Monday, February 6, 2012

Dee, trip to Mersing

Banyak teman yang bertanya kepada Dee, kenapa tidak pernah menulis tentang travelling article. Sebenarnya keinginan itu ada untuk share dengan para reader, tapi karena waktu yang tidak menginzinkan dan terdapat kekurangan soal hal mengingat nama daerah, seringkali artikel yang setengah jadi itu batal di publish karena tidak terjaga kredibilitasnya. Yah sebagai Virgo yang bergolongan darah B, haram hukumnya untuk tidak menjadi perfeksionis :p

Buat sebagian warga Indonesia, negara Malaysia akan membuat mood menjadi jelek. Tapi bagi Dee, Malaysia pernah menjadi negara nomor 2! Yeaaah I Love Malaysia! Stop being racist, apapun keadaan politik yang terjadi, apapun perselisihan yang ada tidak menjadi alasan kita bersikap arogan atau antipati. Tidak nasionalis? I don't think so. Sikap nasionalis tidak harus ditunjukkan dengan membenci negara lain atau berbuat rasis terhadap negara lain, apapun isu politik yang beredar bukan alasan juga untuk memupuk benih permusuhan. *loh kok jadi ceramah begini?!

Pada kesempatan kali ini, Dee mau share tentang kunjungan beberapa waktu lalu (sudah cukup lama sih). Sebenarnya kunjungan dimulai dari keliling Singapore, tapi kali ini cerita tentang Singapore-nya ga akan terlalu diekspos yah. Ceritanya setelah 'agak bosen' di Singapore, dan bingung mau ngapain lagi Dee dan teman-teman memutuskan untuk nyebrang ke Johor Bahru (JayBe atau JB). Untuk mencapai JB dari Singapore sebenarnya ga terlalu susah dan sangat murah, bisa menggunakan BIS SMRT 170 atau 171. Setelah menikmati Chinese Garden yang terkesan kayak di kampung, hijau, udara segar di tengah hingar bingar gemerlap kota Singapore, kita pun melanjutkan perjalanan ke stasiun Kranji (Red Line NS7). Dengan modal nekat dan kebingungan mencari pangkalan bus-nya dimana setelah keluar dari MRT (biasanya ada teman/saudara yang nyetir jadi belum pernah naik bus). Finally setelah lari-lari akibat hujan, ngeliat ada antrian bus dan ada yang teriak "JB JB, Johor!", ya udah kita pun naik bus warna kuning Causeway, dan yang kita naikin bukan SMRT, ini bus milik Johor dengan tarif nyebrang ke JB hanya RM 1 saja! (FYI : JB-Woodlands SGD 1) Agak surprise murah amat yach?! Setelah nyampe di Woodlands kita pun turun, masuk ke imigrasi untuk melegalkan segala macam dokumen untuk masuk ke negeri orang. Dan tetep diwarnain dengan kecelakaan kertas keselip dan bikin panik soalnya diperlukan untuk keluar dari Singapore nantinya. Untungnya cuma keselip, kagak ilang, ampe dimarahin petugas imigrasinya soalnya 'nuduh' petugas imigrasinya udah ngambil. *padahal udah naik bus, bus-nya mau jalan, Dee teriak-teriak keluar lagi, heboh deh di bus :))

Dari Woodlands bus mulai bergerak di tengah hujan lebat yang mulai mengguyur. Melewati jembatan penyebrangan yang rame banget dan untungnya jalur busway benar-benar khusus buat bus, jadi bus masih bisa bergerak untuk masuk ke daerah teritori JB (perjalanan sekitar 10menit saja), akhirnya tiba di imigrasi JB, yah seperti biasa urus dokumen yang ada sebagai wisatawan legal :)) Setelah nyampe di imigrasi, kita pun kembali mencari bus causeway yang akan berangkat untuk ke City Square mall karena hotel yang kita booking masih di daerah City Square. Ehtapi, ternyata City Square itu cuma dibelakang imigrasi, ga perlu naik bus, cuma on foot aja bakalan nyampe di City Square Mall (maklum biasanya ga pernah hafalin jalan di negri orang, apalagi ada yang jadi supir, its my bad habit ga pernah mau ngafalin jalan selama ada yang nyetirin dan biasanya tidur).

Setelah nanya-nanya ama penduduk lokal dengan bahasa Melayu yang fasih, akhirnya ketemu juga jalan menuju hotel yang telah kita book via Agooda. Setelah bersih-bersih kita pun melanjutkan kuliner ke daerah sekitar hotel yang terkenal dengan seafood-nya yang lumayan murah. Ikan pari segede badan, sotong segede tangan, aaaaah enaknya! Malam-malam kita mengitari daerah Little India disana, sambil nyemil Prata dan diakhiri dengan shopping + nonton midnite di City Square. Yah walaupun weekdays masih ada jadwal film pukul 11an. Keesokan harinya itulah tujuan utama wisata kali ini, Mersing! Yah pantai yang nan eksotik dan konon katanya 'sepi'. Perjalanan dimulai dengan menyewa travel car ke Mersing, perjalanan ditempuh sekitar 2jam dari JB.

Yah ternyata benar, daerah ini sangat sepi sekali, tak terlalu banyak wisatawan selain kami. Tawar menawar penyewaan kapal seharian pun tak bisa terelakkan, sebagai ujung tombak tawar menawar Dee pun menggunakan skill bahasa Melayu fasih biar kelihatan seperti orang Malaysia (FYI di kampung Dee bahasa utama bahasa Melayu bukan bahasa Indonesia, ini perlu dicatat!). Yah tawar menawar berakhir di angka RM 180 untuk sewa kapal seharian sekalian island hoping. Hotel yang kita booking di pulau Besar, dengan kondisi seperti di kampung Dee, rumah kayu di atas laut, hihihi... Seperti Wisma Apung di Karimun Jawa dengan service dan kondisi yang jauh lebih baik.

Karena memang tujuan wisata kali ini untuk menyepikan diri, jadi kita benar-benar memanfaatkan fasilitas makan di penginapan ini. Penginapan kali ini kami dapat dengan harga RM 200 per night, dengan biaya tambahan biaya untuk BBQ sesuai dengan apa yang kita pesan, tak terlalu mahal kok ;)

Setelah makan siang saatnya untuk next agenda, Island hoping kita mulai dari sekitar pulau besar, snorkling time..!! Sewa alat snorkel sekitar RM 15 per person. Kondisi pantai yang bersih, air yang biru, pasir yang putih dan terumbu karang yang berwarna warni pun tersaji di depan mata. Namun sayang tidak terlalu banyak ikan yang terlihat, dan ikannya ga bisa diajak berenang bareng, masih pada 'shy shy fish' aka malu malu ikan! :)) Setelah dari Pulau Besar kita pun beranjak ke gugusan pulau lain disini tapi maaf Dee ga bisa inget namanya! Kalo inget lagi Dee update yaa! Untuk terumbu karang dan ikan-ikan disini juga tak terlalu jauh berbeda karakteristiknya,, kita mengunjungi 4 pulau lain karena kondisi ombak yang cukup tenang. Setelah kunjungan dan snorkling di 4 pulau tersebut, kita pun kembali ke pulau Besar.

Untuk urusan view, boleh dikatakan gugusan pulau Mersing masih kalah dengan yang ada di Karimun Jawa. Tapi untuk urusan menyepikan diri, kayaknya pantai dikawasan Mersing bisa menjadi salah satu alternatif karena harga yang ditawarkan tidak begitu mahal. Tak ada keramaian, tak ada hingar bingar city light.. Hanya suara ombak dan burung-burung yang kadang-kadang berkicau.

Bagaimana indahnya keadaan alam disana? Biar foto saja yah yang mendeskripsikan yah!

Pulau Besar













Pulau Besar

Jembatan tak terawat

Penginapan di Pulau Besar

Setelah dari gugusan pulau di Mersing ini, Dee dan teman-teman melanjutkan ke Tioman Island. Di pulau ini segalanya serba waaah! Patut disejajarkan dengan Bintan. Tunggu yah pos selanjutnya

No comments: