Harga minyak dunia naik.. pemerintah mau ga mau mewacanakan menaikkan harga minyak.
membatasi subsidi BBM, menghilangkan subsidi, membatasi pemakaian BBM..
Wacana ini kayaknya terus terjadi setiap waktu, tak akan bisa di hindarkan. Dana untuk biaya subsidi ini sangatlah besar dan siapa yang menikmati BBM subsidi? Apa tepat sasaran kepada orang-orang menengah ke bawah? Rasanya sulit untuk mengatakan 'Ya'
Subsidi BBM itu lebih dinikmati masyarakat menengah ke atas. Apakah saya pernah menikmati subsidi BBM? okay saya jawab 'TIDAK'. Dari dulu di daerah tempat tinggal saya yang jauh dari pusat kota, harga BBM sangat mahal. Tak pernah saya rasakan harga murah seperti masyarakat perkotaan. Semuanya sudah sangat mahal. Contoh saja, kampung halaman saya titiknya saja tidak ada di peta Indonesia. Peta Riau juga tak ada kelihatan nama daerahnya, Concong Luar.
Minyak naik, artinya harga kopra naik! Yeaaay!! Itu yang saya teriakkan, saya senang kalo minyak naik dan harga kopra naik. Daya beli masyarakat di kampung saya makin besar, mereka jadi berbelanja terus, tidak hidup miskin lagi dan toko saya di kampung kan jadi super rame! Yiiihaaa... gapapa saya di Jakarta menjadi lebih besar pengeluaran gara2 BBM naik, yang penting orang di daerah saya hidup lebih baik. hidup lebih layak. Pengeluaran sehari-hari untuk BBM saya paling cuma 10 persen dari pengeluaran bulanan. Kenaikan harga minyak akan menaikkan pendapatan keluarga saya hingga 20%, so untuk apa teriak-teriak harga minyak naik? Toh yang merasakan subsidi BBM bukan golongan bawah.
Memang kenaikan harga BBM selama 4bulan ini cukup telak. Shell super 6200 kini telah 7850, cukup mencengangkan tapi masih wajar karena harga minyak dunia memang naik drastis. Dan saya tetap tidak pernah memakai subsid BBM.
No comments:
Post a Comment