Terlahir di keluarga Chinese yang agak tradisional, tentu saja membuat saya tumbuh dengan segala macam aturan yang berlaku pada keluarga Chinese pada umumnya. Aturan-aturan atau norma-norma yang tidak tertulis yang harus dipatuhi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Mengikuti aturan yang berlaku agar terlihat sama dengan yang lain, agar bisa diterima di masyarakat
Dan tentu saja, apabila berkumpul dengan saudara-saudara, keluarga-keluarga chinese bakalan ngomongin soal anak, dan pencapaian anaknya. Yang pasti tidak jauh dari prestasi di sekolah, apa saja piala-piala / piagam penghargaan yang telah diterima oleh anak-anaknya. Hal ini tentu saja, saya menjadi bagian dari tiger parenting untuk dituntut mendapatkan nilai yang baik di segi akademik. Intimidasi? Hmm... Saya malah bersyukur orang tua saya seperti itu, sehingga saya tidak bermalas-malasan ketika bersekolah, dan merasa ada yang salah bila melakukan nyontek atau bolos sekolah.
Tentu saja tiger parenting yang saya alami tidak seperti yang diterapkan oleh Amy Chua kepada anaknya. Tiger parenting yang sempat menghebohkan seluruh dunia, setelah di-publish oleh Amy Chua bagaimana dia mendidik anaknya menjadi anak ASIAN yang superb di America. Salah satu caranya adalah harus selalu mendapatkan nilai minimal A di akademik, ikut berbagai macam ekskul dan harus menjadi populer dimana-mana. Keras dan agak sulit diterima oleh orang banyak.
Seperti pada video dibawah, di acara WWYD bila seorang orang tua yang melakukan tiger parenting dan memarahi anaknya ketika mendapatkan nilai A-. Apakah Anda peduli? Apakah Anda ingin ikut terlibat dan memberikan pengertian kepada orang tuanya? Apakah Anda setuju dengan tiger parenting? Atau Anda tidak peduli?
No comments:
Post a Comment