Kunjungan ke Jejamuran sebenarnya udah lama, tapi belum sempat aja membahasnya. Tapi kalo belum nulis tentang restaurant yang lagi IN di Yogyakarta ini kayaknya ada sesuatu yang kurang. Jejamuran restoran tampil dengan desain yang sangat tradisional, dengan interior kayu dan kain-kain yang dihias seperti kelambu. Sebenarnya agak membingungkan, apa sih maunya sang desain interior, mau kesan etnik dan jadul banget atau etnic luxurious, kalo mau sekalian etnik jadul yan mendingan pake kain batik toh? Lebih dapat feel-nya, kalau mau etnic luxurious, yah semua furniture-nya kudu diganti, terserah sih pilih yang mana, tapi dari segi design sih agak 'rancu' mau dibawa kemana restoran ini.
Keambiguitas restoran ini tidak sampai disitu, bayangkan aja lagi di tanah jawa, di restoran yang design begini, kami yang menjadi customer di restoran ini disuguhi lagu Batak, iya ngak salah, lagu Batak bukan Jawa, aneh ngak sih? Semakin bingung mau dibawa kemana restoran ini, branding-nya gimana yah?
Tapi ya sudahlah, perut benar-benar lapar banget dari Borobudur, mau pesan yaoloooh tipikal orang Jawa, lama teunan, kita yang lapar yah udah tidak sabar mau pesan malah 'dikacangin'. Udah tidak sabar, minta mbak-nya untuk memberikan menu ke kita, dan dengan cepat pesan sembarang menu yang penting cepat dan segera disajikan. Laparnya udah tidak tertahan lagi sih.
Yang paling menarik perhatian adalah mereka menyediakan Carica! Aaaah, wajib pesan, udah ngidam berat Carica Dieng, tetapi kenapa harus ditambahin batang serai?! (6/10) Yang belum pernah nyoba Carica wajib coba, ini buah terenak dan paling segar! Cuma ada di Dieng lho! Dan saya memesan wedang jahe karena lagi agak gerimis, tetapi wedang jahenya pahit minta ampun, tidak enak ditambah dengan bau serai yang begitu tajam, minuman ini tidak drinkable banget yah akhirnya kita tumpahin saja, jangan pesan! :S Saya juga sedikit heran, kenapa mereka menambahkan serai di setiap minuman, IMO rasa asli minuman Carica jadi terganggu dengan bau tengik dari serai.
|
Carica Squash |
|
Wedang Jahe |
Oke, selanjutnya kita bahas tentang makanan, karena tidak terlalu memperhatikan apa saja dan sudah banyak menu yang sudah not available, kita pesan saja apa yang ada. Dan the lucky menu yang dipesan adalah Dadar Shitake, Lumpia Jamur, Crispy Tiram, Jamur Pedas, Rendang Jamur, dan Jamur Lombok Ijo. Sate Jamur, Asam Manis sudah sold out. Ya udahlah, kayaknya sudah lumayan banyak pesanan kami, padahal yang makan cuma 3 orang saja.
|
Dadar Shitake |
|
Lumpia Jamur |
|
Crispy Tiram |
|
Jamur Pedas |
|
Jamur Lombok Ijo |
|
Rendang Jamur |
|
Lunch Time at Jejamuran |
Dan setelah icip-icip semua menu dengan perut yang lapar, tetapi lidah masih bisa mencicipi dengan baik. My favorite is Jamur Lombok Ijo, kenapa? It was very nostalgic, like my mom dish! Bit Spicy and crunchy mushrooms. (7.5/10). Dadar Shitake tidak terlalu spesial, yah anggap aja lagi bikin telor dadar, tambahin aja potongan jamur shitake (5/10). Lumpia jamur-nya cukup baik, dan hal yang penting adalah lumpia ini lumpia basah, tidak digoreng, jadi sangat sehat (6.5/10). Untuk Crispy Tiram, saya rasa tidak ada bahan MSG di tepungnya, ini sebuah nilai plus, jadi cukup layak dinikmati (6.5/10). Sedangkan jamur pedas-nya seperti yah daging-dagingan vegetarian di masak pedas aja sih, nothing special (6/10). Untuk rendang jamur, yah seperti rendang vegetarian, jadi oke lah dan wajib dipesan juga (6.5/10).
Untuk harga, relatif, murah tidak juga bila kita bandingkan dengan bahan yang mereka pakai. Untuk semua makanan + minuman yang kami pesan, total IDR 160,000 untuk bertiga, tidak murah juga kan untuk menu hanya jamur saja. Overall, restoran Jejamuran saya berikan rate (6.5/10). Apalagi dengan berbagai recommended dari berbagai pihak, IMO sebagian orang terlalu overrated. It just okay for me, how your opinion?
No comments:
Post a Comment