Sunday, December 4, 2011

Penumpang Pesawat yang Menyebalkan

4 Desember 2011, flight Bali ke Jakarta dengan Airasia QZ 7523, terasa sangat berat untuk meninggalkan Bali dan kembali ke realita, Senin harus ngantor lagi setelah funtabulous party at Bali. Great Friends, Great Moment, Great Ambience - Everything is FUN. Back to topic, flight dengan Airasia Indonesia ini sepertinya biasa-biasa saja, karena cukup cape setelah hangover selama di Bali. Selama perjalanan Dee mencoba untuk tidur, namun perjalanan ini sungguh sangat menyebalkan dengan bersama-sama penumpang yang annoying dan mengganggu ketenangan penumpang lain. Berikut kategori - kategori penumpang yang menyebalkan :

- Si Rame-Rame, dengan sistem check-in Airasia yang self check-in, banyak teman yang bertravelling bersama duduk separated dengan teman-temannya. Sebenarnya bukan ini yang membuat mereka menyebalkan karena saya juga menjalani skenario seperti ini. Tapi... Akan menjadi menyebalkan bila satu orang duduk di row 20an berteriak ke depan temannya yang di row 10-an, 15an, terjadilah teriak-teriak di dalam pesawat selama boarding dan flight.

- Si addicted BB, selama Boarding penumpang pesawat tidak diperbolehkan lagi meng-akses telepon genggam. Timing paling krusial adalah ketika pesawat akan landing ataupun take-off, alat elektronik tidak boleh dinyalakan. Namun, seumur hidup terbang, selalu banyak yang melakukan kegiatan yang sangat berbahaya ini. Ga taw tingkat edukasi yang kurang, ataupun karena terlalu sibuk hingga tak boleh sedikitpun kehilangan waktu! Apa sosialisasi keselamatan penerbangan yang kurang? Selengkapnya bisa dilihat

- Tukang nangis, anak yang nangis selama perjalanan emang sulit dihindari, tapi tetap saja, tangisan bayi/anak selama penerbangan itu sangat menyebalkan, apalagi buat saya yang ingin tidur. Anehnya pramugari budget airline biasa tidak berinisiatif untuk menenangkan bayi sedikitpun. Mereka hanya membiarkan saja, tak seperti flight dengan airline komersil yang berusaha untuk membuat anak tersebut diam dan memberikan posisi nyaman agar penumpang yang lain tidak terganggu.

- Si tukang pamer, setelah pesawat take-off, penumpang ini akan segera mengeluarkan segala macam gadgetnya, entah itu ipad, ipod, tablet pc, mp3 player, psp, kamera, tas branded, semuanya diletakkan diatas meja, ga taw apa maksudnya kecuali buat pamer penumpang asing disampingnya.

- Si Bagasi, terkadang bukan menjadi masalah membawa banyak bawaan ke dalam bagasi, tapi akan menjadi sangat menyebalkan bila satu baris yang seharusnya untuk 3orang dipenuhi oleh barang bawaan satu penumpang sendiri, bahkan tidak muat. Dia harus menaruhnya di depan, numpang kemana-mana. Bukankah ada ketentuan yah jumlah maksimum yang boleh dibawa ke dalam pesawat? Kenapa tidak diberlakukan siiih??

- Ga sabaran, yah setelah pesawat landing dan mesin belum dimatiin, tipe penumpang ini sibuk krasak krusuk buka seat belt, mulai berdiri, buka bagasi.. Oh my Gucci.. mesin pesawat belum berhenti, tanda penggunaan sabuk pengaman belum dimatiin, tapi tipe penumpang pesawat ini udah sibuk nyari telepon gengamnya, menelpon kesana kemari dia udah tiba ditempat tujuan. Belum lagi yang mau secepat mungkin turun, padahal Anda yang didepan dia belum bisa bergerak. Tipe tidak sabaran ini mungkin paling banyak dijumpai.

Sekian pengalaman terbang bersama AirAsia Indonesia, flight Denpasar-Jakarta. Mungkin banyak yang memiliki pengalaman yang sama. Satu hal yang belum pernah saya lakukan dipesawat selama terbang kemana-mana adalah 'Make toilet di pesawat'

No comments: