22 Januari 2012, Chinese New Year Eve, dan setidaknya Dee berasa dirumah hari ini, terhitung 2 tahun sudah tidak pulang kampung. Chinese New Year tahun lalu Dee habiskan waktu di Jakarta, ngucapin "Xin Nian Khuai Le" hanya lewat telepon saja. Tahun lalu, Chinese New Year Eve pun dihabiskan dengan makan bareng temen yang ga pulang kampung di Clover Place dan karaoke di Inul Vista. Finally tahun 2012 ini bisa kembali bareng keluarga lagi, tapi rencana yang telah disusun agak berantakan soalnya di kampung dalam keadaan sakit, mimisan terus menerus, batuk berdahak. Yah rencana ingin meng-explore kampung halaman untuk di-share kepada para pembaca setia blog pun tidak tercapai.
Selain kondisi tubuh yang tidak fit, keadaan cuaca dan alam pun tidak mengizinkan, selama dikampung tiap hari mendung, air pasang, dan hujan terus menerus. Tidak dapat melihat sunrise atau sunset, menongkah kerang pun tak dapat terekspos, soalnya hanya bisa dilakukan kalo air dalam keadaan surut kering. Karena kondisi tubuh yang tidak fit, alhasil juga tidak diperbolehkan untuk jalan-jalan :'( Maaf, tidak bisa menepati janji untuk memperkenalkan Concong. Keadaan diperparah lagi, 3 karyawan tidak ada yang masuk kerja di Chinese New Year Eve ini, dan kebetulan hari minggu itu hari Pasar, dan toko bakalan rame banget. Alhasil yaah Dee sibuk dari pagi hingga sore, naik turun tangga, ke gudang, angkat beras, anterin bareng, aaiih sibuk dan berasa cape banget, sudah lama tidak merasakannya. Pantesan aja dirumah pada langsing singset tanpa fitnes, kerjaannya berat booo!
Setelah tutup toko karena CNY Eve, finally makan-makan bareng keluarga. Dengan kondisi bokap yang pasca stroke tidak ada makanan yang banyak lagi, disesuaiin dengan kondisi yang tidak berlemak, menghindari makanan yang ga boleh dimakan oleh bokap juga. Bumbu-bumbu nya sebisa mungkin tidak berminyak dan se-plain mungkin.
Plain Fried Chicken |
Abalone with Hoisom |
Shabu-Shabu |
Ekado Spring Roll |
Capcay |
Setelah acara makan-makan keluarga, Chinese New Year Eve-ya dilanjutkan ke vihara, ada acara yang dibuat oleh pemuda-pemudi setempat, dan ada Lucky Draw dengan hadiah utama kulkas. Mau ga mau kita harus beli tiket Lucky Draw yang satuannya seharga 20rb, patungan kita pun membeli 5 buah kupon seharga 100rb. Setelah sekian lama menunggu undian, dan udah pasrah tidak akan mendapat apa-apa, akhirnya kita mendapatkan juga. Yah kupon kita dipanggil! Wooohooooo! tapi kita cuma dapat angpao 80rb, masih tekor nih 20rb :))
Hometown Dee, Concong, punya kebiasaan unik, mereka mengikuti waktu +8 seperti di Singapore, sejak kecil Dee merasa bingung kenapa orang-orang ini memakai waktu +8 bukan +7 seperti WIB, tapi karena mereka lebih senang untuk memakai waktu +8, minoritas yah mengalah aja. Sebelom pukul 23:00 WIB kembang api mulai dinyalakan, ga terlalu banyak sih, tapi lumayan lah untuk suasana Chinese New Year Eve, kembang apinya lumayan heboh juga.
Setelah acara bakar-bakaran kembang api, dan Dee seperti biasa di daulat menjadi tukang foto, sehingga tidak ada foto diri sendiri selama chinese new year eve T_T... Tapi terima sajalah, jiwa tukang foto, terima sajalah nasib. Pulang ke rumah, tidur siap-siap buat chinese new year besok, sembahyang ke kelenteng, sambil ber-gong xi fat chai ria disana. Jadi ga perlu lagi kunjungin banyak rumah, cukup di kelenteng saja.
23 January 2012, agak telat ke kelenteng-nya, sekitar jam 8an, dan ternyata pada telat juga ke kelentengnya, jadi masih ketemu banyak orang. Sembahyang bersama, sambil ber-Gong Xi Fat Chai di kelenteng, saling memberi harapan di tahun yang baru. Senang, nostalgia, ketemu lagi sama teman-teman. Banyak yang berubah, dan semuanya comment "Dee tambah gendut", aduuuh senangnya, padahal kalo di Jakarta Dee paling kurus dan paling kecil. Kalo di kampung, udah termasuk cukup tinggi, cukup putih dan ga terlalu kurus lho, banyak yang lebih kurus dan lebih hitam akibat sinar matahari yang sangat menyengat kalo dikampung. Semua kolega bokap comment "Wah udah gede yah sekarang, udah ga ngenalin lagi", "Wah udah ga kurus lagi yah kayak dulu". Perasaan senang deh, di Jakarta ga malu-maluin, ga makin kumel ataupun ga terawat. Walaupun anak kos, makanan tetap terjaga yaaah!
Satu hal yang membuat Dee merasa alien di kampung adalah masalah fashion, 90% dengan Korean Style dengan rambut di cat warna warni, sedangkan Dee 'plain', rambut pun hitam, baju hasil jarahan diskonan tanpa model yang macam-macam seperti baju Korea.. Aduuuh berasa salah kostum banget, tapi pede aja, paling beda dari yang lain bukan berarti paling low fashion kan. Secara walaupun diskonan make baju branded semua kok *nunduk malu*. Kalo ga jalan-jalan dan dirumah doang, Dee selalu pake tanktop, panasnya di kampung ga tahan dah, Jakarta ga ada apa-apanya, keluar cuma malam hari karena kondisi badan yang kurang fit juga. Malas panas-panasan, dan pengen punya waktu lebih banyak ama keluarga, ngobrol banyak ama nyokap + bokap. Anaknya udah lama mak ga pulang kampung, hihihi.. Hari pertama CNY yah nothing special, lebih banyak dirumah, sambil bongkar bongkar foto lama.Yaaah nostalgia, dari kecil Dee emang banci kamera, banyak juga albumnya. Hahaha..
Hari kedua, cici pertama pulang kampung ama suami dan anaknya. Wooohoo semuanya ngumpul lagi dengan ada baby K yang pertama kali mudik ke kampung emaknya. Anak kota masuk desa, dan si Baby K itu nakalnya ajubile dah.. Ga mau disentuh/digendong ama siapapun. Ribet banget dah nih anak, emaknya aja pusing, alhasil susternya kudu extra kerja keras biar si Baby K tidak nangis. Difoto ga mau, disuruh makan ga mau, disuruh tidur ga mau, yaah hari kedua cuma ngurusin Baby K yang bandel tapi lucu juga, rumah jadi rame banget...
Baby K and papinya |
Tak terasa, cici udah punya anak |
Selama di kampung, Baby K baru perdana menampakkan diri, jadilah perkenalan ke orang-orang sekampung, ini loh cucu pertama papi Dee. Hohoho... Pada nanya, umur berapa? Kok gede amat? Baby K umurnya 20 bulan dan untuk anak seumur dia, emang bobotnya berlebih dibandingkan anak-anak dikampung, Baby K bisa dibilang terlalu cepat besar, jadi ibu-ibu muda yang lain agaknya pada ngiri deh ama Baby K, apalagi banyak yang umurnya lebih gede, pertumbuhannya ga sebagus Baby K. Walaupun nakalnya ajubile tapi jujur Baby K termasuk anak yang pintar menurut saya, dia bisa berakting dan ber-strategi apa saja demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Sudah bisa makan sendiri, sudah bisa manggil orang dan mengenali orang. Sudah bisa katakan "ndak", sudah mulai sulit diatur, hihihi..
Sebenarnya cici saya sangat mengkhawatirkan Baby K bakalan ga betah kalo di Concong, soalnya Baby K tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Tetapi, kekhawatiran itu tidak menjadi kenyataan, Baby K betah loh di rumah, dia kelihatan senang sekali sampai hari terakhirnya di Concong. Rumah terasa rame sekali dengan kehadiran seorang cucu, walaupun Dee ga terlalu suka dengan anak-anak, Dee merasa ada sesuatu yang baru disini. Kebandelannya suatu saat akan menjadi cerita yang lucu ketika baby K dewasa. Foto-foto nan aneh ini akan menjadi memori, kok Dee jadi kangen yah ama Baby K. Suatu hari kita pulang kampung bareng lagi yaaah! Concong, we love you full!
No comments:
Post a Comment