Monday, June 18, 2012

Dee, Makan di Saung

Makan-makan kali ini, kita beranjak ke Batam. Kunjungan kali ini, saya dan teman-teman mengunjungi restoran seafood pinggir sungai yang bernama Indah Jaya. Setelah kunjungan ke Pulau Galang yang sudah menjelang sore di jembatan lima, kami memutuskan untuk mengisi amunisi di dekat jembatan empat dengan makan seafood langganan di Indah Jaya. Jangan bayangkan restoran besar dengan fasilitas yang wah, restoran ini jauh dari suasana wah, malah sangat kampung sekali, semua masih terbuat dari kayu dan papan.

Restaurant Seafood Indah Jaya

Rumah Makan Indah Jaya

Saya serasa dibawa pulang ke kampung lagi, menikmati saung di tepi sungai dengan ditemani suara kicauan burung. Makan sambil menikmati sunset di tepi sungai dengan atap pohon rumbia, dan melihat perahu kecil membelah sungai. Aaaah priceless moment yang tidak bisa kita temukan di hiruk pikuk perkotaan. Tetapi tidak bisa lama-lama menikmati suasana ini, perut sudah sangat lapar, saatnya makan seafood!

Jalan menuju Saung

Jalan Menuju Saung

Serasa pulang kampung


Saung Indah Jaya
Kualitas seafood disini dijamin masih segar, rajungan diambil dalam keadaan masih hidup, langsung dari kolam yang dibuat di sungai. Rajungan disini cukup besar, kami yang ber-4 memesan 6 ekor rajungan. Untuk minum, tentu saja memilih kelapa muda, kelapa muda kan memang paling pas untuk menikmati sunset! Hahaha...

Rajungan Fresh from the water

The restraurant owner took the rajungan from the pond

Meja makan

Kelapa Muda

Tidak pakai babibubiba, kami minta pesanan kami segera dihidangkan. Kami memesan 6 ekor Steamed Rajungan, seporsi Steamend Prawn, 2 ekor Ikan Asam Pedas, seporsi Gongong Rebus, 2 porsi Cumi goreng tepung dan seporsi Kangkung Cah Terasi. Porsi-nya by request, kita pesan semua dalam porsi gede, jadi Ikan aja dikasih 2 ekor! Jujur saja, saya sudah cukup lama tidak menikmati seafood segar, IMO seafood di Jakarta sudah tidak segar lagi, walaupun katanya fresh dalam kolam atau akuarium, tapi ingat binatang juga memiliki tingkat stress, di kolam atau akuarium itu tingkat stress ikan yang sangat tinggi, jadi yah dagingnya sudah berbeda bila dibandingkan dengan habitat yang lebih menyerupai aslinya. Dan sorry to say, seafood yang telah di-eskan di Jakarta tidak bisa dibilang fresh, entah karena teknik peng-esan yang kurang atau karena memang kualitas air laut dan air es Jakarta yang tidak mumpuni lagi untuk menyajikan makanan yang baik.

Dan setelah menu pertama dan kedua dihidangkan (udang dan ikan) maaf sudah tidak ada waktu lagi buat foto-foto, sudah terlalu lapar dan finger licking good! Saya jauhkan segala peralatan dari tangan yang pasti kotor kalo makan! Tentu saja makan dengan orang daerah tidak boleh malu-malu berebutan makanan, kalo malu yah Anda tidak akan menikmati makanan yang banyak! So, jangan tahu malu kalo makan seafood! Makan sebanyak-banyaknya.

Steamed Prawn

Ikan Putih Asam Pedas

Saatnya makan!
Kami ber-4 menghabiskan makanan sambil menikmati sunset, maaf, tidak sempat buat foto-foto, tangan terlalu kotor dan adat kebiasaan orang daerah kalo sudah makan tidak sopan untuk berdiri/pindah tempat sebelum makan selesai. Yah begitulah cara kami menghormati makanan dan menghargai orang yang menyajikan makanan. Tentu saja, bila makan ikan, kepala pasti yang ditelantarkan, woooohooo heaven for me! 2 kepala ikan nganggur, saatnya dihabiskan! Makan sampai tetes terakhir! Hahaha..

Untung semua menu yang kami pesan, total bill yang harus kami nayar adalah IDR 420,000. Mahal? Relatif lah, untuk suasana priceless, finger licking good food dan nostalgic moment! Menu yang tidak bisa didapat di Jakarta, dan makan sampai puas harga tersebut sangatlah wajar. The taste is not bad at all, overall saya berikan nilai 7.5/10. Sebenarnya di Batam banyak restoran saung seperti ini, ada yang lebih murah atau lebh mahal, jadi tinggal pilih saja. You got what you paid!


No comments: