Saturday, December 19, 2009

Hilangnya kebebasan berpendapat karena Teman-Teman Wartawan

Kasus yang lagi heboh antara Luna Maya dan PWI, mengguncang dunia maya. Wartawan yang dari dulu menuntut kebebasan untuk berpendapat, kebebasan untuk membuat berita sekarang malah mengekang artis, dan masyarakat luas untuk bebas berpendapat di network community. Para networker, blogger, twitter, facebooker, dan network community lainnya seperti terpasung karena kebebasan menulis hanya untuk kalangan media saja. Buktinya sekarang Luna Maya dituntut karena kebebasan dirinya untuk berpendapat di Twitter. Sedangkan kalangan media bebas menulis apa saja tentang Public Figure. What the hell?! Sungguh ironis.. Jadi setuju apa yang dikatakan oleh Luna Maya mengenai wartawan infotaiment! hahaha..

Dituntut gara-gara menulis begini?? apa bedanya ama kasus Prita?! Kalian telah memasung orang untuk berpendapat! Toh Luna Maya cuma share di Twitter dia, untuk orang yang setuju untuk mem-follow dia, artinya orang-orang tertentu saja. Kasus yang sama dengan contoh berbeda. Intinya mereka bebas berpendapat! Dee ga mem-follow Luna Maya, so ga masalah buat orang yang ga follow. Salah sendiri mem-follow, its your risk. Saat ini, harus ada janji secara tak tertulis, bila kalian mem-follow orang, artinya kalian setuju apa yang ditulis, dan tidak boleh mengganggu gugat! Begitu juga kalo kalian membaca sampai selesai, artinya kalian juga setuju untuk membaca.

Happy Reading. Go Blogger!


Wartawan teriak-teriak mengenai etika publikasi dan lain-lain, seharusnya mereka menyadari, tuntutan mereka itu tidaklah beralasan, toh ini bukan public space.. Memang twitter itu bebas oleh semua orang, tapi hanya untuk orang yang mem-follow account tersebut, kalau tidak suka yah silahkan unfollow saja, tidak usah repot untuk menanggapi pernyataan dirinya di twitter, karena anda sendiri yang memutuskan untuk membaca entri tersebut. Its your risk!

Public Space= layar tancep, Public Access : bioskop. Enter at ur own risk. 4 me Twitter= public access, masuk bioskop= follow #etikatwiter
In Twitter, PUBLIC SPACE is not same with PUBLIC ACCESS, u can follow BAD PEOPLE at your own risk, but don't judge them #twitterethics

Now, untuk twitteran dan yang mem -follow harus beretika! Jangan seperti wartawan yang ego-nya terlalu tinggi, kita harus jadi orang intelek, dan bisa menganalisa bukan saja membaca. Kemunduran media saat ini, kalian mengejar dan merukan privasi orang lain, bahkan merusak hidup orang lain, sekarang karena sebuah pernyataan pedas terhadap wartawan, wartawan merasa dilecehkan. Pernahkah kalian berpikir artis2 juga merasa dilecehkan gara2 kalian? hidup mereka tak tenang bila terjerat masalah, malah diperumit dengan paparazi wannabe! fuuuh.. ironis banget! Wartawan mengutarakan kata-kata pedas terhadap public figure, merusak citra public figur, apa diseujui oleh public figure? I think not..

Buat public figure yang menyatakan wartawan pada kasus ini tidak salah, kalian MUNA banget sih! Lama kelamaan kalian ga akan punya privasi! Gara-gara wartawan sering menang vs artis dibeberapa pengadilan sebelumnya, wartawan makin sombong, angkuh, mengganggap mereka paling berjasa atas kepopuleran seorang public figure, mereka yang memberi job pada public figure! Padahal tanpa public figur, apa jadinya?? kalian harus ingat hubungan kalian simbiosis mutualisme, bukan artis saja yang diuntungkan oleh kalian, tapi kalian juga diuntungkan oleh artis. Jangan angkuh dan sombong, menganggap kalian pada benar! Kaca dirumah kurang gede apa???

No comments: