Mendengar kata sahabat pasti yang yang ada dipikiran kita adalah seseorang yang selalu berada dekat dengan kita, selalu ada bersama kita melewati hari-hari yang akan kita jalani, kita lalui secara bersama-sama baik suka maupun duka. Tapi apakah ini sahabat sejati kita sebenarnya? Apakah dia orang yang selalu kita nantikan? Apakah dia akan selalu bersama kita? Semuanya anicca.
Sahabat tidak harus selalu ada 1x24jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan ataupun 360 hari setahun. Sahabat sejati tidak dapat diukur dari intensitas pertemuan, tidak dari seringnya bertatap muka, bertegur sapa, atau hanya berbasa-basi. Seorang sahabat tidak akan dapat selalu berada di dekat kita, ada saatnya mereka harus memiliki waktu untuk menyendiri, untuk hal privasi mereka. Namun, apabila kita membutuhkannya seorang sahabat sejati akan selalu ada buat kita baik dalam keadaan suka maupun keadaan duka. Disaat kita benar-benar membutuhkan dia, mereka akan selalu ada menemani kita. Bersama kita, membantu kita bangkit dari suramnya kegelisahan dalam diri kita.
Banyak orang beranggapan sahabat sejati itu harus selalu ada bila mereka dibutuhkan. Ingat, setiap orang hanya memiliki waktu 24jam yang sama dengan kita. Tapi, apakah kita selalu memberitahukan apa yang kita rasakan? Apakah kita selalu mencurahkan hari kepada mereka bila kita dalam kesusahan? Apakah kita selalu memiliki waktu mendengar feedback dari mereka? Hal inilah yang perlu kita renungkan terlebih dahulu =D
Untuk itu diperlukan kejujuran dalam hubungan persahabatan, pentingnya keterbukaan dalam suatu hubungan persahabatan. Pentingnya perasaan saling memiliki sesama sahabat. Perasaan mereka ada walaupun mereka jauh dari diri kita. Kejujuran terhadap kesalahan yang pernah dilakukan, kejujuran akan baik buruknya hal-hal yang kita lakukan. Kejujuran pada diri sendiri, kejujuran kepada orang disekitar kita sehingga tidak pernah ada yang merasa dibohongi. Keterbukaan terhadap masalah yang sedang dihadapi, menceritakan apa yang menjadi masalah dalam hidup kita agar seorang sahabat dapat memberikan pandangannya kepada kita, menjernihkan otak kita bahkan memberikan solusi yang terbaik bagi kita, bukan malah menutupi masalah yang sedang dihadapi, sehingga tidak ada orang yang tahu.
Kita mungkin menganggap untuk mendapatkan teman itu mudah tapi untuk mendapatkan seorang sahabat sejati bagaikan mencari jarum dikolam renang. Sebenarnya seorang sahabat sejati selalu ada didekat kita, mereka ada dimana-mana. Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah apakah kita bisa menerima bahwa orang itu adalah sahabat sejati bagi kita, apakah kita menyadari dia adalah orang yang selalu membantu kita, dia adalah orang yang selalu ada didekat kita, dia orang yang membantu kita bila kita dalam kesusahan, dia adalah orang yang bisa memberikan solusi kepada kita. Tapi, apakah kita menyadari hal ini? Apakah kita selalu sadar mereka selalu ada disekitar kita? Apakah kita sadar mereka selalu berusaha membantu kita?
Persahabatan tidak dapat diukur dari kuantitas tetapi dari kualitas. Tidak ada untungnya intensitas pertemuan tanpa adanya kualitas dari pertemuan itu. Yang terpenting adalah kualitas pertemuan itu sendiri, walaupun Cuma satu jam seminggu chatting di messenger, seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali bersms-an, tapi kualitas yang diperlukan dalam hubungan persahabatan sejati. Bagaimana kita menghargai sedikitnya waktu yang bisa kita lalui bersama membentuk suatu keakraban. Bukan dari seringnya intensitas pertemuan.
Satu pesan : persahabatan tidak dapat diukur dari kuantitas pertemuan namun kualitas pertemuan yang perlu diperhatikan.
No comments:
Post a Comment