Thursday, May 10, 2012

Dee, Lovely Man

10 Mei 2012, Thursday, saatnya #KamisKeBioskop, dan kebetulan hari ini Lovely Man baru tayang. Film yang dibintangi oleh aktor laga lawas, Donny Damara, yang berperan 180 derajat berbeda dari film-film sebelumnya. Kali ini Donny Damara berperan sebagai waria, iya Anda tidak salah baca waria di Taman Lawang. Sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk menonton film ini, tidak tertarik tema ataupun cerita. Yang membawa Dee ke bioskop hanya satu, seperti apa akting Donny Damara di film ini sehingga bisa menyisihkan Andy Lau dan meraih gelar best actor di Asian Film Award 2012 ini. Rasa penasaran itu tidak akan hilang bila tidak menyaksikan film ini.

Donny Damara as a transgender father

Pukul 19:00 berangkat ke bioskop terdekat, dan seperti perkiraan, pasti tidak akan ramai, walaupun filmnya 19:15 yakin pasti dapat, dan memang beneran masih kosong melompong ini studio, beli tiket langsung masuk ke bioskop, duduk dengan kaki terangkat karena depan kosong semua. Serasa bioskop milik pribadi. Film diputar sekitar 30 menit udah beberapa langsung keluar bioskop dengan umpatan jijik melihat banci, kayaknya nih orang beli tiket tanpa baca sinopsis atau liat trailer kali yah, berasa salah masuk bioskop dan dibawa ke Taman Lawang. :))

Film ini menceritakan seorang anak kampung yang bernama Cahaya yang sudah 15 tahun tidak bertemu ayahnya. Cahaya melakukan pencarian terhadap ayahnya yang bernama Saiful yang diperankan oleh Donny Damara. Dalam pencariannya, Cahaya harus menghadapi kenyataan bapaknya bekerja sebagai banci dengan nama Ipuy, konflik antara anak dan bapak pun terjadi sepanjang film.

Film ini termasuk film yang low budget banget, lokasi syuting sekitar daerah Kuningan - Taman Lawang. Diceritakan hanya terjadi semalam suntuk saja, konflik antara bapak dan anak ini. Lucu, nyeleneh khas banci Jakarta, dan drama yang tidak murahan tersaji disini. Satu hal yang menjadi sorotan, akting Donny Damara sebagai banci yang cukup natural. Dandanan yang cukup merepresentasikan banci-banci di Jakarta, artikulasi suara yang natural, semuanya terasa go with the flow saja. Tidak heran bisa menyabet aktor terbaik Asia tahun ini.

Kalo soal cerita, konflik disini terlalu banyak, namun karena ceritanya hanya satu malam, tidak semuanya disorotin, dan terkesan terlalu cepat untuk diakhiri. Berbeda dengan review Modus Anomali yang Dee katakan film seharusnya pendek tetapi dipanjang-panjangin, Lovely Man ini malah seharusnya bisa lebih dari 75 menit. Tentu saja, akting-akting pemeran pendukung lainnya bisa lebih di-explore lagi. Dan anti klimaks 'jatuh tapai' untuk mengakhiri drama keluarga ini bisa dihindari, sehingga pesan akan dapat tersampaikan lebih baik lagi.

For me, dari segi cerita dan keseluruhan, I give 6.7/10, better than Modus Anomali. But, buat yang tidak suka drama, mendingan jangan nonton sih, Anda tidak akan disuguhi action apapun disini, pure drama!


No comments: