Pernahkah Anda merasa terlalu tua untuk melakukan sesuatu?
Pernahkah Anda merasa sudah terlalu untuk belajar?
Pernahkah Anda merasa sudah terlalu tua untuk memulai karir?
Pernahkah Anda merasa sudah terlalu tua bla bla bla?
Kebanyakan orang merasa momok menakutkan bila ditanyakan soal umur, karena mereka takut untuk dibilang "tua". But, I have another problem now, since I'm too young to be a professional employee. Iya, umur dipermasalahkan saudara-saudara, karena terlalu muda. Unreasonable banget!
Saya juga punya cerita tentang seorang teman A yang naksir berat dengan teman saya yang lain dengan inisial B. Si A dan si B ini akhirnya dipertemukan oleh saya, si B memang jauh lebih tua dibandingkan si A, lambat laun si A mulai jatuh hati kepada si B yang memang lebih dewasa, dan sampai suatu saat... duaaaar... Si A menyatakan isi hatinya kepada si B, tetapi B menolaknya dengan alasan umur... Si A terlalu muda..
Untuk konsep sebuah hubungan relationship, hal ini mungkin bisa dimaklumi, terutama bila si cewe lebih tua dan seleranya bukan kepada brondong-brondong. Tentu saja juga si cewe tidak ingin menafkahi seseorang yang lebih muda darinya. Untuk hidup sendiri aja kadang kudu ngirit, nanti kalo pacaran dengan cowo yang lebih muda harus nombok? Kalau sudah tidak suka dengan yang brondong sih, cinta tak bisa dipaksa, menolak itu wajar. Tapi kalo sama-sama suka dan okay, yah lanjutkan aja =3
Nah, bagaimana dengan konsep dunia profesional? Terlalu muda untuk mendapatkan gaji yang lumayan? Kemudaan untuk melakukan suatu pekerjaan? Terlalu muda untuk memikul tanggung jawab? Memang banyak orang yang berumur muda, dan tidak akan bisa diberikan tanggung jawab. Tetapi, tentu saja ada "special case", yang muda yang berani, yang muda yang produktif, dan yang muda yang beraksi.
Atasannya langsung tentu saja bisa menilai apa yang bawahannya kerjakan setiap hari, bagaimana pekerjaan yang dilakukan sesuai atau tidak dengan kebutuhan perusahaan. Dan tentu saja bisa menilai, apakah bawahannya sudah bisa dinaikkan jabatannya, atau sudah bisa di-propose untuk meng-lead, tapi untuk kasus-kasus anomali, terkadang harus melalui proses HR Committe, dan menjadi putusan direksi. Umur dan pengalaman kerja, semuanya di normalisasi, tidak dilihat anomali, keunggulan seseorang.
Penilaian normatif secara general tentu saja pada 'masa kerja' dibandingkan sumbangsih yang lebih baik. Banyak atasan juga segan untuk memberikan kesempatan kepada yang lebih muda, karena ada senior-senior yang belum mendapatkan hak lebih. Senioritas birokrasi, tentu saja ADA. Tetapi sebagai pemimpin yang lebih profesional, seharusnya seorang atasan harus dapat memberikan semangat, agar seorang yang lebih senior juga dapat bersaing dengan yang lebih muda, yang lebih memiliki ide-ide fresh untuk pengembangan diri. Bukan bermaksud tidak memberikan kesempatan yang lebih baik kepada yang lebih senior, apabila tidak dapat berkembang, kasihan juga kan yang junior, terus menunggu.
Kesempatan inilah yang membuat para junior, gemar untuk banting setir karena tidak adanya kesempatan berkembang. Resign adalah salah satu jawaban agar tidak terbelenggu dan terikat dalam ketidakpastian masa depan karena 'menunggu' tersebut. Jadi, tak heran banyak yang setelah 1-2 tahun segera lompat ke perusahaan tetangga, yang (mungkin) memberikan kesempatan di saat yang sekarang (mungkin) sudah sulit untuk mendapatkan kesempatan berkembang.
Tak jarang pula, apabila yang junior lebih diberikan kesempatan untuk berkembang, sang senior akan berulah dengan uring-uringan, menjadi burung 'beo' perusahaan, tentang atasannya yang tidak pernah memberikannya kesempatan, atasan yang pilh kasih atau manajemen yang tidak pernah 'melihat' dirinya yang telah lama bersumbangsih. Dilema..
Muda di umur, muda di pengalaman, belum tentu seorang karyawan tidak (lebih) profesional dibandingkan dengan seniornya. Pribadi masing-masing, linkungan, keluarga, pekerjaan akan membentuk pribadi yang berbeda di lingkungan kerja. Target pribadi, harapan masa depan, priuk nasi dan saldo tabungan adalah secercah harapan. Jadi, paling muda dibandingkan kolega di kantor? SIAPA TAKUT?
Pernahkah Anda merasa sudah terlalu untuk belajar?
Pernahkah Anda merasa sudah terlalu tua untuk memulai karir?
Pernahkah Anda merasa sudah terlalu tua bla bla bla?
Kebanyakan orang merasa momok menakutkan bila ditanyakan soal umur, karena mereka takut untuk dibilang "tua". But, I have another problem now, since I'm too young to be a professional employee. Iya, umur dipermasalahkan saudara-saudara, karena terlalu muda. Unreasonable banget!
Saya juga punya cerita tentang seorang teman A yang naksir berat dengan teman saya yang lain dengan inisial B. Si A dan si B ini akhirnya dipertemukan oleh saya, si B memang jauh lebih tua dibandingkan si A, lambat laun si A mulai jatuh hati kepada si B yang memang lebih dewasa, dan sampai suatu saat... duaaaar... Si A menyatakan isi hatinya kepada si B, tetapi B menolaknya dengan alasan umur... Si A terlalu muda..
Untuk konsep sebuah hubungan relationship, hal ini mungkin bisa dimaklumi, terutama bila si cewe lebih tua dan seleranya bukan kepada brondong-brondong. Tentu saja juga si cewe tidak ingin menafkahi seseorang yang lebih muda darinya. Untuk hidup sendiri aja kadang kudu ngirit, nanti kalo pacaran dengan cowo yang lebih muda harus nombok? Kalau sudah tidak suka dengan yang brondong sih, cinta tak bisa dipaksa, menolak itu wajar. Tapi kalo sama-sama suka dan okay, yah lanjutkan aja =3
Nah, bagaimana dengan konsep dunia profesional? Terlalu muda untuk mendapatkan gaji yang lumayan? Kemudaan untuk melakukan suatu pekerjaan? Terlalu muda untuk memikul tanggung jawab? Memang banyak orang yang berumur muda, dan tidak akan bisa diberikan tanggung jawab. Tetapi, tentu saja ada "special case", yang muda yang berani, yang muda yang produktif, dan yang muda yang beraksi.
Atasannya langsung tentu saja bisa menilai apa yang bawahannya kerjakan setiap hari, bagaimana pekerjaan yang dilakukan sesuai atau tidak dengan kebutuhan perusahaan. Dan tentu saja bisa menilai, apakah bawahannya sudah bisa dinaikkan jabatannya, atau sudah bisa di-propose untuk meng-lead, tapi untuk kasus-kasus anomali, terkadang harus melalui proses HR Committe, dan menjadi putusan direksi. Umur dan pengalaman kerja, semuanya di normalisasi, tidak dilihat anomali, keunggulan seseorang.
Penilaian normatif secara general tentu saja pada 'masa kerja' dibandingkan sumbangsih yang lebih baik. Banyak atasan juga segan untuk memberikan kesempatan kepada yang lebih muda, karena ada senior-senior yang belum mendapatkan hak lebih. Senioritas birokrasi, tentu saja ADA. Tetapi sebagai pemimpin yang lebih profesional, seharusnya seorang atasan harus dapat memberikan semangat, agar seorang yang lebih senior juga dapat bersaing dengan yang lebih muda, yang lebih memiliki ide-ide fresh untuk pengembangan diri. Bukan bermaksud tidak memberikan kesempatan yang lebih baik kepada yang lebih senior, apabila tidak dapat berkembang, kasihan juga kan yang junior, terus menunggu.
Kesempatan inilah yang membuat para junior, gemar untuk banting setir karena tidak adanya kesempatan berkembang. Resign adalah salah satu jawaban agar tidak terbelenggu dan terikat dalam ketidakpastian masa depan karena 'menunggu' tersebut. Jadi, tak heran banyak yang setelah 1-2 tahun segera lompat ke perusahaan tetangga, yang (mungkin) memberikan kesempatan di saat yang sekarang (mungkin) sudah sulit untuk mendapatkan kesempatan berkembang.
Tak jarang pula, apabila yang junior lebih diberikan kesempatan untuk berkembang, sang senior akan berulah dengan uring-uringan, menjadi burung 'beo' perusahaan, tentang atasannya yang tidak pernah memberikannya kesempatan, atasan yang pilh kasih atau manajemen yang tidak pernah 'melihat' dirinya yang telah lama bersumbangsih. Dilema..
Muda di umur, muda di pengalaman, belum tentu seorang karyawan tidak (lebih) profesional dibandingkan dengan seniornya. Pribadi masing-masing, linkungan, keluarga, pekerjaan akan membentuk pribadi yang berbeda di lingkungan kerja. Target pribadi, harapan masa depan, priuk nasi dan saldo tabungan adalah secercah harapan. Jadi, paling muda dibandingkan kolega di kantor? SIAPA TAKUT?
No comments:
Post a Comment