Thursday, January 6, 2011

Siapa bilang gue katro?

Daerah kampung dekat Jonggol ini belon digusur real estate. Pohon bambu masih banyak, juga aneka pohon buah buahan ...... Salah satu kebon paling besar milik wak Marub. Dikebon itu banyak pohon buah, termasuk pohon jambu air yang ranum penuh buah yang menggoda. Kebon itu terawat, rutin disemprot hingga bebas hama, termasuk semutpun tak berani mendekat.

Namun ada hama yang lebih parah, hama itu disebut Suryani. Seorang gadis bahenol berusia sekitar 16 tahun namun sedikit udik dan alay. Dia kerap ada direrimbunan dahan jambu bermodal cabe + garam ulek sebagai cocolan jambu. Pasangan duetnya tak lain Nurijah .... 2 gadis ini rajin sekali diam diam makan jambu air gratis.

Jambu air warna hijau kemerahan itu memang manis sekali, kalo disupermarket 6 buah bisa 25 ribuan, dan duo Suryani dan Nurijah sudah memakan lebih dari 15 tiap orang, gratis pula. Sambil melet melet lantaran rasa pedas & asin, suryani nyerocos .... " Ijah lu tau ga cowo sama cewe cakep yang temen gw di pesbuk, dia masa' mau liburan kemari lho ". Nurijah melirik sambil ngusap bintik keringat diatas bibirnya lalu merepet " ehh Sur ... Lu norak banget, kan udeh gw kate, manggil gw Nuri ... bukan Ijah .... Malu noh sama busway, hare gene Ijah, ga eksis tauk " sungut Nuri, lalu dia kembali bicara " gw tau tuh yang emaknye asal Hongkong ye ? Entu pan adek kakak yak ? Masa iye orang kaya gituh mau liburan dimari ? "

.... Suryani menarik nafas, sambil memetik jambu yang begitu banyak mengelilingi mereka ia berceloteh " iye Nur ..... Mariana sama Victor .... Adek kakak, dua duanye udeh kuliah. Lha mereka tinggal di Singapur kan ? Wajar donk mau liat kampung " ..... Nuri melempar serpihan jambu kearah Suryani, " jangan panggil gw Nur, kampungan deh ... NURI .... Susah amat sih " Yah itulah Nurijah yang merasa emaknya terlalu konyol memberinya nama seperti itu, disaat dia lahir di era pertengahan 90an , Suryana sudah maklum betapa sahabatnya ini pingin banged dibilang anak gaul. Ga munafik Suryani-pun demikian tapi soal nama dia ga perduli.

" Waaahh asik juga kalo mereka kemari, kaya apa ya aslinya mereka ?? " Ujar Nuri sambil membayangkan dua sosok tampan & cantik yang bakal datang ke kampung mereka.

Diwarnet dua gadis itu begitu HERI alias HEboh sendiRI .... Sahut sahutan di wall dengan Mariana dan victor sungguh moment sakral, mereka kenal sudah 2 tahun lebih. Dan bagi Suryani & Nuri, sepasang kakak beradik itu tidak sombong. Sekali Mariana mengirimkan kaos khas Singapore pada Suryani dan Nurijah, dan sejak itu pula kaos itu begitu menjadi andalan disaat saat penting, kondangan, pemakaman, rujak party bareng teman sekelas dan segala urusan lain ....

Kaos bertulisan I LOVE SINGAPORE itu selalu wajib pakai. Dan tiap kali, keduanya berkisah asal muasal kaos itu pada tiap orang yang dikenalnya dikampung itu, " ini dari temen pesbuk gw lhoo, orang kaya di luar negri " ujar duo sahabat itu dengan noraknya.

Dari obrolan mereka di facebook akhirnya disepakati Mariana & Victor akan datang 2 hari menjelang natal. Kebetulan pas dengan masa liburan akhir tahun. Ayah mereka asli Indonesia dan keduanya akan berkunjung kerumah nenek mereka didaerah Kebayoran. Dan sekaligus berlibur ke Jonggol, kampungnya Suryani & Nurijah.

Sudah dua hari Mariana & Victor ada di rumah neneknya di Jakarta, dan hari ini mereka akan tiba di Jonggol untuk menginap. Suryani yang anak tunggal nampak heboh menata kamarnya yang sederhana. Tempat tidur besi jaman uwaknya terlihat nyaman dengan kelambu yang sudah dicuci, lalu ada lemari pakaian antik dengan cermin dipintunya, juga meja untuk dia belajar.

Enyak Suryani sebenernya bingung, dia ga tau bagaimana harus menyambut orang kaya dirumahnya yang sederhana, namun demi putri tunggalnya ia pun setuju dua kawan. Suryani menginap sehari dirumahnya. " Suuurr !!! " Teriak enyak dari teras, " onoh tehnya elu siapin dimeja barengan same singkong rebus , entar temen lu dateng udeh pade rapi " Enyak yang sedang siap memasak nasi uduk memerintah dengan lantang. Suryani berlari kedepan dengan wajah cemberut, " nyak ... Masa singkong sih ?? Aye malu nyak .... " Ujar Suryani protes. Enyak menatap jengkel " pale lu bau menyan ? Lu kate bapak lu direktur pakek beli roti segale ? ". Melihat nada suara enyak yang molai cempreng Suryani buru buru ngacir kedapur, daripada enyaknya berubah pikiran. Tak lama terlihat sebuah sedan mulus masuk kampung. Sedan mewah berwarna putih ...

Gadis dengan tinggi 168 cm, berkulit bersih memakai kaca muka ( kacamata yang gede banget ) berusia 18 tahun turun dari mobil .... Memakai jeans dan kaos masa kini. Dari sisi lainnya turun seorang pemuda tampan memakai jeans dan singlet warna biru muda dengan gambar cartoon khas Jepang.

Suryani tiba tiba merasa minder, dari balik jendela dia melihat dua kawannya itu benar benar figur anak gaul yang kaya. Sedang dirinya hanyalah gadis kampung yang sederhana. Setengah menyesal dia meng-iya-kan dua kawannya itu berkunjung, bahkan menginap. Namun apapun penyesalan itu, toh keduanya sudah ada didepan rumah. " Sialan Nurijah, belon dateng juga tuh bocah, pigimaneh kabar gw nih " pikir Suryani sambil berkaca sejenak.

" Halooo Suryani yaa ? " Sapa Mariana ramah, dipeluknya Suryani dengan hangat, lalu Victor ikut juga memeluk Suryani ..... Gadis kampung itu grogi, seumur hidup baru kali ini dipeluk cowo .... cakep pula walo rada rada bau ketek.

Selanjutnya mereka sibuk menelusuri jalan kampung. Pohon bambu yang gemerisik ditiup angin menyuguhkan suasana khas yang ga bakal ada di Singapore. Nuri terlihat diujung jalan .... Berlari lari bagai maling disiang bolong. Dandanannya sangat menyiksa mata, rambut dikuncir dua, kaos ' I LOVE SINGAPORE ' yang sudah mulai lusuh, sendal jepit pinky dan jeans belel warisan kakaknya yang udah merit. Saat bersalaman dengan Victor, Nuri grogi sekali, akibat salah tingkah dia pun salah langkah, dengan sukses gadis ABG itu nyungsep di comberan deket kebon wak Marub. Victor berniat membantu namun apa daya ia pun ikut nyungsep ke comberan. Dua makhluk itu berlumur masker lumpur ....

Suryani tertawa puas sedang Mariana merasa jijik, karena bau lumpur itu cukup menyengat. Ga jauh dari situ ada sungai, airnya masih jernih. Dan victor berniat membersihkan badannya disungai itu sekaligus mencuci kaos singletnya yang kena lumpur. Nuri pun melakukan hal yang sama, karena kalau dia pulang dalam keadaan kotor, bisa bisa dia dipasung emaknya.

Sementara itu Mariana bermaksud merendam kakinya di sungai, dia sibuk mencari posisi duduk yang pas, mirip ayam siap mengerami telur, setengah membungkuk ia membersihkan lokasi yang nyaman untuk duduk, namun kesialan ternyata baru saja dimulai tiba tiba 'byuuurrrr' dia terjungkal ke sungai, Suryani kecentilan sok nyoba selop Mariana lalu limbung karena ga biasa dan dengan sukses menubruk Mariana yang ada dibibir sungai. Mariana megap megap kaya ikan mas koki, dan Suryani megap megap karena ada eek ayam kena bibirnya pas dia nyungsep dipinggir sungai.

Keempat ABG itu amburadul, namun tekad makan jambu gratis sudah tak tertahan, apalagi Mariana dan Victor yang sampai bego dijejali kisah jambu manis & gratis tiap kali wall to wall sama duo Suryani dan Nuri.

Didahan pohon jambu itu keempatnya sangat khusyuk makan jambu ..... Tidak sadar wak Marub sedang mengawasi .... Wak Marub yang kikir hari itu kegerahan, hingga tidak bisa tidur siang. Melihat ada serombongan bocah dipohon jambunya, timbul rasa marahnya. Memakai sarung yang dilinting sampai betis, kaos oblong dekil ..... ia membawa sapu lidi. Wak Marub mengendap endap mau mengagetkan bocah bocah itu.

Pohon jambu itu tingginya 3 meter, 1 meter batang kokoh dan 2 meter sisanya berupa dahan yang rimbun. 4 bocah itu duduk membelakangi rumah uwak, dan tak sadar uwak sudah ada dibawah pohon tepat dibelakang mereka. Victor begitu ambisius menyantap jambu air nan manis itu, tiba tiba dia setengah menoleh ke belakang dan meludah .... " Ihhhh ada uletnya " kata dia sambil meludah lagi beberapa kali. Yang jadi masalah semua ludah Victor mendarat sempurna dipipi dan jidat wak Marub yang sedang mendongak kesal melihat jambunya dijarah dengan biadab oleh anak anak itu. " TUKK !!! " Sebongkah biji jambu mendarat sukses dihidung uwak, membuat uwak tak mampu lagi menahan marah .....

" Hoiiii maling ya kalian ?!!!! Kurang ajar !!!! " Pekik uwak marah. 4 ABG yang ada diatas pohon tersentak kaget, bahkan tas Mariana yang berisi album foto terjatuh dan lagi lagi mengenai wajah uwak yang tengah mendongak sambil melotot. Nuri langsung melorot turun diikuti Victor dan Mariana. Mereka lari pontang panting ..... Uwak mengalungkan tas milik Mariana dilehernya dan bertekad mengajar bocah bocah itu dengan sapu lidi. Suryani yang belakangan turun merasa tak rela tas Mariana dibawa wak Marub, ia bermaksud merenggut tas itu, namun sialnya ia kesandung akar pohon dan jatuh tersungkur dirumput. Namun saat terjatuh ia serabutan mencari pegangan dan sarung wak Marub-lah yang terenggut tepat saat uwak bernafsu memburu 3 bocah yang lari didepannya " SROOOOTTTTT " sarung uwak terlepas dengan sukses dan kebiasaan buruk uwak adalah tidak pernah memakai daleman. Segera saja wak Marub tersungkur setengah bugil. Suryani tak menyianyiakan kesempatan, dengan kejam dia menarik tas yang tadi tergantung dileher uwak

Mariana yang ternyata ugal ugalan kembali kearah Suryani dan uwak tanpa ampun langsung memotret pantat uwak yang tengkurap diatas rumput dengan HP-nya " Nah kalo uwak ngaduin kita, foto ini aku pajang di kelurahan " ujar Mariana merasa menang. 4 ABG itu berlalu santai diiringi caci maki uwak yang marah namun takut fotonya dipajang dikelurahan Jonggol.

Sampai rumah Suryani para ABG itu diberondong omelan oleh enyak Suryani " bujut dah !!! " Pekik enyak dari pintu teras. " Ni bocah pada nyelem diempang apa abis kejar kejaran ame setan heh ! ........ Astaga baunye kaya jamban, muke pade kaya lutung, dari maneh ?? ". Enyak menyuruh mereka mandi disumur samping, dan 4 bocah itu tidak membantah. Rumah Suryani khas rumah kampung, lantai semen nan mengkilat, teras teduh dilengkapi bale bambu, didepannya ada halaman sekitar 4 meter penuh dengan tanaman bunga dan sebuah pohon kamboja bali berwarna pink. Dan dibale bambu itu sudah terhidang nasi uduk lengkap dengan ayam goreng & sambal kacang.

Ayah suryani menjadi pengawas toko didaerah Jakarta kota, dan ia pulang setiap akhir Minggu saja. Suryani sebagai anak tunggal jarang pergi ke Jakarta, enyak ga kasih ijin, takut kenapa kenapa katanya. Dan enyak sendiri selalu mabok kendaraan, jadi dia ga akan pergi kalau tidak terpaksa. Akibatnya Suryani sedikit katrok alias ndeso.

Suryani memegang benda berkilat itu dengan takjub ..... " Bagus amat tempat bedak Mariana " begitu pikirnya. Tapi gimana cara bukanya ? Terus saja dia bolak balik ..... Mariana tertawa ngakak " aduhhh Sur, elu katrok banged, ini henpon tauk " ujar Mariana sambil terus terpingkal pingkal, " namanya aipone .... Nah kalo si vicktor itu pakek bebeh ". Dalam hati Suryani " oooo ini yang anak anak Jakarta makek yaa ? " Dan tak lama berkumandang lagu lagu hits masa kini diteras itu, Suryani & Nuri belagak meniru tarian yang dia lihat di film 'Street Dance' sewaktu Yanuar teman sekelasnya membuat acara rujak party dirumahnya .... Tapi yang sekarang terlihat, Suryani & Nuri bagaikan ayam sedang bertarung alias kacau balau.

Ide itu mendadak datang, terjadi saat 4 ABG itu sarapan lontong sayur. Mariana & Victor sangat konsentrasi menikmati tiap suapan, baru kali ini mereka makan lontong sayur. Yang di Singapore lebih berasa bumbu kari, mereka kurang suka. Sambil menyeruput teh hangat Victor nyeletuk " ehh kenapa Suryani & Nuri ga berlibur aja dirumah nenek kita ? ". Celetukan ala kadarnya itu bagai ledakan petasan ditelinga Suryani lalu berefek harapan yang membuncah. " Wow ide bagus, koq ga kepikir yaa ? " Sahut Mariana. Suryani terlihat sumringah, " wah apa kata Nuri nanti " begitu fikir Suryani sambil ngupil .....

" Apaaa ??? " Pekik enyak kaget, " nginep ditempat Mariana ?? " Emak melotot lantaran keselek singkong rebus. " Ampuun neng, lha ono pan rumah orang gedongan, mane jauh .... Tar lu bikin rusuh gimane enyak ngurusnye ". Suryani mulai cemberut, lalu nyerocos " nyaaakkk !!!! Emang ngapa sih ? Nyak ?!!!, kapan lagi nyak aye dapet kesempatan liburan gratis kaya gini " airmata lebay molai menitik diwajah cemberut Suryani. Enyak ga tega .... Apapun ia dan suaminya jarang bisa ajak jalan jalan putri tunggal mereka. Enyak menyeruput teh, lalu bicara " Sur, yakin lu kaga bikin rusuh ? Tapi jangan lama lama yak ? enyak kalo kangen sama elu kaga bise tidur tauk, enyak demen kalo denger lo ngigo "

Nuri justru gampang mendapat ijin, maklum aja, prinsip emaknya selama anaknya ga minta duit, dia ga ribet. Dan sore itu empat ABG itu duduk manis dimobil putih yang datang menjemput mereka. Masih terdengar enyak Suryani merepet, " neng kalo berak disiram yaak .... Kalo mandi bajunya dibuka ..... Kalooo ..... " Sampai suara enyak hilang. Jakarta yang macet membuat mereka tenggelam dengan lamunannya masing masing. Hingga akhirnya mobil berhenti didepan pagar tinggi, sebuah rumah megah di Jakarta Selatan.

Rumah 2 lantai bergaya mediteranian itu indah sekali dihias lampu sorot dibeberapa bagian. Suryani & Nuri bagaikan bermimpi bisa menginap dirumah seindah itu. Takut takut mereka mengikuti Mariana & Victor ke dalam rumah. Nenek & kakek langsung memeluk penuh kasih ke arah dua cucu kesayangan mereka, maklum ayah keduanya anak tunggal yang kemudian menikah dengan gadis Hongkong dan tinggal di Singapore. Nenek menciumi pipi Mariana & Victor seperti tak ada bosannya. Victor yang usianya 17 tahun merasa risih dan buru buru mengenalkan dua sahabat mereka. " Oma ... Opa ... Ini Suryani & Nuri sahabat kami di indonesia " ujar Victor renyah. Oma langsung suka melihat dua gadis sederhana yang ada dihadapannya dan selanjutnya mereka sudah duduk diruang makan yang ditata penuh selera.

Nenek dan kakek Mariana senang mengoleksi benda antik, semua tertata dengan indah sekali. Di meja terhidang aneka masakan yang menggugah selera, Nuri langsung lupa diri, semua yang disodorkan dia caplok, Suryani lebih tenang, maklum Nuri adiknya ada 5 ... Jarang baginya bisa makan kenyang, apalagi mewah seperti saat ini.

Malam itu Suryani & Nuri bener bener jadi OKB, duduk diranjang bercanopy dengan kelambu warna lavender, menonton DVD film remaja .... Walau keduanya ga bisa bahasa Inggris, toh mereka asik saja. Tiba tiba perut Nuri mulas " preett !!! Brrooottt " Nuri ga sanggup menahan ledakan kentutnya, Mariana & Suryani melemparinya dengan kacang, kamar mewah ber AC itu mendadak beraroma WC terminal. Nuri masuk ke kamar mandi yang ada dikamar itu ..... " Eeggghhhh .... Prroottt .... Bbrrooott .... Preettt " asli mirip malam tahun baru, berisik bagai terompet ditiup dengan biadab.

Puas membuang hajat timbul masalah baru, " kamar mandi semewah ini ga ada bak mandi dan gayung, bagaimana cara nyiram kotoran sebanyak itu ? Apa harus dipungut satu satu dan dibuang di tempat sampah itu ? " Pikir Nuri galau. Dia pun membuka pintu dan melongok ke arah Mariana yang lagi diajari Suryani cara nyari kutu. " Kak ? Gimana sih cara buang kotoran ? Aq mau pungutin terus dibuang kemana ? " Tanya Nuri memelas. Mariana histeris membayangkan kamar mandinya yang indah bakal berubah bagai WC terminal .... " Jangaaaannn !!!!! Itu ada tombol lo pencet Nur, tar kebuang sendiri " Dan Nuri baru tau itulah cara mengoprasikan closet duduk. Suryani dalam hati bersyukur, setidaknya kini diapun tau cara memakai batu sandar yang tidak pernah dia temui sebelumnya. " Untung Nuri mules duluan " begitu ucap Suryani dalam hati penuh sukur.

Rumah megah itu indah sekali, tata ruang dan cahaya benar benar tak terbayangkan bagi remaja sederhana macam Suryani & Nuri, dan mereka kini disibukkan foto foto. Yang motret pasti Mariana & Victor, maklum duo Jonggol gaptek ga tau cara mencet mencet camera. Hebatnya ga lama wajah mereka sudah terpampang di facebook. Teman - teman sekolah Suryani & Nuri heboh berkomentar, semua kagum .... Beruntungnya Suryani & Nuri punya sahabat kaya raya namun baik hati. Seketika itu juga keduanya jadi pembicaraan dikampung mirip nasib Jojo & Shinta yang ngetop mendadak gara gara ' keong racun '

Victor sudah ke alam mimpi dikamarnya, dan 3 gadis remaja itu masih asik ngobrol di ranjang Mariana yang empuk, mirip di film film, " ehh besok kita ngobok mall yuk " ajak Mariana. Namun aneh ... Suasana sepi .... Bagai kuburan angker .... Baik Suryani maupun Nuri diam membisu, Mariana bertanya " lho koq pada diem ? Pada kesambet yaa ? "

Namun baik Suryani dan Nuri hanya diam dan saling berpandangan ... mirip dua ekor sapi yang sedang jatuh cinta .... sementara Mariana merasa bingung, ada apa ini ? apa dia salah bicara ???

Suryani & Nuri diam sambil berkedip kedip, persis kaya kena cacing kremi. Mariana mengambil gelas di buffet kecil disebeah tempat tidurnya .... " PYAK !!! " Langsung menyiram wajah dua sahabatnya yang bengong bagai ayam sayur, " ehh kalian kenapa sih ? " Tanya Mariana, Nuri mengelap wajahnya dengan lengan dasternya. ... Lalu berkata " gini kak, jujur aja nih, kita ga PD kalo harus jalan di mall orang - orang kaya, soalnya penampilan kita kan ga sesuai, kalo kakak mau jalan, kita nunggu aja disini, asal jangan lupa oleh oleh " .... Suryani manggut manggut sok tau. Mariana tersenyum lalu berkata " eh ngapain juga gw jalan sendiri, ya ga eksis donk ?! Justru ada kalian gw mau jalan jalan " .

Mariana turun dari ranjang, dan menuju sebuah pintu dikamar itu, dibukanya sebuah pintu berwarna coklat kemerahan, didalamnya terdapat rak rak dan laci laci warna merah anggur, dinding warna cream dan diruang itu begitu banyak pakaian bergantungan rapi, lalu puluhan sepatu juga tas. Suryani & Nuri kagum melihat semua itu. Mariana mengajak mereka masuk ke dalam ruangan berukuran 2,5 x 2,5 tersebut. " Ini namanya walking closet " ujarnya sambil memilih milih pakaian. Nuri celingukan .... " Mana kak closetnya ? Masa ada sih WC jalan jalan ? Ada ada aja dah peralatan orang kaya ". Mariana hanya mendengus saja.

Jam 10 pagi keempat ABG itu sudah rapih, Suryani & Nuri memakai baju pemberian Mariana, " cantik juga mereka ya Cici, kalo diurus dengan benar ? " Ujar Victor pada kakaknya. " Iyah, mangkanya mau aku bawa ke salon deh biar agak beda " sahut Mariana. Namun mendandani duo Jonggol bak gadis metropolitan tak selamanya indah. Baik Suryani maupun Nuri berjalan bagai sedang gempa bumi, saling berpegangan tangan dan cenderung tertatih tatih. Itu semua gara gara sepatu dengan heels 5 cm yang mereka pakai.

Disalon mereka disambut Fabian ... Stylish top andalan salon itu .... Mariana langsung memasrahkan Suryani & Nuri pada Fabian. " Aduuh nek, kamu ini cantik tapi ngapain rambut kamu lepek gini ? Udah kayak curut deh yei ... " Ujar Fabian sambil mencolek colek rambut Suryani. " Nah ini juga, udah tau jenong malah rambutnya dikuncir ? Abis dari planet mana sih buuu ? " Nuri hanya pasrah waktu jenongnya ditekan tekan Fabian. Tak lama keduanya sudah ditangani oleh Fabian yang cekatan, hampir 2 jam merubah tampilan .... Lebih 'kota' dan lebih terlihat cantik.

Keduanya melotot waktu melihat Mariana membayar ongkos potong dengan beberapa lembaran seratus ribu " ohh mahal sekali kak ? " Kata Suryani heran, " itu uang jajan gw 2 tahun " lanjutnya. Mariana hanya tersenyum sambil celingukan, Nuri tak ada disitu, mereka menemukannya diparkiran sedang mengemut bakwan. Mariana memanggil " Nuri elo ngapain ciuman sama bakwan ? " Nuri melangkah pelan pelan dan berkata, " kaaaak ........... Gw lagi bikin bibir kaya kakak, masa ga tau ? "

Mariana merinding disco, " hah ? Maksud lo biar bibir mengkilap ? Astaga gw pakek lipgloss kalee bukan ngemut bakwan " ujar Mariana setengah kesal. Karena malu akhirnya Nuri mencaplok bakwan yang sejak 15 menit lalu dicumbunya.

Perjalanan dimulai lagi, victor duduk disamping pak supir yang sibuk bekerja .... Dia autis dengan ßlackßerry- nya, sementara 3 gadis duduk dibelakang. Tak lama mereka memasuki halaman mall mewah. Mariana menjadi guide dadakan " nah ini lhoooo nyang namanya sency, kalo ke Jakarta gw sering makan disini " . Baik Suryani maupun Nuri menganga kagum melihat mall sebesar itu, paling jauh mereka ke Cibubur Junction itupun kesasar.

" Mall yang aneh ! Sensi kan istilah orang yang gampang tersinggung " ujar Nuri sok tau, Suryani yang otaknya lebih bagusan menyahut " dasar katrok !! Ini maksudnya sency, senayan city ...... kota Senayan gituh ..... Dasar oneng ". Nuri memandang ke arah Suryani " oohhh koq dipeta kaga ada ya ? " Timpal Nuri dengan wajah bodoh. " Wah kayanya diresmikan baru baru ini deh mangkanya bu Nita guru kita belum ngebahas dikelas " sahut Suryani sok pinter.

Didalam mall Nuri bikin kasus, dia ga pernah bisa naik escalator alias tangga berjalan, pake sendal aja dia nyaris kejungkal, apalagi pake sepatu tinggi ? Pernah dia ditraktir makan bakso disebuah mall, letak rumah makan bakso itu dilantai 6. Semua temannya lewat escalator kecuali dirinya yang memilih lewat tangga darurat " biar lambat asal selamat " begitu kilahnya, walau sesampai diatas bedaknya luntur akibat keringat.

Butuh waktu 30 menit meyakinkan Nuri kalau tangga berjalan itu aman, dan akhirnya Nuri mau setelah dipegangi Victor dan Mariana, tentu dengan sepatu yang dia lepas. Puas makan disebuah resto mereka pindah ke Plaza Senayan. Disini giliran Suryani bikin ulah, dia sengaja meminum obat anti mabuk sesaat mereka akan masuk lift.

Dalam hati Suryani dia bersyukur .... Walau ia dan Nuri selalu terlihat bodoh, namun baik Mariana maupun Victor tidak menunjukan sikap malu atau menjauh. Kini ia percaya didunia ini ada orang orang baik yang kelak akan berjodoh untuk saling mengenal. Acara nge-mall akhirnya ditutup dengan makan malam nikmat disebuah resto dilantai 3.

Tiba tiba Victor menatap tajam ke arah duo Jonggol ..... Hampir tak berkedip .... Seperti bayi baru melihat balon, atau seperti macan melihat mangsa ? terserah deh. Mariana menyolek adeknya ..... " Ehh kenapa kamu ? Koq ngeliatinnya gitu ?? " Dan Victor jadi salah tingkah sambil berbisik " entar ya Ci, aq ceritain .... " Sementara Suryani & Nuri ga tau harus bagaimana ......

Suryani & Nuri grogi dipandangi seperti itu ... Secara Victor cowo cakep, lha dipandangin Maman tukang gorengan aja mereka salting. Biasa masih ABG labil. Saking groginya Suryani gigitin sendok, Nuri ngemut sumpit, Suryani nyuci serbet, Nuri kekolong meja tapi Victor masiiiiiih aja ngeliatin.

Mariana memecah suasana kaku itu, " Yuk pulang aja, udah malem neh " Nuri paling lega, soalnya dia yang paling sering dipandang Victor .... Sebelum meninggalkan bangku resto Nuri sempet ... " PEEEEZZZZ " dan 10 detik kemudian pengunjung resto itu mual mual.

Sudah 4 hari Suryani & Nuri menginap dirumah kakek nenek Mariana & Victor. Suryani sudah 8x mendapat telegram dari enyaknya yang bercerita betapa ia rindu berat. Mariana masih pulas dikamar, posisi terlentang dengan mulut menganga, persis korban pembunuhan. Victor ditepi kolam renang terlentang, berjemur matahari pagi. Disebelahnya ada Suryani & Nuri sibuk mengobrol. Nuri kemudian melongok ke arah Victor .... " Kak jangan telentang gitu tangannya, bau ketek " .... Victor mengendus keteknya sendiri " hmmm sialan bau aer cumi " pikirnya, lalu dia nyebur kekolam renang, maklum 2 hari ini kebanyakan makan bawang.

Suryani asik menulis diary, lalu dilihatnya Nuri asyik memandangi rimbunan kembang sepatu warna warni ditepi kolam renang .... Putih, kuning, merah, jingga, pink, ungu dsb cantik sekali. " Nur ambil camilan donk yang didapur tuh, isen nih, " Perintah Suryani pada Nuri. Nuri berjalan ke dapur, ternyata bibik lagi ke pasar, oma sama opa juga pergi entah kemana, akhirnya diambilnya sebuah tupperware bertutup merah yang ada dirak pojok dapur, dibawanya ke tepi kolam.

Selanjutnya keduanya asyik ngemil " krauss .... Krauk ..... krauk ..... " Asyik sekali mereka ngemil. " Kak Victor siniiii, nih enak lho camilannya, gurih rasa ikan ..... " Jerit Nuri kearah Victor, Suryani menambahkan " biar agak amis tapi enak koq, renyah " Victor berenang menepi, ia duduk ditepi kolam, siap mengambil camilan ..... Tiba tiba Victor menjerit kaget sekali " waaakkk !!!! Kalian makan ini dari tadi ? " Tanpa menunggu jawaban 2 gadis itu, ia melanjutkan .... " Ini Whiskas makanan kucing, kucing anggora oma mati 6 bulan lalu ! ". Suryani & Nuri menelan kunyahan terakhir, lalu mereka menjawab .... " Tapi enak koq kak " ..... GUBRAk !!!!

Malam itu 4 remaja itu duduk santai di ruang keluarga yang bersebelahan dengan kolam renang, pintu lipat kaca pembatas keteras belakang sengaja dibuka lebar. Sofa empuk warna maroon itu menjadi lokasi pas untuk mengobrol .... Malam terakhir. Victor kemudian menuju dapur untuk mengambil beberapa kaleng soft drink, Mariana tiba tiba ingat, dia belum menanyakan lagi soal kejadian diresto beberapa malam lalu. Dia pun menyusul ke dapur. " Vic, Cici kan belum kamu ceritain, soal kamu tiba tiba koq terdiam ngeliatin si Suryani & Nuri waktu diresto, ada apa ? " Tanya Mariana pada adiknya sambil memotong blueberry cheese cake dengan potongan besar. " Oohh itu .... " Jawab Victor sambil melirik kearah ruang keluarga, " nggak apa apa Ci, aku cuma lagi mikir, koq kita bisa deket ya sama dua cewek itu, yang kita kenal hanya lewat internet, dan aku juga mikir, kita ini beruntung bisa kenal orang yang baik seperti mereka " lanjut Victor

" Iya ya ... Kamar aku aja mereka lho yang beresin, malah pas kamu disuruh oma beli kue, aku lihat Nuri ngepel kamarmu juga beresin baju baju kotor kamu tuh " sahut Mariana. " Asli mereka anak anak yang jujur, walau mereka hanya keluarga sederhana "

" Sayang ya Ci kita harus kembali ke Singapore .... Kapan lagi ya bisa seperti ini ? " Lanjut Victor sedikit mellow. Mariana memeluk adiknya " tenang, persahabatan ga ngenal jarak & waktu " bisik Mariana mencoba bijak

Pagi pagi Suryani sudah bangun, dia membuka tirai tebal dari bahan sutra dikamar itu. Memandang taman belakang dari lantai dua. Dan matanya menangkap Nuri yang sedang duduk ditepi kolam." jangan jangan tu anak mau minum aer kolem lagi ? " pikir Suryani, dan ia pun turun .... Menyusul Nuri.

" Kenape lo ? " Tanya Suryani dengan suara cempreng. " Ah ga apa apa koq, cuma sedih aja bakal pisah sama Victor & Mariana ... " Sahut Nuri sambil meleletkan upil ke pinggiran meja. " Iya sih .... Gw mau buatin sarapan buat mereka, nasi uduk, kaya yang biasa enyak buat " ujar Suryani seraya menggandeng tangan sahabatnya menuju dapur. Untung ada si bibik jadi mereka lancar memasak, maklum dapur itu beda banged sama dapur mereka dirumah. Bagusan dapur enyak kalo diliat dari jalur Gaza.

Kakek, nenek, Mariana & Victor sarapan dengan nikmat, Suryani & Nuri bangga berhasil memberikan sesuatu. Saatnya kembali pulang ke habitat asli, duo Jonggol masing masing menambah bawaan menjadi satu tas lagi, dikasih Mariana baju banyak banged. Sudah pasti keduanya bakal pamer keliling kampung. Perasaan mereka mirip seperti beruk yang dikembalikan ke hutan Kalimantan. Disatu sisi rindu rumah disatu sisi sedih karena sudah terbiasa.

Sesampai dirumah Suryani, mereka disambut pekik enyak yang lagi nyapu halaman " ya ampun neng !!! " Jerit enyak lebay, " lu kaya artis yak ... Kaya onoh siape tuh Titi Biji yak ? " Sambil merepet kaya kucing dimusim kawin, enyak meremas remas wajah Suryani, gilanya tangan enyak bau ikan asin, fear factor banged deh. Enyak lalu mengajak semua duduk di bale yang ada diteras. Enyak mengucap terima kasih berkali kali bagai membaca mantra, berisik banged deh. Nuri sibuk mencomot gorengan. Victor giliran dikucek enyak pipinya " bujuuut dah, ganteng bangat ni bocah ... ngidam apaan enyak lo tong ?? " wajah Victor mirip smurf ... membiru karena mual bau ikan asin. Mariana sadar pasti gilirannya akan tiba .. maka dia pura pura tertarik memotret bunga bunga.

Saat berpisah tiba, lusa Mariana dan Victor kembali ke Singapore ..... Suryani dan Nuri kembali ke sekolah ..... suasana haru menghiasi sore itu .... saat Victor memeluk Nuri ... lagi lagi Nuri mengulangi kesalahan yang sama .... ia kehilangan keseimbangan dan keduanya nyungsep dengan sukses diselokan depan rumah Suryani.


Ending :
Emak Nuri muncul ..... " ehhh busyetttt Nuriiii muke lo kaya anak setan noh, kotor bangat ..... lha itu bintang korea ngapain lu ceburin selokan ..... ampun dah ni anak kelakuan .....maap yak tong .. Nuri emang gitu tapi die baek koq .... ehh copet mencret !!! eh monyong lo ....!!!! " jerit emak Nuri bagai radio rusak diiringi latah kronis khas emak emak kampung ... cempreng dan memekakan telinga ..... Suryani dan Mariana hanya terpingkal pingkal ..... suasana rusuh seperti itu pasti dirindukan Victor dan Mariana di Singapore sana ......

No comments: