PELINDUNG YANG SEJATI BAGI DIRI SENDIRI
(DhammaTalk Puja Relik 15 November 2009 @MGK-JKT)
Begitu banyak orang, khususnya umat Buddha, meminta perlindungan dari berbagai sumber, ke pohon besar, keris, dan juga relik. Mereka bahkan ada yang menelan bulat-bulat relic tersebut. Menganggap relic adalah penakluk segala bahaya. Memohon pada relic untuk terbebas dari segala derita. Apakah ini tepat????
Selayaknya umat Buddha berlindunglah pada Tiratana yaitu Buddha , Dhamma, Sangha.
Namun bukan berarti berlindung pada Buddha kita menyembah patung/reliknya dan semuanya beres. Bukan itu ! Berlindung pada Dhamma, kita berlindung dibalik tumpukan buku-buku Dhamma yang tebal-tebal ? Bukan itu ! Selalu berada dekat-dekat Bhante agar aman untuk menyatakan berlindung pada Sangha ? Bukan itu !
Berlindung pada Buddha bermakna ; berusaha memiliki Kebijaksanaan selayaknya Buddha yang kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu mampu mengetahui pandangan , pikiran, perbuatan, mata pencaharian, ucapan, kesadaran, serta konsentrasi mana yang baik atau buruk, benar dan tidak benar. Terlihat jelas terukur kebenarannya yang dapat diukur dari batin kita sendiri. Jika kita masih bimbang dan merasa resah gelisah bahkan takut akan perbuatan kita sendiri, maka itu sebenarnya adalah perbuatan yang anda sendiri merasa bahwa itu sudah tidak benar untuk dilakukan. Jadi yang baik dilakukan, yang tidak baik dihindari.
Kita tahu marah itu tidak baik, tetapi kita tetap menjalani/melakukannya. Sementara kita tahu di dalam Buddhang saranam gachami (Aku berlindung kepada Buddha) bermakna: sesuatu yang tidak baik, dihindari ! itulah yang benar !
Ini juga berkaitan dengan Dhammang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Dhamma), dimana kita harus bertanggung jawab pada perbuatan kita. Melakukan kebenaran berdasarkan Dhamma, mengakui kesalahan & memperbaikinya.
Sanghang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Sangha): mereka-mereka yang mampu melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari sehingga selalu bertindak lurus, benar, dan patut, itulah yang pantas kita turuti.
Maka itulah perlindungan sejati. Kemanapun kita pergi akan selamat. Timbunan kebajikan ini mengkondisikan kita berada pada tempat yang tepat dan waktu yang sesuai.
Contoh : Saat seseorang yang berada di tempat sepi, ingin menolong korban kecelakaan tabrak lari, namun ia dipergoki penduduk dan disangka sebagai penabrak sehingga dia malah yang digebugi oleh massa, ini berarti dia berada pada tempat yang tidak tepat, pada waktu yang tidak sesuai. Sebaliknya, orang-orang yang selamat dari mara bencana-gempa, banjir, longsor, bom; karena mereka telah meninggalkan tempat tepat beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi. Mereka dapat dikatakan sebagai orang yang terlindung oleh kebajikan mereka masing-masing. Perlindungan sejati seperti ini dapat terjadi karena berasal dari perbuatan kebajikan kita sendiri yang lurus,patut , dan benar melalui pelaksanaan pernyataan Buddham, Dhammam, Sangham saranang gachami.
Beberapa pertanyaan pengunjung setelah selesai uraian Dhamma :
1. Kenapa ada kejadian disaat ada bencana banjir, semua tergenang namun altar Sang Buddha selamat dari musibah ?
BU.M (Bhikkhu Uttamo Mahathera) : untuk kasus altar bebas banjir, ini pasti akan terjadi terutama bagi altar yang berada di lantai tingkat 8 (tawa meledak). Tetapi apakah ada altar yang bebas dari kebakaran ? (BU.M balik bertanya). Ada, dan memang itu ada nyata. Tapi lebih banyak altar yang sebagai penyebab dari kebakaran (tawa meledak kembali). Banyak kasus lilin altar disenggol kucing dan mengakibatkan timbulnya kasus kebakaran. Untuk hal ini, muncul pandangan keliru akan sebab terselamatkannya sebuah altar. Yang membuat selamat adalah karma baik dari si pemilik altar tersebut. Apabila terselamatkan, menimbulkan keyakinan yang makin besar terhadap Buddha sehingga puja-nya pun semakin sungguh-sungguh & yakin. Namun jika sebaliknya pun jangan sampai melunturkan keyakinan terhadap Ajaran kebenaran & kebajikan.
2.Relik gigi geraham Sang Buddha saja 10cm, seberapa besar tubuhnya? Angulimala apa memiliki relik?
BU.M : sebagai info, sesuai dengan ilmu kedokteran, gigi paling belakang sudah mulai berkurang fungsinya sehingga di masa sekarang gigi geraham paling belakang lebih banyak yang dicabut karena kurang bermanfaat. Adapun bentuk fisik juga mengalami proses evolusi dari tahun ke tahun. Sehingga tidak mustahil pada 3000th lalu, pada jaman Sang Buddha masih hidup, manusia memiliki tubuh yang memang jauh lebih besar, sehingga struktur giginya pun demikian.
Angulimala; Bahwa perilaku manusia sebetulnya tidak mempengaruhi pencapaian kesucian,kecuali apabila melakukan salah satu dari 5 keburukan/kejahatan besar yaitu membunuh ayah, membunuh ibu, melukai seorang Sammasambuddha, membunuh arahatta dan memecah belah Sangha.Untunglah Sang Buddha menolong Angulimala agar tdk memotong jari ibu kandungnya. Oleh karenanya kita bisa melihat relik dari Arahatta Angulimala. Perlu digarisbawahi, Orang yg suci bila dikremasi keluar relik. Tetapi setiap manusia yang dikremasi saat meninggal dan terdapat relic, belum tentu dia suci. Hal ini dapat diibaratkan, kucing adalah hewan berkaki empat, namun tidak semua hewan berkaki empat adalah kucing. Masih ada kambing, sapi, kerbau dsb.
Oleh karena itu, relik bukanlah untuk dipuja secara berlebihan. Relik dapat dijadikan motivator seseorang untuk melakukan kebajikan secara maksimal sehingga mungkin saja suatu saat setelah meninggal dan dkremasi, dalam diri sendiri akan terdapat relik. Untuk itu, perbaiki secara total perilaku hidup sehari-hari. Kerjakan hal-hal yang baik dengan badan. Kendalikan ucapan,tak usah lah menambah sesuatu yg jelek menjadi lebih jelek. Bicarakan yg baik-baik saja,yang positif saja,dan bermuditacita. Isi pola pikir dg hal2 yg baik. Itu lebih penting.
Mulai saat ini kembangkan sesuatunya dengan yang baik,sekecil-kecilnya kebajikan, jika diteruskan akan menjadi besar dan menjadi kebiasaan yang baik (habit). Karenanya mengapa dana makan dilakukan/ dipersembahkan satu per satu,tidak lain adalah untuk mengoptimalkan kebajikan dari hal-hal yg dilakukan berulang-ulang,meskipun itu kecil. Pikiran adalah PELOPOR !
Adanya relik gigi Sang Buddha, tentu sebagai bukti bahwa Sang Buddha pernah ada di dunia ini! Jadi, Puja Relik ini bisa digunakan untuk meningkatkan keyakinan kita pada Buddha ,Dhamma, Sangha.
3.Bagaimana soal kiamat 2012?
BU.M: issue itu sdh muncul berkali-kali.Umat Buddha bisa menyikapinya dengan: berbasiskan Tipitaka;
- kehidupan tdk kekal,segala sesuatu yang terbentuk, tidak kekal, jadi bumi pun pasti kiamat
Masalahnya : kpn kiamat??!!
Tanda2 kiamat menurut Tripitaka :
-setelah muncul matahari lebih dari satu, tepatnya berjumlah 7 matahari.
-ajaran Dhamma makin lama makin sedikit pengikutnya,smua makin punah,bhikkhu sudah tidak menggunakan jubah lagi dan tanda-tanda jubah makin kecil,hanya dipergelangan tangan saja (spt gelang pita) – dengan pita tersebut sudah menunjukkan kebhikkhuan seseorang, sehingga orang semakin sulit percaya pada apa yang diajarkannya.
-umur manusia makin rendah hanya sampai 10th, kemudian naik lagi sampai rata-rata 84.000th, lalu muncul Buddha Maitrea, dengan ajaran yang sama. Dapat disimpulkan, 2012 masih belum kiamat.
Tapi kalau bencana,mungkin. Karena menurut beberapa penyelidikan, tahun 2012 akan terjadi badai di matahari. Ini bisa mengganggu iklim di bumi. Jadi yg datang itu bukan Ki-Amat , tapi Nyi-Amat !! (jokes Bhante)
Nb: Ringkasan ini di tulis oleh Sdri Lie Fang ( officer BUC dari Bali ) yang sengaja datang dari Bali untuk membantu tugas kepanitiaan BUC di acara Puja Relik tersebut. Anumodana atas bantuan dan ringkasannya ini. Ringkasannya sangat bermanfaat bagi teman-teman anggota BUC lainnya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut.
Anumodana juga buat teman-teman officer BUC lainnya atas bantuannya pada acara Puja Relik tersebut seperti dari Balikpapan, Tanggerang, Surabaya, Jakarta, Binus, Untar, Trisakti, Ekayana dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
No comments:
Post a Comment