Dee ~ an Indonesian who wants to tell strories about life, book, travelling, cooking, food, photography, economy, politic, movie and love. Just read my story, hope you will like it. Let's begin and enjoy! ;)
Tuesday, November 24, 2009
PELINDUNG YANG SEJATI BAGI DIRI SENDIRI
(DhammaTalk Puja Relik 15 November 2009 @MGK-JKT)
Begitu banyak orang, khususnya umat Buddha, meminta perlindungan dari berbagai sumber, ke pohon besar, keris, dan juga relik. Mereka bahkan ada yang menelan bulat-bulat relic tersebut. Menganggap relic adalah penakluk segala bahaya. Memohon pada relic untuk terbebas dari segala derita. Apakah ini tepat????
Selayaknya umat Buddha berlindunglah pada Tiratana yaitu Buddha , Dhamma, Sangha.
Namun bukan berarti berlindung pada Buddha kita menyembah patung/reliknya dan semuanya beres. Bukan itu ! Berlindung pada Dhamma, kita berlindung dibalik tumpukan buku-buku Dhamma yang tebal-tebal ? Bukan itu ! Selalu berada dekat-dekat Bhante agar aman untuk menyatakan berlindung pada Sangha ? Bukan itu !
Berlindung pada Buddha bermakna ; berusaha memiliki Kebijaksanaan selayaknya Buddha yang kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu mampu mengetahui pandangan , pikiran, perbuatan, mata pencaharian, ucapan, kesadaran, serta konsentrasi mana yang baik atau buruk, benar dan tidak benar. Terlihat jelas terukur kebenarannya yang dapat diukur dari batin kita sendiri. Jika kita masih bimbang dan merasa resah gelisah bahkan takut akan perbuatan kita sendiri, maka itu sebenarnya adalah perbuatan yang anda sendiri merasa bahwa itu sudah tidak benar untuk dilakukan. Jadi yang baik dilakukan, yang tidak baik dihindari.
Kita tahu marah itu tidak baik, tetapi kita tetap menjalani/melakukannya. Sementara kita tahu di dalam Buddhang saranam gachami (Aku berlindung kepada Buddha) bermakna: sesuatu yang tidak baik, dihindari ! itulah yang benar !
Ini juga berkaitan dengan Dhammang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Dhamma), dimana kita harus bertanggung jawab pada perbuatan kita. Melakukan kebenaran berdasarkan Dhamma, mengakui kesalahan & memperbaikinya.
Sanghang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Sangha): mereka-mereka yang mampu melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari sehingga selalu bertindak lurus, benar, dan patut, itulah yang pantas kita turuti.
Maka itulah perlindungan sejati. Kemanapun kita pergi akan selamat. Timbunan kebajikan ini mengkondisikan kita berada pada tempat yang tepat dan waktu yang sesuai.
Contoh : Saat seseorang yang berada di tempat sepi, ingin menolong korban kecelakaan tabrak lari, namun ia dipergoki penduduk dan disangka sebagai penabrak sehingga dia malah yang digebugi oleh massa, ini berarti dia berada pada tempat yang tidak tepat, pada waktu yang tidak sesuai. Sebaliknya, orang-orang yang selamat dari mara bencana-gempa, banjir, longsor, bom; karena mereka telah meninggalkan tempat tepat beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi. Mereka dapat dikatakan sebagai orang yang terlindung oleh kebajikan mereka masing-masing. Perlindungan sejati seperti ini dapat terjadi karena berasal dari perbuatan kebajikan kita sendiri yang lurus,patut , dan benar melalui pelaksanaan pernyataan Buddham, Dhammam, Sangham saranang gachami.
Beberapa pertanyaan pengunjung setelah selesai uraian Dhamma :
1. Kenapa ada kejadian disaat ada bencana banjir, semua tergenang namun altar Sang Buddha selamat dari musibah ?
BU.M (Bhikkhu Uttamo Mahathera) : untuk kasus altar bebas banjir, ini pasti akan terjadi terutama bagi altar yang berada di lantai tingkat 8 (tawa meledak). Tetapi apakah ada altar yang bebas dari kebakaran ? (BU.M balik bertanya). Ada, dan memang itu ada nyata. Tapi lebih banyak altar yang sebagai penyebab dari kebakaran (tawa meledak kembali). Banyak kasus lilin altar disenggol kucing dan mengakibatkan timbulnya kasus kebakaran. Untuk hal ini, muncul pandangan keliru akan sebab terselamatkannya sebuah altar. Yang membuat selamat adalah karma baik dari si pemilik altar tersebut. Apabila terselamatkan, menimbulkan keyakinan yang makin besar terhadap Buddha sehingga puja-nya pun semakin sungguh-sungguh & yakin. Namun jika sebaliknya pun jangan sampai melunturkan keyakinan terhadap Ajaran kebenaran & kebajikan.
2.Relik gigi geraham Sang Buddha saja 10cm, seberapa besar tubuhnya? Angulimala apa memiliki relik?
BU.M : sebagai info, sesuai dengan ilmu kedokteran, gigi paling belakang sudah mulai berkurang fungsinya sehingga di masa sekarang gigi geraham paling belakang lebih banyak yang dicabut karena kurang bermanfaat. Adapun bentuk fisik juga mengalami proses evolusi dari tahun ke tahun. Sehingga tidak mustahil pada 3000th lalu, pada jaman Sang Buddha masih hidup, manusia memiliki tubuh yang memang jauh lebih besar, sehingga struktur giginya pun demikian.
Angulimala; Bahwa perilaku manusia sebetulnya tidak mempengaruhi pencapaian kesucian,kecuali apabila melakukan salah satu dari 5 keburukan/kejahatan besar yaitu membunuh ayah, membunuh ibu, melukai seorang Sammasambuddha, membunuh arahatta dan memecah belah Sangha.Untunglah Sang Buddha menolong Angulimala agar tdk memotong jari ibu kandungnya. Oleh karenanya kita bisa melihat relik dari Arahatta Angulimala. Perlu digarisbawahi, Orang yg suci bila dikremasi keluar relik. Tetapi setiap manusia yang dikremasi saat meninggal dan terdapat relic, belum tentu dia suci. Hal ini dapat diibaratkan, kucing adalah hewan berkaki empat, namun tidak semua hewan berkaki empat adalah kucing. Masih ada kambing, sapi, kerbau dsb.
Oleh karena itu, relik bukanlah untuk dipuja secara berlebihan. Relik dapat dijadikan motivator seseorang untuk melakukan kebajikan secara maksimal sehingga mungkin saja suatu saat setelah meninggal dan dkremasi, dalam diri sendiri akan terdapat relik. Untuk itu, perbaiki secara total perilaku hidup sehari-hari. Kerjakan hal-hal yang baik dengan badan. Kendalikan ucapan,tak usah lah menambah sesuatu yg jelek menjadi lebih jelek. Bicarakan yg baik-baik saja,yang positif saja,dan bermuditacita. Isi pola pikir dg hal2 yg baik. Itu lebih penting.
Mulai saat ini kembangkan sesuatunya dengan yang baik,sekecil-kecilnya kebajikan, jika diteruskan akan menjadi besar dan menjadi kebiasaan yang baik (habit). Karenanya mengapa dana makan dilakukan/ dipersembahkan satu per satu,tidak lain adalah untuk mengoptimalkan kebajikan dari hal-hal yg dilakukan berulang-ulang,meskipun itu kecil. Pikiran adalah PELOPOR !
Adanya relik gigi Sang Buddha, tentu sebagai bukti bahwa Sang Buddha pernah ada di dunia ini! Jadi, Puja Relik ini bisa digunakan untuk meningkatkan keyakinan kita pada Buddha ,Dhamma, Sangha.
3.Bagaimana soal kiamat 2012?
BU.M: issue itu sdh muncul berkali-kali.Umat Buddha bisa menyikapinya dengan: berbasiskan Tipitaka;
- kehidupan tdk kekal,segala sesuatu yang terbentuk, tidak kekal, jadi bumi pun pasti kiamat
Masalahnya : kpn kiamat??!!
Tanda2 kiamat menurut Tripitaka :
-setelah muncul matahari lebih dari satu, tepatnya berjumlah 7 matahari.
-ajaran Dhamma makin lama makin sedikit pengikutnya,smua makin punah,bhikkhu sudah tidak menggunakan jubah lagi dan tanda-tanda jubah makin kecil,hanya dipergelangan tangan saja (spt gelang pita) – dengan pita tersebut sudah menunjukkan kebhikkhuan seseorang, sehingga orang semakin sulit percaya pada apa yang diajarkannya.
-umur manusia makin rendah hanya sampai 10th, kemudian naik lagi sampai rata-rata 84.000th, lalu muncul Buddha Maitrea, dengan ajaran yang sama. Dapat disimpulkan, 2012 masih belum kiamat.
Tapi kalau bencana,mungkin. Karena menurut beberapa penyelidikan, tahun 2012 akan terjadi badai di matahari. Ini bisa mengganggu iklim di bumi. Jadi yg datang itu bukan Ki-Amat , tapi Nyi-Amat !! (jokes Bhante)
Nb: Ringkasan ini di tulis oleh Sdri Lie Fang ( officer BUC dari Bali ) yang sengaja datang dari Bali untuk membantu tugas kepanitiaan BUC di acara Puja Relik tersebut. Anumodana atas bantuan dan ringkasannya ini. Ringkasannya sangat bermanfaat bagi teman-teman anggota BUC lainnya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut.
Anumodana juga buat teman-teman officer BUC lainnya atas bantuannya pada acara Puja Relik tersebut seperti dari Balikpapan, Tanggerang, Surabaya, Jakarta, Binus, Untar, Trisakti, Ekayana dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Wednesday, November 18, 2009
Fakta dibalik konspirasi KPK, percaya ato kagak? ato ini malah fakta konspirasi SBY?
Oleh : Rina Dewreight
Apa yang terjadi selama ini sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi besar yang memang bertujuan mengkriminalisasi institusi KPK. Dengan cara terlebih dahulu mengkriminalisasi pimpinan, kemudian menggantinya sesuai dengan orang-orang yang sudah dipilih oleh “sang sutradara”, akibatnya, meskipun nanti lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.
Agar Anda semua bisa melihat persoalan ini lebih jernih, mari kita telusuri mulai dari kasus Antasari Azhar. Sebagai pimpinan KPK yang baru, menggantikan Taufiqurahman Ruqi, gerakan Antasari memang luar biasa. Dia main tabrak kanan dan kiri, siapa pun dibabat, termasuk besan Presiden SBY.
Antasari yang disebut-sebut sebagai orangnya Megawati (PDIP), ini tidak pandang bulu karena siapapun yang terkait korupsi langsung disikat. Bahkan, beberapa konglomerat hitam — yang kasusnya masih menggantung pada era sebelum era Antasari, sudah masuk dalam agenda pemeriksaaanya.
Tindakan Antasari yang hajar kanan-kiri, dinilai Jaksa Agung Hendarman sebagai bentuk balasan dari sikap Kejaksaan Agung yang tebang pilih, dimana waktu Hendraman jadi Jampindsus, dialah yang paling rajin menangkapi Kepala Daerah dari Fraksi PDIP. Bahkan atas sukses menjebloskan Kepala Daerah dari PDIP, dan orang-orang yang dianggap orangnya Megawati, seperti ECW Neloe, maka Hendarman pun dihadiahi jabatan sebagai Jaksa Agung.
Setelah menjadi Jaksa Agung, Hendarman makin resah, karena waktu itu banyak pihak termasuk DPR menghendaki agar kasus BLBI yang melibatkan banyak konglomerat hitam dan kasusnya masih terkatung –katung di Kejaksaan dan Kepolisian untuk dilimpahkan atau diambilalih KPK. Tentu saja hal ini sangat tidak diterima kalangan kejaksaan, dan Bareskrim, karena selama ini para pengusaha ini adalah tambang duit dari para aparat Kejaksaan dan Kepolisian, khususnya Bareskrim. Sekedar diketahui Bareskrim adalah supplier keungan untuk Kapolri dan jajaran perwira polisi lainnya.
Sikap Antasari yang berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY sangat marah kala itu. Hanya, waktu itu ia harus menahan diri, karena dia harus menjaga citra, apalagi moment penahanan besannya mendekati Pemilu, dimana dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh orang-orang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai untuk bahan kampanye, bahwa seorang SBY tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi. SBY terus mendendam apalagi, setiap ketemu menantunya Anisa Pohan , suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.
Dendam SBY yang membara inilah yang dimanfaatkan oleh Kapolri dan Jaksa Agung untuk mendekati SBY, dan menyusun rencana untuk “melenyapkan” Antasari. Tak hanya itu, Jaksa Agung dan Kapolri juga membawa konglomerat hitam pengemplang BLBI [seperti Syamsul Nursalim, Agus Anwar, Liem Sioe Liong, dan lain-lainnya), dan konglomerat yang tersandung kasus lainnya seperti James Riyadi (kasus penyuapan yang melibatkan salah satu putra mahkota Lippo, Billy Sindoro terhadap oknun KPPU dalam masalah Lipo-enet/Astro, dimana waktu itu Billy langsung ditangkap KPK dan ditahan), Harry Tanoe (kasus NCD Bodong dan Sisminbakum yang selama masih mengantung di KPK), Tommy Winata (kasus perusahaan ikan di Kendari, Tommy baru sekali diperiksa KPK), Sukanto Tanoto (penggelapan pajak Asian Agri), dan beberapa konglomerat lainnya].
Para konglomerat hitam itu berjanji akan membiayai pemilu SBY, namun mereka minta agar kasus BLBI , dan kasus-kasus lainnya tidak ditangani KPK. Jalur pintas yang mereka tempuh untuk “menghabisi Antasari “ adalah lewat media. Waktu itu sekitar bulan Februari- Maret 2008 semua wartawan Kepolisian dan juga Kejaksaan (sebagian besar adalah wartawan brodex – wartawan yang juga doyan suap) diajak rapat di Hotel Bellagio Kuningan. Ada dana yang sangat besar untuk membayar media, di mana tugas media mencari sekecil apapun kesalahan Antasari. Intinya media harus mengkriminalisasi Antasari, sehingga ada alasan menggusur Antasari.
Nyatanya, tidak semua wartawan itu “hitam”, namun ada juga wartawan yang masih putih, sehingga gerakan mengkriminalisaai Antasari lewat media tidak berhasil.
Antasari sendiri bukan tidak tahu gerakan-gerakan yang dilakukan Kapolri dan Jaksa Agung yang di back up SBY untuk menjatuhkannya. Antasari bukannya malah nurut atau takut, justeru malah menjadi-hadi dan terkesan melawan SBY. Misalnya Antasari yang mengetahui Bank Century telah dijadikan “alat” untuk mengeluarkan duit negara untuk membiayai kampanye SBY, justru berkoar akan membongkar skandal bank itu. Antasari sangat tahu siapa saja operator –operator Century, dimana Sri Mulyani dan Budiono bertugas mengucurkan duit dari kas negara, kemudian Hartati Mudaya, dan Budi Sampurna, (adik Putra Sanpurna) bertindak sebagai nasabah besar yang seolah-olah menyimpan dana di Century, sehingga dapat ganti rugi, dan uang inilah yang digunakan untuk biaya kampanye SBY.
Tentu saja, dana tersebut dijalankan oleh Hartati Murdaya, dalam kapasitasnya sebagai Bendahara Paratai Demokrat, dan diawasi oleh Eddy Baskoro plus Djoko Sujanto (Menkolhukam) yang waktu itu jadi Bendahara Tim Sukses SBY. Modus penggerogotan duit Negara ini biar rapi maka harus melibatkan orang bank (agar terkesan Bank Century diselamatkan pemerintah), maka ditugaskan lah Agus Martowardoyo (Dirut Bank Mandiri), yang kabarnya akan dijadikan Gubernur BI ini. Agus Marto lalu menyuruh Sumaryono (pejabat Bank Mandiri yang terkenal lici dan korup) untuk memimpin Bank Century saat pemerintah mulai mengalirkan duit 6,7 T ke Bank Century.
Antasari bukan hanya akan membongkar Century, tetapi dia juga mengancam akan membongkar proyek IT di KPU, dimana dalam tendernya dimenangkan oleh perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara Demokrat). Antasari sudah menjadi bola liar, ia membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga Kepolisian, Kejaksaan, dan para konglomerat , serta para innercycle SBY. Akhirnya Kapolri dan Kejaksaan Agung membungkam Antasari. Melalui para intel akhirnya diketahui orang-orang dekat Antasari untuk menggunakan menjerat Antasari.
Orang pertama yang digunakan adalah Nasrudin Zulkarnaen. Nasrudin memang cukup dekat Antasari sejak Antasari menjadi Kajari, dan Nasrudin masih menjadi pegawai. Maklum Nasrudin ini memang dikenal sebagai Markus (Makelar Kasus). Dan ketika Antasari menjadi Ketua KPK, Nasrudin melaporkan kalau ada korupsi di tubuh PT Rajawali Nusantara Indonesia (induk Rajawali Putra Banjaran). Antasari minta data-data tersebut, Nasrudin menyanggupi, tetapi dengan catatan Antasari harus menjerat seluruh jajaran direksi PT Rajawali, dan merekomendasarkan ke Menteri BUMN agar ia yang dipilih menjadi dirut PT RNI, begitu jajaran direksi PT RNI ditangkap KPK.
Antasari tadinya menyanggupi transaksi ini, namun data yang diberikan Nasrudin ternyata tidak cukup bukti untuk menyeret direksi RNI, sehingga Antasari belum bisa memenuhi permintaan Nasrudin. Seorang intel polsi yang mencium kekecewaan Nasrudin, akhirnya mengajak Nasrudin untuk bergabung untuk melindas Antasari. Dengan iming-iming, jasanya akan dilaporkan ke Presiden SBY dan akan diberi uang yang banyak, maka skenario pun disusun, dimana Nasrudin disuruh mengumpan Rani Yulianti untuk menjebak Antasari.
Rupanya dalam rapat antara Kapolri dan Kejaksaan, yang diikuti Kabareskrim. melihat kalau skenario menurunkan Antasari hanya dengan umpan perempuan, maka alasan untuk mengganti Antasari sangat lemah. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk melenyapkan Nasrudin, dimana dibuat skenario seolah yang melakukan Antasari. Agar lebih sempurna, maka dilibatkanlah pengusaha Sigit Hario Wibisono. Mengapa polisi dan kejaksaan memilih Sigit, karena seperti Nasrudin, Sigit adalah kawan Antasari, yang kebetulan juga akan dibidik oleh Antasari dalam kasus penggelapan dana di Departemen Sosial sebasar Rp 400 miliar.
Sigit yang pernah menjadi staf ahli di Depsos ini ternyata menggelapakan dana bantuan tsunami sebesar Rp 400 miliar. Sebagai teman, Antasari, mengingatkan agar Sigit lebih baik mengaku, sehingga tidak harus “dipaksa KPK”. Nah Sigit yang juga punya hubungan dekat dengan Polisi dan Kejaksaan, mengaku merasa ditekan Antasari. Di situlah kemudian Polisi dan Kejaksaan melibatkan Sigit dengan meminta untuk memancing Antasari ke rumahnya, dan diajak ngobrol seputar tekana-tekanan yang dilakukan oleh Nasrudin. Terutama, yang berkait dengan “terjebaknya: Antasari di sebuah hotel dengan istri ketiga Nasrudin.
Nasrudin yang sudah berbunga-bunga, tidak pernah menyangka, bahwa akhirnya dirinyalah yang dijadikan korban, untuk melengserkan Antasari selama-laamnya dari KPK. Dan akhirnya disusun skenario yang sekarang seperti diajukan polisi dalam BAP-nya. Kalau mau jujur, eksekutor Nasrudin buknalah tiga orang yangs sekarang ditahan polisi, tetapi seorang polisi (Brimob ) yang terlatih.
Bibit dan Chandra. Lalu bagaimana dengan Bibit dan Chandra? Kepolisian dan Kejaksaan berpikir dengan dibuinya Antasari, maka KPK akan melemah. Dalam kenyataannya, tidak demikian. Bibit dan Chandra , termasuk yang rajin meneruskan pekerjaan Antasari. Seminggu sebelum Antasari ditangkap, Antasari pesan wanti-wanti agar apabila terjadi apa-apa pada dirinya, maka penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan.
Itulah sebabnya KPK terus akan menyelidiki Bank Century, dengan terus melakukan penyadapan-penyadapan. Nah saat melakukan berbagai penyadapan, nyangkutlah Susno yang lagi terima duit dari Budi Sammpoerna sebesar Rp 10 miliar, saat Budi mencairkan tahap pertama sebasar US $ 18 juta atau 180 miliar dari Bank Century. Sebetulnya ini bukan berkait dengan peran Susno yang telah membuat surat ke Bank Century (itu dibuat seperti itu biar seolah–olah duit komisi), duit itu merupakan pembagian dari hasil jarahan Bank Century untuk para perwira Polri. Hal ini bisa dipahami, soalnya polisi kan tahu modus operansi pembobolan duit negara melalui Century oleh inner cycle SBY.
Bibit dan Chandra adalah dua pimpinan KPK yang intens akan membuka skandal bank Bank Century. Nah, karena dua orang ini membahayakan, Susno pun ditugasi untuk mencari-cari kesalahan Bibit dan Chandra. Melalui seorang Markus (Eddy Sumarsono) diketahui, bahwa Bibit dan Chandra mengeluarkan surat cekal untuk Anggoro. Maka dari situlah kemudian dibuat Bibit dan Chandra melakukan penyalahgunaan wewenang.
Nah, saat masih dituduh menyalahgunakan wewenang, rupanya Bibit dan Chandra bersama para pengacara terus melawan, karena alibi itu sangat lemah, maka disusunlah skenario terjadinya pemerasan. Di sinilah Antasari dibujuk dengan iming-iming, ia akan dibebaskan dengan bertahap (dihukum tapi tidak berat), namun dia harus membuat testimony, bahwa Bibit dan Chandra melakukan pemerasan.
Berbagai cara dilakukan, Anggoro yang memang dibidik KPK, dijanjikan akan diselsaikan masalahnya Kepolisian dan Jaksa, maka disusunlah berbagai skenario yang melibatkanAnggodo, karena Angodo juga selama ini sudah biasa menjadi Markus. Persoalan menjadi runyam, ketika media mulai mengeluarkan sedikir rekaman yang ada kalimat R1-nya. Saat dimuat media, SBY konon sangat gusar, juga orang-orang dekatnya, apalagi Bibit dan Chandra sangat tahu kasus Bank Century. Kapolri dan Jaksa Agung konon ditegur habis Presiden SBY agar persoalan tidak meluas, maka ditahanlah Bibit dan Chandra ditahan. Tanpa diduga, rupanya penahaan Bibit dan Chandra mendapat reaksi yang luar biasa dari publik maka Presiden pun sempat keder dan menugaskan Denny Indrayana untuk menghubungi para pakar hokum untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).
Demikian, sebetulnya bahwa ujung persoalan adalah SBY, Jaksa Agung, Kapolri, Joko Suyanto, dan para kongloemrat hitam, serta innercycle SBY (pengumpul duit untk pemilu legislative dan presiden). RASANYA ENDING PERSOALAN INI AKAN PANJANG, KARENA SBY PASTI TIDAK AKAN BERANI BERSIKAP. Satu catatan, Anggoro dan Anggodo, termasuk penyumbang Pemilu yang paling besar.
Jadi mana mungkin Polisi atau Jaksa, bahkan Presiden SBY sekalipun berani menagkap Anggodo!
Sunday, November 8, 2009
Beautiful n health spa
Feeling drained due to hard work that saps your mind and energy? Perhaps it's time to pamper yourself with a spa treatment.
Spa is an abbreviation of solus per aqua, which means health by or through water. However, it has developed to include massage and other salon and body care treatments.
While in 15th century Egypt the spa was part of the world of doctors and medicine, the modern spa is synonymous with the beauty parlor and provides body and health care in great comfort. Spas offer holistic treatments that cover body massages, body scrubs, whitening masks, aroma therapy, milk baths and music.
Spa treatments usually take between one and a half and two hours for massage, body scrub, bathing and soaking in refreshing spices. Spa treatments have a lot of benefi ts as they smoothen, tighten, whiten and nourish the skin, relax the muscles and detoxify the body.
The spa in modern times is an oasis for women and men who crave beauty and health. Spa treatments are not exclusively for high-income earners but are also coveted by many middle income earners, although most may fi nd them beyond their budget. Spa treatments have indeed become a new lifestyle.
Many spas have mushroomed in the country's major cities, including one established by the Martha Tilaar Group, which operate many branches through a subsidiary, PT Cantika Puspa Pesona (CPP). The company now owns 68 spa centers both in Indonesia and abroad, such as in Greece, Japan and Ukraine, franchised or owned by the company under the name Salon & Day Spa.
To appear beautiful, attractive and fresh is the dream of every woman and this is the platform on which Martha Tilaar's business is based. It is able to harmoniously unite physical and inner beauty using the ancient Javanese practice of combining physical treatment with meditation and bio energy, which encompasses aroma and other therapies.
The Martha Tilaar Group offers various spa treatments, such as body scrub malih warni (change of skin color), Dewi Sri Spa, Sekar Sari Spa and Dara Putih aromatic milk spa.
"Apart from offering physical beauty, our spas also make the body fresh and more relaxed with aroma therapy," said one of the therapists.
Personalized service and a comfortable atmosphere are also offered by Reggia Spa Sanctuary, which is located in Kebayoran Baru, South Jakarta. It understands the unique and different needs of every individual and strives to meet their demands.
It specializes in the medical spa. It is very similar to most spas except that the therapists have basic medical knowledge. It is a solution for physical care using a non-surgical method and the world's premium brands, sophisticated technology and fi ve-star service to ensure customer satisfaction.
Unlike in the US and Europe, the medical spa concept is not very common in Indonesia.
"Supervision by professional doctors is required to monitor a customer's condition during and after treatment to see the progress of the treatment and to provide solutions should there be problems," said one of the doctors at such a medical spa.
Beauty treatment ala salon and a la hospital is nowadays inseparable in some spas. It is part of today's lifestyle. This is also provided by Susan Waine, which specializes in obesity, which all women in the world fear.
Susan Waine provides the most effective service and solution for obesity. If you want to slim down in areas around the stomach, thighs and arms, Susan Waine has the solution. It has a sophisticated analyzing machine made in Italy that can precisely analyze the physical care required by a customer.
Supported by a computerized system and renowned French and Italian products, Susan Waine provides slimming solutions without pain, or drastic loss of excessive fat or fl uid. Clients do not have to live on excessive or rigid diets that can have a negative effect on their health.
A professional trainer will personally guide you during your fi tness hours using the latest equipment so that there is no risk of pain or sprain. Susan Waine also has various classes, such as aerobics, yoga, tai chi, Pilates, hip hop, salsa and gymnastics for pregnant women. After a class, a customer is pampered with sauna and steam facilities.
As a one-stop treatment center, Susan Waine provides the most complete services for customers in Jakarta. After a workout, clients do not have to go home with wet hair because Susan Waine has a beauty and hair salon as well. Through the hands of a professional therapist using renowned French brands, the customer is once again fresh and in high spirits.
Contributor : Burhanudin Abe, The Jakarta Post