan Heran tepatnya, jangan ditanya dimana, yang jelas dekat Rengat, titik, susah jelasinnya). Ada penumpang anak 'kota' yang pertama kali berkeliaran di kampung. 

Di tengah perjalanan, biasanya kita akan mampir untuk makan siang yang dimananapun menyajikan makanan 'Padang' atau 'Ampera'. Setelah menyantap makan siang, tentu akan melanjutkan perjalanan, kondisi di mobil travel ini ada 4 orang.
Pertama Bapak2 tambun, tidak berkumis, rambut awut-awutan, dialah si supir, sebut saja namanya Bang Jali. 
Penumpang kedua, bapak-bapak, berkumis, rambut klimis, berlogat Jawa-Melayu, sebut saja dia Om Bono. 
Penumpang ketiga, kokoh-kokoh kampung yang lama tinggal di ibukota, agak putih dan rambut klimis ala tren 2014, sebut saja dia Ko Aseng. 
Dan penumpang keempat, ABG ibukota, wajah blesteran, agak pendek, rambut agak ikan, sebut saja dia Aysah.


Setelah makan siang, Aysah nyeletuk di mobil :

Aysah : Bang Jali, di sini (Rengat), ga ada KiEpSi, MekDi, HukBen atau sejenisnya ya?

Bang Jali : Ndak ada kalau di sini, kalau mau makan yah Nasi kapau atau Ampera gini, tapi bisa makan dek?

Aysah : Bisa sih, tapi kan kalau mau makan KiEpSi gimana? Masa makan Padang terus..

Om Bono : Di sini makanan begituan ndak ada, ga ada mall, ga ada supermarket.

Aysah : Hah? Masa sih Om? Pasti Bohong... Jadi di sini kalau mau belanja gimana?!

Om Bono : Yah belanja di warung, kalau mau belanja baju yah jauh.. Kalau mau belanja perlengkapan bisa, naik perahu dulu.. Sejaman.. Kamu mau kemana? Rengat?

Aysah : Iya Om, mau ke Rengat, mau ketemu Ibu

Om Bono : Apalagi di Rengat, pinggiran rumah sungai semua, kalau mau belanja ke minimarket, kudu nyebrang pake perahu sampan, bisa sejam baru nyampe. Kamu Rengat-nya dimana?

Bang Jali : Deket Danau Raja rumahnya.

Om Bono : Yah Danau Raja lagi, sekelilingnya Danau, kemana-mana jauh, ga ada akses mobil. znanti kamu siapa yang nganterin, dijemput siapa?

Aysah : Kan dianterin Bang Jali, masa sih ga bisa akses mobil? #Menangis

Om Bono : Kamu ga percaya? Coba aja tanya Ibu kamu, baru pertama kali kan ke sini? Lihat aja kiri kanan, pohon sawit semua

Aysah : Iya sih, kiri kanan hutan semua... #TerIsakIsak #MenangisMakinMenjadiJadi

Aysah lalu menelepon ibunya :

Aysah : Ibu, ibu kok nyuruh Aysah datang ke kampung kayak gini sih, bikin malu aja, masa Aysah disuruh tinggal di hutan kayak gini sampai seminggu, Aysah mau balik aja sekarang, ga mau ke rumah Ibu, ibu aja ke Jakarta.. ibu ga sayang yah ama Aysah, masa dipaksa tinggal di sini. Aysah mau balik sekarang, KiEpsi ga ada, Mekdi ga ada, mall ga ada, bioskop ga ada, nanti Aysah bosan gimana? Aysah mau shopping gimana? Masa mau ke minimarket aja perlu sejam naik perahu? Rumah Ibu pinggirannya sungai semua? Banyak Buaya dong? Ibu ga ada mobil di rumah? Nanti gimana Aysah mau jalan-jalan?

Berjuta pertanyaan dilontarkan oleh Aysah tanpa memberi kesempatan Sang Ibu di ujung telepon menjawabnya. Tak sedikit kata-kata kasar terlontar di mulutnya, entah bagaimana hati sang Ibu, tampaknya masih sabar. Setelah keluh kesahnya selesai, Sang Ibu menjawab di ujung telepon, Aysah pun menutup telepon.

Om Bono yang mungkin merasa bersalah pun membuka keheningan di mobil ini.

Om Bono : Dek Aysah, kamu ga boleh begitu ama Ibu kamu, pasti dia kangen ama kamu. Tadi Om bohong kok, Rengat ga seperti itu, Rengat itu ibukota kabupaten, kotanya memang ga gede. Mall, Bioskop, supermarket memang ga ada, tapi minimarket udah banyak. Danau Raja itu deket kok dari pusat keramaian, paling 5 menit udah nyampe pusat kota.

Bang Jali : Nanti abang antar kok sampai depan rumah, di sini mah ga usah takut, nyasar paling ditanayain orang lewat terus diantar sampai depan rumah,

Aysah : #MasihMenangis

Om Bono : Kamu jangan begitu ama Ibu kamu lagi yah, kamu udah berapa lama ga ketemu Ibu?

Aysah : Lima tahun, sejak Ibu cerai ama Papa 5 tahunan lalu

Om Bono : Apalagi udah lama ga ketemu, Ibunya pasti kangen. Ibunya sekarang pasti lagi masak makanan kesukaan kamu, perjalanan kita memang jauh, kamu pasti capek, nanti pas ketemu Ibumu pasti capeknya hilang

Aysah : Iya om, ibu lagi masak patin ama bikin kue, nanti pas ketemu Ibu capeknya juga hilang, Tapi capek nih, kok ga nyampe-nyampe, masih lama lagi bang?

Bang Jali : Sejam lagi lah, kan ini pelan-pelan sambil dengerin Neng curhat #KetawaGenit


Pasti Anda heran, kok Ko Aseng ga ikutan? Iya Ko Aseng cuma sibuk mendengar sambil cekikikan, ngumpulin ide untuk nulis ini. Ko Aseng sebenarnya ingin memberi nasihat dan informasi, rumah Ko Aseng lah seperti deskripsi Om Bono, kiri kanan sungai dan hutan, bagi sebagian orang kalau mau belanja harus mengayuh perahu, ga ada minimarket.. Kurang lebih nelangsa kayak kampung-nya Ko aseng, makanya Ko aseng diam aja.

Ko Aseng berpesan "Buat Anda yang sedari kecil hidup di perkotaan, jangan berpikir kalau hidup di kampung itu pasti buruk. Orang di kampung itu pasti ga bahagia, internet aja ga punya, bagaimana mau hidup bahagia? Opini masyarakat perkotaan ini mau diluruskan oleh Ko Aseng, yang used to be anak kampung dan telah lama hidup di kota tapi ga malu (tetap) jadi anak kampung.


Terlahir jadi anak kampung ndak salah, mempunyai perilaku orang kampung juga ndak salah
Terlahir jadi anak kota bukanlah anugrah, perilaku anak kota juga belum tentu selalu benar.

Anak kampung atau kota itu relatif. Bahagia juga relatif. Baik dan benar itu relatif..
Yang saat ini benar belum tentu nanti tetap benar, yang salah saat ini belum tentu nanti tetap salah
Yang saat ini jadi orang kampung, belum tentu tidak sukses dibandingkan orang kota
Orang kampung biasanya memiliki attitude yang lebih sabar dan legowo
Hidup less stress, dan bersyukur apa yang dimiliki saat ini.

Wednesday, January 21, 2015

Sakit itu TJANDU

Rasa sakit itu 'TJANDU'


Walau tahu akan sakit, tetap terus dipertahankan

Walau sulit dipertahankan, tak bisa 'tuk dilepas

Walau mudah untuk melepaskan, terus kau genggam erat

Walau telah tak bisa menggengam, kau tahu akan sakit


Siapa yang akan menyakitimu jika dia kau tak pertahankan?

Siapa yang layak kau pertahankan, bila dia kau lepaskan

Siapa yang bisa kau lepaskan, jika kau tak genggam erat

Siapa yang terus kau genggam, bila kau tah tahu rasa sakit


Rasa sakit itu 'TJANDU'


Seperti Rokok

Seperti Alkohol

Seperti Opium

Seperti Morfin


Rasa sakit itu 'TJANDU'


Candu tak berbekas, tak terlihat

Candu tak kau harap, tapi enggan kau birkan


Rasa sakit itu 'TJANDU'


Kau tak pernah harapkan tapi dia selalu hadir



Bahagia itu SEMU


Senyum sumringah di balik luka


Rasa sakit itu 'TJANDU'


Friday, December 26, 2014

Dee, Dari Mimpi Jadi Nyata

Mungkin sekitar 4 tahun lalu, Dee berkeinginan untuk travelling ke Barat kayak Tom Sang Chong. Journey to the West, tetapi dengan misi yang tidak sama, Dee lebih ke Barat lagi, tepatnya tanah Eropa. Target awal untuk mimpi tersebut adalah pada umur 25, I should reach there. Hopefully..

Tahun 2014 ini, tepat di umur 25, kok ngak ada tanda-tanda ada temen yang bisa diajak ke Europe yah? Sejak tahun lalu ngajak orang selalu diakhiri dengan alasan MAHAL. Yah iyalah mahal kalau bandingin travelling ke Singapore, Kuala Lumpur apalagi Bandung. Lah situ kan udah ngajakin sejak 2010, dan udah niat nabung. Jadi SELAMA INI SITU GA NABUNG???! Oh jadi dari yang janjian ber8, cuma saya seorang diri yang berhasil menabung 4 tahun ini? Yah aku jadi bangga deh!

Tepat 27 Agustus 2014, Dee sudah beranjak dari umur 25, argometer hampir terlewati, masih ngak ada yang mau diajak pergi bareng ke Europe, kalau begini akhir tahun bakalan berakhir ikut tour ke Europe deh.. Fiuuuuh....

Tanggal 12 September 2014, tiba-tiba ada SMS :

"Ke JCC yuk hunting ticket murah, gw ada conference di Belanda bulan November, temenin gw beli ticket"

"OK, sekalian gw nyari tiket pulang kampung buat IMLEK tahun depan"

Nyampe di JCC, pas happy hour dan langsung dilayanin oleh salah satu staff travel, ticket Jakarta-Amsterdam, direct flight dari Garuda, seharga USD 920. Hmm.. Menggiurkan.

"Mbak, saya juga mau deh satu, perginya barengan, tapi pulangnya lebih lama seminggu, pergi tanggal 22 November pulang tanggal 6 Desember'," dan saat itu langsung di book dan bayar.


Jeng Jeng.. 


Langsung deh kaya cerita sinetron, malam ga bisa tidur, belum tahu dikasih cuti atau ngak, project lagi jalan ntah kapan akan Go Live dan tentu saja yang menjadi nightmare adalah BELUM PUNYA VISA! Semua perasaan campur aduk saat itu...

Segera berkonsultasi dengan bos, mengenai urusan kerjaan yang harus bisa saya tinggalkan walaupun nanti harus Go Live secepatnya. Pengajuan cuti, rapiin kerjaan biar gampang di handover, dan sampai hari-H semuanya dalam keadaan beres :) 

Tentu saja tidak lupa browsing mengenai itinerary, ticket pesawat dan hotel. Dan tentu saja samain jadwal teman untuk bareng selama seminggu dan selanjutnya saya akan travelling sendirian! Misi saya tercapai, pergi ke Eropa tanpa tour agent dan jalan sendirian! Semoga saya tidak tersesat nantinya (ada amin kan?).

Tanggal 14 Oktober 2014, schedule interview pengajuan visa, semua dokumen telah lengkap dan tentu saja berusahan mengurus sendiri tanpa calo dari travel agency, dan tanggal 16 Oktober 2014 adalah hari yang cukup bersejarah, karena visa saya telah di APPROVED!


Harga ticket pesawat antar negara telah naik, harga hotel pun mulai merangkak naik, saatnya untuk booking satu per satu dan berdoa selama di Eropa nanti tidak ada masalah dan tidak terlalu dingin! Mohon AMIN kan juga! Hahaha..


Tanggal 22 November 2014, Pukul 02:00 AM, pesawat Garuda GA 079 menerbangkan saya dari Soekarno Hatta ke Schipol Amsterdam dengan selamat dan akhirnya bisa menulis untuk kalian pengalaman saya di Eropa baik suka maupun duka di posting selanjutnya...


CIAAAOOOO.....
Dee

Saturday, July 12, 2014

Dee, Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2014

Pemilu untuk pemilihan presiden telah berakhir pada tanggal 9 Juli 2014. Pesta rakyat telah usai dan semua rakyat Indonesia antusias menanti siapa pemenang Pemilihan presiden yang palin heboh selama Indonesia merdeka. Semua simpatisan saling menghujat satu sama lain, dengan intensitas black campaign setiap hari. Tetapi mereka yang telah menentukan pilihan tak dapat digoyang oleh issue black campaign ini.

Calon pertama dengan koalisi super gemuk dan uang yang banyak mampu menarik minat perhatian rakyat dengan tagline 'tegas', 'otoriter', 'anti-asing'. Sedangkan calon kedua telah lama membangun pencitraan 'merakyat', 'kerja' dan 'bersih'.

Kedua calon yang saling bertolak belakang ini pun menarik minat banyak perhatian. Mulai dari dalam negri sampai ke seantero dunia. Pemilihan presiden ini, semua mata tertuju padamu! 

Oleh karena itu, semua orang menunggu hasil pemilu ini. Quick count menjadi andalan untuk mengetahui secara cepat siapa yang unggul pada pilpres kali ini. Sudah sejak tahun 2004, Quick Count dapat memberikan hasil yang tepat agar proses perhitungan Real Count oleh KPU tidak dicurangi, dengan margin error sebesar 1%. Tentu saja Quick Count mendukung semangat demokrasi yang jujur dan beraih sehingga tidak terjadi pengelembungan suara pada saat perhitungan oleh KPU.

Untung tak dapat dinyana, ternyata tahun ini terdapat dua hasil Quick Count yang berbeda dari masing-masing kubu yang mengakibatkan sebagian masyarakat merasa 'bingung', siapa pemenang pilpres tahun 2014 ini. Apakah hasil yang berbeda ini merupakan konspirasi agar KPU dapat menghasilkan 'permainan' suara yang telah dicegah dalam 10 tahun terakhir ini? Apakah ini juga merupakan salah satu strategi salah satu calon untuk membuka peluang tersebut?

Tanggal 9 Juli 2014, Kedua calon saling mengdeklarasikan kemenangan berdasarkan Quick Count. Ini suatu musibah, musibah bagi seluruh bangsa Indonesia. Kita dibawa mundur ke > sepuluh tahun yang lalu, dimana kita buta dan tidak ada pembanding perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU. 

Banyak yang berpendapat dan mengiring opini, proses perhitungan suara, serahkan saja kepada KPU yang lebih capable. Salah satu calon berhasil, berhasil mengiring opini publik untuk kembali ke masa kita buta dan pihak KPU dengan mudahnya melakukan modifikasi data. Kecurangan yang bisa saja dilakukan, mengacu pada hasil Quick Count salah satu calon. Selamat, Anda berhasil!

Dengan melihat petugas KPPS dan proses perhitungan suara saat ini, tentu saja, saya dengan yakin tidak percaya terhadap proses perhitungan KPU. Kita sebagai masyarakat, perlu memonitor proses perhitungan ini, kita turut peran aktif atas hasil yang telah dihitung di TPS masing-masing. Sudah banyak kecurangan yang terlihat, atau ketidakmampuan petugas KPPS untuk berhitung dan tentu saja saksi yang tidak capable! Mengenaskan sekali negara kita tercinta ini, asal ada uang bapak bisa senang. 


Dengan Quick Count yang telah diciptkan dengan sample, populasi dan metode sedemikian rupa oleh para ahli statistik, digiring untuk menjadi sebuah tanda tanya, kita perlu khawatir. Kita perlu lebih aktif mengawasi negara kita, para elite politik terus berusaha untuk membuat kebijakan yang menguntungkan mereka. Berusaha mengiring negara ini kembali ke 15 tahun lalu, kita perlu bersatu, bersatu untuk bangsa ini melawan elite politik negara kita yang semakin rakus.

Mereka berusaha mencari peluang untuk bebas dari hukum, kebal dari hukum untuk memperkaya diri. Save their ass dengan melakukan amandemen Undang-Undang yang dapat memberatkan atau mengontrol gerak mereka di pemerintahan. Kita wajib memonitor kinerja mereka, menuju Indonesia yang lebih baik.

Wednesday, April 9, 2014

Dee, Botol Kola

Di penghujung bulan Maret lalu, Indonesia sempat dihebohlan dengan MV pertama artis bertalenta luar biasa, Agnes Monica, yang debut perdana di MTV. She nails it! She deserves her hard work... Sebagai warga negara Indonesia yang berbangga memiliki paspor hijau (yang agak ribet kalau mau travelling - kemudian curcol), Dee cukup senang melihat Agnes dapat mewujudkan mimpinya..

Sekarang dia telah membuktikan kepada Indonesia, dream believe and makes it cone true, bukan hanya isapan jempol Agnes Monica belaka..

Agnes is well-prepared, untuk menelurkan satu MV perdananya.. Yang agak mengecewakan dari MV tersebut adalah... KENAPA ADA CELANA POPOK?! Okeh... Gw ga terlalu mengerti fashion, tapi... Agnes yang image-nya gadis oriental cantik natural itu kenapa didandanin kayak begitu? Stylist-nya memang udah pengalaman mendadani Lady Gaga, Katy Perry atau Miley Cyrus, tapi jangan kau Hancurkan image Agnes-ku yang elegan itu..

Next mengenai kostum Timbaland san T.I. yang .... Ga seimbang dengan kostum Agnes, please deh Timbaland, situ emang udah terkenal tapi masa Agnes udah pake dress elegan pamer toket gitu, situ cuma pake kaos buat nyantai di rumah.. Please hargain ci' Agnes atau kamu kan tahu akibatnya (Tiba-tiba jadi front Garda depan Agnes). Intinya sih MV Paralysed yang dibuat di Indonesia lebih okeeeh...

Pergantian nama dari Agnes Monica menjadi AgnezMO juga membuat perubahan besar, Agnes Monica yang cantik oriental berubah menjadi AgnezMO yang kekar setingkat Serena Williams...Fake tanned like Rihanna... 

Soal kualitas vokal, terakhir nonton di Youtube performace AgnezMO, yes, she nails it, pertunjukkan yang mewah dan suara yang makin berpengalaman. She starts her international career now, she will become a big artist soon! 


Satu lagi cik Agnes, giginya kalau dirapihin bakalan lebih oke loh!

Sunday, March 9, 2014

Dee, Lulus Kuliah "Kerja dimana yah?"

Tak terasa hampir 4 tahun lulus kuliah, saya pun mulai berasa tua deh, time flies....

Pertama kali dipikirkan setelah lulus kuliah adalah :

"Nanti kerja dimana yah?"
"Dikasih gaji berapa yah?, cukup ga yah untuk bertahan sendiri di Jakarta?"
"Gimana yah transport ke kantornya?"
"Apa pulang kampung aja yah, nerusin usaha di rumah?"

Hal yang pertama dalam pikiran saya ketika lulus tahun 2010 adalah, kalau dapat kerjaan, minimal gaji 4.3 juta, kalau tidak nemu pekerjaan dengan gaji segitu, yah pulang kampung aja langsung. Banyak teman-teman saya yang sinis ketika saya mengemukakan hal tersebut.

"Jangan belagu, fresh graduate mana bisa dapat gaji segitu"
"Kalau nunggu dapat kerja dengan gaji segitu, mau nganggur berapa lama?"
"Emang ada perusahan yang berani gaji segitu buat yang belum pengalaman sama sekali?"
"Target jangan ketinggian deh, kalau sampai nanti ga dapat, sakit hati, stress lho!"
"Jangan mikir ketinggian deh, gaji 2.5 juta aja mesti bersyukur"

Dengan sangat kecewa aku pada kalian, this is my life, dengan keyakinan kalian salah, I will get what I want. Buat fresh graduated lulusan yang biasa saja, mungkin target 3.5 juta saat itu agak susah, but I know my value, I can get what I want. Dan tidak usah berlama-lama mengirim CV atau interview kemana-mana, setelah lulus dapat tawaran kerja langsung setelah yudisium dengan gaji 4.5 juta, senang bukan kepalang. Kabarin orang tua dan disuruh ambil pekerjaan tersebut, yah berhasil membuktikan bahwa target pertama tercapai.

Banyak orang beranggapan, gaji awal tidak lah penting untuk fresh graduated, yang penting adalah pengalaman kerja, company tidak perlu besar yang penting sudah bekerja dan berpengalaman, tetapi bagiku hal tersebut salah. Gaji pertamamu akan menentukan seberapa cepat kenaikan gajimu nantinya. Mengapa?

Saat Anda sudah 'cukup' pengalaman, dan akan berpindah ke perusahaan yang lebih bonafit dan lebih besar, salah satu hal yang akan ditanya adalah "Berapa gaji Anda sebelumnya?", sebagian besar perusahaan memiliki range kenaikan gaji untuk karyawan baru sekitar 10-30% dari perusahaan sebelumnya dalam keadaan normal. Coba bayangkan, berapa rupiah kerugian Anda? Contoh, Anda menerima pekerjaan pertama dengan gaji 3 juta, setelah setahun Anda berpikir untuk pindah, dan Anda digaji maksimal untuk perusahaan baru tersebut 30% dari gaji sebelumnya, tentu saja Anda mendapatkan gaji di angka 3.9 juta. Masih lebih rendah kan apabila Anda bersedia dengan sabar mencari pekerjaan dengan start awal 4 juta?

Tentu saja gaji bukanlah tolak ukur utama dalam menjalani sebuah pekerjaan, saya sendiri mengalaminya, pernah berpindah dari kantor lama ke kantor baru dengan gaji yang turun drop 30%, karena telah tidak satu visi dan kerjaan yang semakin tanpa masa depan, jadi saya memilih start dari awal lagi, setelah melihat possibility untuk berkembang yang lebih baik, dan peluang itu benar adanya, dan saya dapat berkembang saat ini. Tetapi tentu saja Anda harus cermat, peluang tersebut tidak selalu ada, jangan karena emosi sesaat, Anda kehilangan pegangan dan berakhir dengan pengangguran.

Banyak yang berkomentar, gapapa gaji kecil yang penting passion kerja di bidang tersebut, but I don't get it... Hidup ini penuh dengan materi, segala sesuatu yang kita butuhkan perlu materi untuk mendapatkannya. Mungkin setiap hari rutinitas kerjaan Anda bahagia dengan teman yang satu visi, satu tujuan untuk bekerja sesuai dengan passion, kerja dengan santai. Asalkan dibayar dengan gaji yang setimpal untuk memenuhi kebutuhan hidup, your life is good!

Tetapi bagaimana dengan para pekerja yang telah 'terjebak' pada pekerjaan yang bukan passion-nya? Berencana untuk banting setir tapi masih memikirkan kebutuhan hidup yang tidak akan tercukupi apabila hanya mengejar passion saja. Lupakan passion Anda dan lingkungan sekitar Anda. Lebih baik kita fokus dengan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan hidup Anda. Bekerja sesuai passion yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sama saja dengan bunuh diri apabila dilihat dari segi materialistik. Dari perspective happiness, materi yang tercukupi adalah suatu bentuk kebahagiaan, money can't buy happiness, but everything is need money. I would like to have sad moment on my big house rather than on rent house. Apabila pekerjaan sesuai passion menawarkan yang lebih baik, mengapa Anda tidak berpindah sedari dahulu? Tentu pekerjaan yang sesuai passion Anda tidak menawarkan 'saldo' yang lebih baik. Saya tidak ingin menjual masa depan saya dengan passion saat ini, kerja saat ini mengumpulkan gemerlap berlian untuk passion saya di masa datang.

Bekerja di luar passion akan terasa lebih menyenangkan untuk mengejar masa depan yang lebih baik. Jadikan pekerjaan Anda saat ini sebagai passion Anda, dengan semangat hidup yang lebih baik, masa depan yang lebih cerah. Stop untuk mengeluh saat melakukan pekerjaan secara 'terpaksa' ini. Jalani saja pekerjaan Anda saat ini, sambil mencari yang lebih baik. Rumput tetangga itu selalu lebih hijau terlihat, tetapi ketika Anda tiba di daerah tetangga, belum tentu rumputnya semenarik, hijau, enak dan sama jumlahnya dengan rumput yang Anda dapatkan saat ini. Dan tentu saja, selalu ada rumput yang lebih hijau (lagi).

Ada juga sentimen di masyarakat yang bernada negatif "Ngapain sih kerja kantoran, mending usaha sendiri aja, entrepreneur!, daripada jadi budak kantoran, waktu juga ga bebas". Well, tidak semua orang terlahir untuk menjadi pengusaha dan berwiraswasta, banyak yang memiliki passion untuk bekerja. Apabila semua orang menjadi pengusaha, siapa yang bekerja? Banyak pekerja yang lebih stabil ekonominya dibanding para pengusaha 'kecil/amatir' yang idealis untuk mengejar passion. Ingat, direktur perusahaan juga berawal dari pekerja. Butuh seleksi alam yang keras untuk sampai di kursi top management.

Memiliki usaha sendiri adalah idaman banyak orang, iming-iming passive income adalah motif utama. Pemasukan di hari tua tanpa harus aktif bekerja (lagi), pemasukan untuk melanjutkan hidup. Tentu saja ada orang yang bekerja dengan passion dan sukses menjalaninya. Mungkin Anda juga bisa, namun sampai saat ini saya tidak mungkin, saya mengenal diri saya dan tahu kapasitas saya dan tidak berani mengambil resiko tersebut. 

Banyak juga berseliweran tajuk "Steve Jobs, Bill Gates, Mark Z. di-DO dari kampus dan mereka sukses jadi pengusaha", hellow dear, coba lihat prosentase berapa banyak yang ga lulus kuliah jadi OB, kuli panggul, potter?! Berapa banyak yang jadi buruh kasar? Orang yang beruntung dan berhasil menjalaninya, sangat langka. Jalani hidupmu, belajar dengan benar, bekerjalah dengan baik.

Apapun yang Anda miliki saat ini, syukuri, sambil mencari peluang yang lebih baik. Selamat berpetualang!

Dee, 24.5 yo, working as IT, my dream job in tourism and culinary. 
I'm enjoying my life.

Dee, MH370

Sabtu, 9 Maret 2014, 3 AM, berita mulai bersileweran tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur tujuan ke Shanghai. Dan pukul 02:30 AM dikabarkan hilang contact! Kebetulan saya terbangun pada puku; 3 AM dan berita pertama terbaca, oh mungkin karena cuaca buruk, kan masih dalam schedule, kita lihat saja pukul 6 besok pagi.

Eh kebangun lagi pukul 5 AM, dan mulai ramai lah berita-berita di media social tentang hilangnya pesawat ini, hilang contact seperti ditelan bumi. Kemanakah pesawat ini? Boeing 777 yang terkenal dengan keamanannya, tanpa track record buruk sampai dengan tahun 2014, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Gangguan mesin? Asa tidak mungkin, kalaupun gangguan mesin seharusnya pilot akan dapat memberitahukan segera, bukannya menghilang!

Pesawat yang membawa 227 penumpang + 12 crew ini masih saja menghilang sampai saat ini, belum ada jejak atau puing pesawat (apabila meledak) yang ditemukan sampai saat ini. Tim SAR dari berbagai negara telah dikerahkan untuk membantu pencarian korban di sekitar Laut China Selatan. Belakangan pun tersiar kabar, bahwa 2 warga negara (Italia dan Australia) yang dilaporkan dalam manifes tidak ikut penerbangan tersebut, dan passport mereka memang hilang kecopetan saat sedang berlibur di Asia Tenggara.

Kedua 'suspect' ini memesan tiket pada waktu yang bersamaan saat berada di China, apakah hal ini akan mengindikasikan kuat perihal terorisme yang mengakibatkan hilangnya pesawat? Belum ada yang dapat memastikan, simpang siur berita seolah membawa emosi yang bergejolak oleh keluarga korban. Dengan perhatian hampir seluruh dunia terkait hilangnya pesawat MH370, banyak juga oknum yang memanfaatkan momen ini untuk membuat rumor tak sedap sehingga masyarakat semakin panik, terutama untuk keluarga korban.

5 orang warga negara Indonesia pun menjadi korban (2 orang Jakarta + 3 orang Medan) setelah sempat dikabarkan 12 orang sebelumnya, namun direvisi oleh pihak Malaysia Airlines menjadi 5 orang Indonesia dan 7 orang warga negara India. Semua keluarga korban mulai diterbangkan ke Kuala Lumpur oleh pihak Malaysia Airlines, namun sampai saat ini belum ada kabar yang diharapkan.

Apapun yang terjadi, mari kita berdoa bersama agar pesawat segera ditemukan.

Sunday, March 2, 2014

Dee, Ichiban Japanese Restaurant - Tanjung Duren

Sunday, 2 March 2014, Ondy will treat me for his post degree graduation day few weeks ago. And we are craving for Japanese food, and found that Japanese restaurant just opened few days back nearby my area. So we decided to try it.

Ichiban, sound bit familiar, I don't know related with Ichiban Sushi chain's or not, but the logo and interior is different.

My first impression when I saw the menu list is "wooow so cheap!, is it eatable?", Okay, we will not know if we don't dare to try. what! they have sambal sauce in house, I never trust japanese restaurant with sambal sauce x))

We ordered some fussion roll, california - rainbow salmon - crunchy - chicken katsu - fish katsu, beef spicy ramen, sake sashimi, steamed gyoza, unfortunately chuka idako was out of stock and they don't serve unagi (it is a big minus).

Sashimi 20K - 27K
Sushi roll around 15K - 32K.
Udon 13K - 35K
Ramen 20K - 27K
Tempura Set 25K - 40K
Bento Set 25K - 40K
Appetizer 10K -25K

very cheap!!


Okay, first I will try the sashimi, fresh and eatable, good impression


Next, they serve our sushi roll, Bit plain for the california and rainbow salmon, but chicken katsu roll is my favorite, 15K with tender chicken, where dan you get like this?! 


I didn't take photo of beef spicy ramen, only 26K, the taste is good, clear soup without lard.. x)


So, overall I give 7/10 for this restaurant, the biggest plus is price with all dishes we ordered, only 165K, I will come often for dinner after back from office with this cheap price. I will try another menu, and maybe can recommended another menu.

Ichiban Japanese Restaurant
Tanjung Duren Utara 4
Nearby Pisang Ijo Pemuda

Sunday, January 12, 2014

Dee with Freaky Teppy

Jakarta, 23 Desember 2013, telepon di meja berdering, ternyata dari operator.

"Selamat siang, dengan Eddy, ada yang bisa dibantu?" ==> Password standard saat mengangkat telepon ala QNBK

"Pak Eddy, ada Ibu Stephanie yang nganterin buku, mau diambil langsung atau titip di sini aja?"

"Ibu Stephanie? Buku? Lagi mau meeting nih, titip di sana aja, nanti saja ambil ke bawah atau kamu titip OB aja anterin ke meja saya"

"Baik pak, nanti saya sampaikan kepada Ibu Stephanie?"

"Apa? Ibu Stephanie-nya yang nganterin?" - masih bingung siapa gerangan

"Iya, Ibu Stephanie-nya yang antar sendiri" - telepon ditutup

Me "masih bingung, pesan buku apa, kok ada yang ngaterin ke kantor?"... Jreeeeeng...


OhEmJi, Kok baru ingat, Stephanie, (@teppy87), yang langsung anterin ke kantor, dan gw melewatkan ketemuan langsung karena perlu meeting regular Senin... Belum berjodoh buat ketemu langsung..


Karena sang bos lagi cuti, dan load kerjaan tidak sedang banyak karena semua data yang diminta oleh pihak audit telah diberikan, jadilah hari ini mencuri waktu membaca Freaky Teppy selagi ada kesempatan. Yeay.. Berhasil menyelesaikan baca bukunya di kantor dalam waktu kurang lebih 2 jam sambil memonitor kerjaan vendor. Produktif sekali kan hidup saya hari itu *bangga*


Teppy menceritakan pengalaman hidup yang dia alami di dalam buku seolah-olah kepada sahabat terdekat, ringan dan enak dibaca. Bahasanya mendekatkan diri langsung kepada pembaca, seperti Teppy sedang menceritakan langsung semua cerita tersebut tepat di 'sebelah'-Mu, Teppy akan hadir ketika kamu membaca buku hasil tulisannya... #KemudianMerinding

Pengalaman hidup yang beragam, menarik dan ajaib tentu saja bergantung pada lingkungan sekitar, dan Teppy memilikinya. Memiliki emak yang sedikit ajaib, teman seperjuangan yang ajaib pula, dosen yang nyentrik, sampai bos di lingkungan kerja yang 'luar biasa', Mas Butek favorit saya. Entah kenapa, dia paling mengena di otak saya, karena hidup Teppy berubah karenanya! Boohoo....

'Perkenalan' dengan Teppy dimulai sejak perjalanan panjang yang diceritakannya di salah satu bagian di buku ini, dari situlah saya mengenalnya dan mulai follow Twitter-nya dilanjutkan dengan mulai membaca tulisannya di blog, dan aku pun jatuh cinta pada tulisannya. Setia membaca blog-nya setiap ada tulisan yang naik tayang. Dan ketika Teppy mengumumkan akan menelurkan sebuah karya dalam bentuk buku, tentu saja akan di garda paling depan untuk membelinya! Dan karyanya sesuai ekspektasi saya, ringan dan KOCAK!

Satu kritikan untuk Teppy adalah "KOK CUMA SEGITU HALAMANNYA, KENAPA GA DITAMBAHIN! NELURIN BUKU LAGI KAN TAHUN INI?!"


Sukses yah Teppy, dan kita tunggu karya berikutnya,  Cepetan follow Twitter-nya (@Teppy87). Ciaaao.. Bocoran doi mantan finalis Miss Indonesia lho! BURUAN! :))