Tuesday, July 5, 2011

Review Madre

4 Juli 2011, kejenuhan kerjaan kantor mulai menumpuk dengan semangat hampir redup akibat weekend yang terlalu cape. Yah.. Mengantuk lah yang terjadi dikantor. Ditengah kantuk yang mendera, tiba-tiba telpon berdering....
Dari orang yang saya tunggu-tunggu, kurir buku dari inibukudotcom! Akhirnya Madre-ku dianterin juga!
Buku yang telah ditunggu-tunggu, tak sabar untuk membacanya yang seharusnya telah ditangan dan telah dibaca, namun karena adanya kesalahan teknis dalam proses pengiriman, tanggal 4 Juli 2011 proses delivery dilakukan (seharusnya tanggal 1).

Jeng .. Jeng....
Konflik batin untuk segera membuka dan membaca Madre, tapi masih dikantor. Waktu pulang kantor pun ditunggu-tunggu, agar Madre segera diexplorasi.

Total sekitar 40 menit untuk membaca Madre, gejolak emosi bercampur aduk, lebih berantakan dibandingkan roti yg baru akan menjadi adonan. Yah Madre menceritakan tentang toko roti. Biang roti yang berusaha untuk hidup kembali, yang telah berusia 70 tahun dan mati suri selama 5 tahun, menghidupkan cerita-cerita yang telah lama mati suri. Menghidupkan harapan-harapan para jompo yang telah lama dikubur.
Tak terbantah, pesan-pesan sosial yang selalu dihantarken terasa begitu dekat. Pada part 'have you ever' dan 'Cinta dan Tuhan', pesan yang tersirat dibuat gamblang, sehingga akan diresapi sesuai dengan keyakinan dan ketahuan pembaca.

Part "layang-layang", menarasikan dua orang yang berbeda prinsip, beda pola tingkah, beda kehidupan berusaha untuk saling mengisi. Pencarian arti hidup, cinta dan persahabatan yang kompleks dibuat sederhana. Salah satu part yang patut untuk diresapi.

Sedangkan part-part lainnya, puisi-puisi prosa yang dengan pemilihan kata yang baik dan dalam.

Satu hal yang akan membuat tertegun, pemilihan kata yang pas dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar tak luput membuat kata demi kata mengalir dengan sempurna. Tapi tak ada gading yang tak retak, human error masih bisa kita lihat di halaman 145, terjadi typo, penggunaan kata yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan EYD. Selanjutnya akan dicoba kembali apa saja typo yang ada pada first print ini. Sejauh ini ada 3 yang telah dilaporkan pada sang maestro, mbak Dewi 'Dee' Lestari.

Setelah Filosofi Kopi kita diajak untuk menelaah lebih jauh teman sang kopi, Madre, roti yang memberikan inspirasi. Tak sabar menunggu lanjutan yang penuh kejutan yang akan di hadirkan sang Maestro.

Madre! Simple but deep inside.

No comments: